Metode Analisis METODE PENELITIAN 3.1.

III. METODE PENELITIAN 3.1.

Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan antara lain berasal dari Tabel Input-Output I-O transaksi domestik atas dasar harga produsen tahun 2000 klasifikasi 175 sektor dari Badan Pusat Statistik BPS Pusat yang kemudian diagregasi oleh penulis menjadi 22 sektor dan beberapa data sekunder lainnya dari instansi dan dinas terkait lainnya. Penggunaan tabel I-O Indonesia tahun 2000 tersebut dikarenakan tabel I-O tersebut merupakan tabel terbaru selama penelitian ini berlangsung.

3.2. Metode Analisis

Untuk mengetahui peranan sektor industri kertas terhadap perekonomian Indonesia ini sebagai sektor penyedia input maupun sebagai sektor pemakai input, kemampuan untuk mendorong atau menarik sektor hulu dan hilirnya serta perannya dalam sektor kunci perekonomian dapat di kaji berdasarkam analisis keterkaitan, dampak penyebaran dan elastisitas input-output. Pada analisis keterkaitan, dampak penyebaran dan elastisitas ini alat yang digunakan adalah Microsoft Excel 2003. Pendekatan model I-O yang digunakan adalah model sisi permintaan demand-side model , hal ini dikarenakan faktor permintaan merupakan faktor eksogen yang mempengaruhi perekonomian. Pada analisisnya nanti dapat terlihat bahwa perekonomian dapat tumbuh apabila terdapat dorongan atau peningkatan pada permintaan akhir yang eksogen tersebut. Oleh karenanya, model analisis ini sering pula disebut dengan dengan model yang dikendalikan oleh sisi permintaan demand-driven model. 3.2.1. Koefisien Input Pada Tabel I-O, koefisien input atau koefisien teknologi merupakan perbandingan antara jumlah output sektor i yang digunakan dalam sektor j X ij dengan input total sektor j X j . Koefisien ini dapat diterjemahkan sebagai jumlah input dari sektor i yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor j. Secara matematik dapat dituliskan : X ij a ij = 3.1 X j Dimana : a ij adalah koefisisen input. Dengan demikian dapat disusun matriks sebagai berikut : a 11 X 1 + a 12 X 2 +………+ a 1n X n + F 1 = X 1 a 21 X 1 + a 22 X 2 +………+ a 2n X n + F 2 = X 2 3.2 : : : : : a n1 X 1 + a n2 X 2 +………+ a nn X n + F n = X n Atau persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi : a 11 ……. a 1n X 1 F 1 X 1 a 21 ……. a 2n X 2 F 2 = X 2 3.3 : : : + : : a 31 ……..… a nn X 3 F n X n A X F X AX + F = X Atau F = X - AX Jika terdapat perubahan pada permintaan akhir, maka akan ada perubahan pola pendapatan nasional. Jika ditulis dalam bentuk persamaan, maka dapat dituliskan sebagai berikut : AX + F = X Atau F = X - AX X = I - A -1 F 3.5 Dimana : I = Matriks identitas berukuran nxn yang elemennya memuat angka satu pada diagonalnya dan nol pada selainnya, F = Permintaan akhir, X = Output, I – A = Matriks Leontief, I – A -1 = Matriks kebalikan Leontief. Dalam analisis input-output matriks kebalikan Leontief memiliki peranan yang sangat penting sebagai alat analisis ekonomi yang mencerminkan efek langsung dan tidak langsung dari perubahan permintaan akhir terhadap output sektor-sektor di dalam perekonomian.

3.2.2. Analisis Keterkaitan linkages

Koefisien keterkaitan sangat berguna dalam penyusunan prioritas sektor perekonomian untuk mencapai tujuan pembangunan. Beberapa jenis koefisien keterkaitan yang sering digunakan dalam analisis ekonomi wilayah sektoral antara lain adalah keterkaitan langsung ke depan dan ke belakang serta keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dan ke belakang. 1. Keterkaitan Langsung ke Depan Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Untuk mengetahui besarnya keterkaitan langsung ke depan, dengan rumus sebagai berikut: n KD i = ∑ a ij 3.6 j=1 Dimana: KD i = Keterkaitan langsung ke depan a ij = Unsur matrik koefisien teknis 2. Keterkaitan Langsung ke Belakang Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. n KB j = ∑ a ij 3.7 i=1 Dimana: KB j = Keterkaitan langsung ke belakang a ij = Unsur matrik koefisien teknis 3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan Analisa keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan mengukur akibat dari adanya suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. KDLT i = ∑ = n j ij 1 α 3.8 Dimana: KDLT i = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i  ij = unsur matrik kebalikan Leontief model terbuka 4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang Analisa keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menyatakan akibat suatu sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. KBLT j = ∑ = n i ij 1 α 3.10 Dimana: BLTL j = Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang α ij = Unsur matrik kebalikan Leontief terbuka

