Tabel 5.6. Struktur Pembentukan Output Sektoral terhadap Perekonomian Indonesia Tahun 2000
Output Sektor
Jumlah Juta Persentase
Pertanian 260,672,575
9.65 Kayu
17,340,028 0.64
Hasil hutan lainnya 2,698,944
0.10 Pertambangan dan penggalian
196,815,151 7.29
Industri makanan dan minuman 329,325,254
12.19 Industri tekstil dan pakaian
131,412,099 4.87
Industri kayu dan furniture 57,534,424
2.13 Industri pulp
8,739,849 0.32
Industri kertas 24,771,622
0.92 Industri barang dari kertas
8,850,620 0.33
Industri percetakan 13,627,408
0.50 Industri kimia
243,805,705 9.03
Industri semen dan barang non logam 23,821,379
0.88 Industri logam dasar
33,729,613 1.25
Industri barang jadi dari logam 64,119,165
2.37 Industri lainnya
139,438,593 5.16
Listrik, gas dan air 30,637,695
8.43 Bangunan
227,677,063 8.43
Perdagangan 396,214,278
14.67 Pengangkutan dan komunikasi
151,272,169 5.60
Keuangan dan persewaan 161,353,916
5.97 Jasa-jasa
177,242,287 6.56
Total domestik 2,701,099,837
100
Sumber: Tabel I-O Indonesia, 2000 diolah.
5.2. Analisis Keterkaitan
5.2.1. Keterkaitan Langsung Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia
Keterkaitan langsung beberapa sektor perekonomian Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5.7. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa sektor perdagangan
mempunyai nilai keterkaitan langsung kedepan yang paling besar yaitu sebesar 1,4070. Selanjutnya urutan kedua terbesar ditempati oleh sektor pertambangan
dan penggalian dengan nilai keterkaitan langsung ke depan sebesar 1,3580 kemudian secara berturut-turut diikuti oleh sektor industri kimia dan minyak dan
sektor pengangkutan dan komunikasi dengan nilai 0,7964 dan 0,7020 pada posisi ketiga dan keempat.
Untuk keterkaitan langsung ke belakang sektor listrik, gas dan air merupakan sektor yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang yang
paling tinggi dengan nilai 0,3103. hal ini dikarenakan sektor listrik, gas dan air merupakan salah satu sektor yang paling vital dalam kehidupan manusia dan
tanpa sektor tersebut sektor yang lain tidak akan dapat berjalan, kemudian urutan kedua dan ketiga di tempati oleh industri makanan dan minuman dan sektor
industri kayu dan furniture dengan nilai keterkaitan sebesar 0,3319 dan 0,1790.
Tabel. 5.7. Nilai Keterkaitan Berbagai Sektor Perekonomian di Indonesia
Langsung Langsung dan
Tidak Langsung
Sektor
Depan Belakang Depan Belakang
Pertanian 0,5495 0,2391
1,9552 1,3950
Kayu 0,2619 0,1794
1,3283 1,2751
Hasil hutan lainnya 0,0236
0,1393 1,0291
1,2287 Pertambangan dan penggalian
1,3580 0,1188
3,1272 1,1567
Industri makanan dan minuman 0,3319
0,6039 1,6422
1,9484 Industri tekstil dan pakaian
0,2764 0,4673
1,3855 1,7956
Industri kayu dan furniture 0,1790
0,5687 1,2191
1,8775 Industri pulp
0,1877 0,3957
1,2750 1,6059
Industri kertas 0,5997
0,3378 1,6529
1,5409 Industri barang dari kertas
0.0485 0,5356
1,0734 1,8431
Industri percetakan 0,0431
0,4078 1,0653
1,6424 Industri kimia
0,7964 0,4217
2,1857 1,5577
Industri semen dan barang non logam 0,0900
0,4842 1,1150
1,6858 Industri logam dasar
0,3072 0,5635
1,2955 1,7978
Industri barang jadi dari logam 0,1737
0,4161 1,2689
1,5005 Industri lainnya
0,1631 0,3675
1,3310 1,6501
Listrik, gas dan air 0,3103
0,6530 1,4368
1,8552 Bangunan 0,1919
0,4884 1,3066
1,7539 Perdagangan 1,4070
0,3821 3,2051
1,6138 Pengangkutan dan komunikasi
0,7027 0,3945
2,0874 1,6346
Keuangan dan persewaan 0,6438
0,2400 2,1306
1,3643 Jasa-jasa 0,0980
0,3390 1,1575
1,5500
Sumber: Tabel I-O Indonesia, 2000 diolah
.
Untuk industri kertas, dalam nilai keterkaitan langsung ke depan menempati urutan keeenam dengan nilai 0,5997. Nilai ini berarti setiap kenaikan
permintaan akhir sebesar satu juta, maka output industri kertas secara langsung akan meningkat sebesar 0,5997 juta rupiah. Sedangkan untuk keterkaitan langsung
ke belakang industri kertas memiliki nilai sebesar 0,3378 yang berada pada posisi ke-17 diantara sektor-sektor yang lain. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa jika
terjadi kenaikan permintaan akhir satu juta, maka sektor industri kertas akan meningkatkan permintaan inputnya secara langsung sebesar 0,3378 juta rupiah.
5.2.2. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Sektor-Sektor
Perekonomian Indonesia
Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa sektor yang mempunyai nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan tertinggi adalah sektor
pertambangan dan penggalian dengan nilai sebesar 3,1272. Selanjutnya di posisi kedua dan ketiga ditempati oleh sektor perdagangan dan sektor industri kimia
dengan nilai masing-masing sebesar 3,2051 dan 2,1857. Untuk nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, sektor
industri makanan dan minuman memiliki nilai keterkaitan tertinggi diantara sektor-sektor lainnya yaitu sebesar 1,9484. Urutan kedua tertinggi ditempati oleh
sektor industri kayu dan furniture dengan nilai keterkaitan sebesar 1,8775. Selanjutnya berturut-turut untuk posisi ketiga dan keempat ditempati oleh sektor
listik, gas dan air dan sektor industri barang-barang dari kertas dengan nilai keterkaitan sebesar 1,8552 dan 1,8431.
Berdasarkan hasil analisis Tabel 5.7, industri kertas memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan sebesar 1,6529 yang berada
pada peringkat ketujuh diantara sektor-sektor yang berada dalam perekonomian Indonesia. Nilai keterkaitan tersebut mengindikasikan bahwa setiap satu juta
output yang dihasilkan industri kertas secara langsung maupun tidak langsung akan dialokasikan kepada sektor-sektor lain dan kepada industri kertas itu sendiri
sebesar 1,6529 juta rupiah. Sedangkan untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakang,
industri kertas memiliki nilai keterkaitan sebesar 1,5409 yang berada pada peringkat ke-16 diantara sektor-sektor lainnya. Nilai keterkaitan sebesar 1,5409
berarti apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta pada industri kertas maka permintaan input dari sektor-sektor lainnya maupun dari industri
kertas itu sendiri secara langsung dan tidak langsung akan menigkat sebesar 1,5409 juta rupiah.
5.2.3. Keterkaitan ke Depan Industri Kertas terhadap Sektor-Sektor
Perekonomian Indonesia
Industri kertas merupakan sektor antara yang berada diantara sektor-sektor yang lain, industri ini tidak dapat dipisahkan dari industri atau sektor-sektor
hulunya yang menyediakan input bagi keperluan proses produksinya, sebaliknya industri ini juga berfungsi sebagai penghasil output yang digunakan sebagai input
bagi industri lainnya hilir. Sektor-sektor hilir yang terkait dengan industri kertas antara lain industri barang-barang dari kertas, industri percetakan penerbitan,
dan sektor jasa-jasa.