3.2.3. Analisis Dampak Penyebaran

Indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang di atas belumlah memadai dipakai sebagai landasan pemilihan sektor kunci. Indikator-indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan antar sektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu kedua indeks tersebut haruslah dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak yang ditimbulkan oleh sektor tersebut dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis ini disebut dampak penyebaran yang terbagi dua yaitu kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran. 1. Koefisien Penyebaran Coefficient of Dispersion Koefisien penyebaran tersebut juga indeks daya penyebaran ke belakang. Analisa ini menunjukkan koefisien kaitan yang memberikan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu unit permintaan akhir untuk semua sektor didalam suatu sistem perekonomian. Koefisien penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang yang dinormalkan dengan sektor dan jumlah seluruh koefisien matrik kebalikan Leontief. Secara matematis dituliskan dalam bentuk rumus sebagai berikut: Pd j = ∑∑ ∑ = = = n i n j ij n i ij n 1 1 1 α α 3.10 Dimana: Pd j = Koefisien penyebaran sektor j  ij = Unsur matrik kebalikan Leontief 2. Kepekaan Penyebaran Sensitivity of Dispersion Kepekaan penyebaran disebut juga indeks daya penyebaran ke depan. Kepekaan penyebaran ini memberikan gambaran tentang pengaruh yang timbul oleh suatu unit permintaan akhir terhadap semua sektor di dalam perekonomian. Kepekaan penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan yang dinormalkan dengan jumlah sektor dam jumlah seluruh koefisien matrik kebalikan Leontief. Secara matematis analisis ini dapat dapat dinyatakan sebagai berikut: Sd i = ∑∑ ∑ = = = n i n j ij n j ij n 1 1 1 α α 3.11 Dimana: Sd i = Kepekaan penyebaran sektor i  ij = Unsur matrik kebalikan Leontief

3.2.4. Elastisitas Input-Output

Elastisitas input-output menyediakan pandangan baru untuk penentuan sektor prioritas. Pendekatan ini dianggap lebih baik daripada analisis keterkaitan dan analisis multiplier karena memperhitungkan share suatu sektor dalam output. Pendekatan ini mempermudah policy makers untuk berkonsentrasi tidak hanya pada nilai-nilai keterkaitan dan multiplier tertinggi tetapi juga pada share suatu sektor ekonomi. 1. Elastisitas Output Elastisitas Output adalah perubahan persentase dalam total output suatu sektor akibat adanya perubahan persentase pada permintaan akhir sektor lainnya. Secara matematis analisis ini dapat dapat dinyatakan sebagai berikut: EO xyj = x y b j i ij ∑ 3.12 Dimana: EO xyj = Elastisitas output x = ∑ j x b ij = Elemen matriks Leontief y j = Permintaan akhir sektor j 2. Elastisitas Tenaga Kerja Elastisitas tenaga kerja adalah perubahan persentase tenaga kerja suatu sektor akibat adanya perubahan persentase pada permintaan akhir sektor lainnya. Secara matematis analisis ini dapat dapat dinyatakan sebagai berikut: ET xyj = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∑ i j j ij j i x l b x l y j x 3.13 Dimana: ET xyj = Elastisitas tenaga kerja i l = Jumlah tenaga kerja j i x l = Koefisien tenaga kerja 3. Elastisitas Pendapatan Elastisitas pendapatan adalah perubahan persentase dalam pendapatan suatu sektor akibat adanya perubahan persentase pada permintaan akhir sektor lainnya. Secara matematis analisis ini dapat dapat dinyatakan sebagai berikut: EP xyj = x y x h b x h j i j j ij j i ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ∑ 3.14 Dimana: EP xyj = Elastisitas Pendapatan j h = Upah dan gaji j i x h = Koefisien pendapatan

IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI 4.1. Profil Industri Kertas