Tabel 5.8. Keterkaitan ke Depan Industri Kertas terhadap Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia
Sektor Koefisien Peringkat
Pertanian
0.0005 17
Kayu
0.0008 14
Hasil hutan lainnya
0.0025 6
Pertambangan dan penggalian
0.0000 22
Industri makanan dan minuman
0.0022 7
Industri tekstil dan pakaian
0.0013 10
Industri kayu dan furniture
0.0004 18
Industri pulp
0.0057 4
Industri kertas
0.0015 9
Industri barang dari kertas
0.3183 1
Industri percetakan
0.2448 2
Industri kimia
0.0003 19
Industri semen dan barang non logam
0.0047 5
Industri logam dasar
0.0001 21
Industri barang jadi dari logam
0.0006 16
Industri lainnya
0.0010 12
Listrik, gas dan air
0.0007 15
Bangunan
0.0002 20
Perdagangan
0.0020 8
Pengangkutan dan komunikasi
0.0009 13
Keuangan dan persewaan
0.0012 11
Jasa-jasa
0.0128 3
Sumber: Tabel I-O Indonesia, 2000 diolah.
Dari hasil analisis keterkaitan ke depan industri kertas terhadap berbagai sektor perekonomian Indonesia Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa industri barang
dari kertas menduduki peringkat pertama dengan nilai sebesar 0,3183. Selanjutnya disusul oleh industri percetakan dengan nilai keterkaitan sebesar 0,2248 pada
urutan kedua. Industri barang dari kertas dan industri percetakan menempati peringkat teratas karena kedua industri ini menggunakan bahan baku utama yang
dihasilkan dari industri kertas.
5.2.4. Keterkaitan ke Belakang Industri Kertas terhadap Sektor-sektor
Perekonomian Indonesia
Industri kertas merupakan industri yang terus berkembang pesat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan konsumsinya yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan industri ini juga ditandai dengan peningkatan kapasitas produksi perusahaan-perusahaan industri kertas dalam satu
dekade terakhir ini. Salah satu indikator penyebab perkembangan dan pertumbuhan yang cukup tinggi itu adalah kedekatan industri kertas dengan bahan
baku industrinya dalam hal kemudahan memperolehnya. Kedekatan inilah yang menandai bahwa keterkaitan ke belakang industri kertas dengan sektor-sektor
penyedia inputnya hulu cukup besar. Dari hasil analisis keterkaitan ke belakang industri kertas terhadap
berbagai sektor perekonomian indonesia Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa industri pulp menduduki peringkat pertama dengan nilai sebesar 0,0944. Industri pulp
menduduki peringkat pertama karena pulp merupakan bahan baku utama yang digunakan oleh industri kertas. Selanjutnya disusul oleh sektor pengangkutan dan
komunikasi pada urutan kedua. Masuknya sektor pengangkutan dan komunikasi dalam peringkat yang cukup tinggi bila di bandingkan dengan sektor-sektor lain
dalam perekonomian dikarenakan pentingnya faktor pengangkutan dan komunikasi dalam memperlancar rantai distribusi bahan baku dari tempat bahan
baku ke perusahaan tempat proses produksi dilaksanakan
Tabel 5.9. Keterkaitan ke Belakang Industri Kertas terhadap Berbagai Sektor Perekonomian Di Indonesia
Sektor Koefisien Peringkat
Pertanian 0.0031 11
Kayu 0.0071 7
Hasil hutan lainnya 0.0007
17 Pertambangan dan penggalian
0.0023 12
Industri makanan dan minuman 0.0045
9 Industri tekstil dan pakaian
0.0004 20
Industri kayu dan furniture 0.0012
15 Industri pulp
0.0944 1
Industri kertas 0.0015
14 Industri barang dari kertas
0.0037 10
Industri percetakan 0.0010
16 Industri kimia
0.0401 4
Industri semen dan barang non logam 0.0001
21 Industri logam dasar
0.0000 22
Industri barang jadi dari logam 0.0017
13 Industri lainnya
0.0005 19
Listrik, gas dan air 0.0181
6 Bangunan 0.0006
18 Perdagangan 0.0621
3 Pengangkutan dan komunikasi
0.0731 2
Keuangan dan persewaan 0.0199
5 Jasa-jasa 0.0050
8
Sumber: Tabel I-O Indonesia, 2000 diolah.
5.3. Analisis Koefisien Penyebaran dan Kepekaan Penyebaran