kemampuan suatu sektor dalam perekonomian untuk mendorong sektor hilirnya sedangkan kepekaan penyebaran menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk
menarik sektor hulunya, dan 2 Kepekaan penyebaran industri pengolahan DKI Jakarta lebih besar dibandingkan kabupaten Jepara. Besarnya kepekaan
penyebaran industri pengolahan di DKI Jakarta tersebut menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan di wilayah tersebut bersifat ekspansif yaitu mampu
melakukan perluasan pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dibandingkan dengan Jepara dan apabila dilihat dari koefisien penyebaran,
industri pengolahan DKI Jakarta mempunyai kemampuan untuk menarik industri hulunya dibandingkan dengan kabupaten Jepara.
Secara umum keempat penelitian mengenai koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran tersebut mempunyai peranan penting dalam pembangunan
wilayah, hal ini terbukti dari nilai koefisien dan kepekaan penyebaran yang mempunyai nilai lebih besar dari satu kecuali pertanian di Jawa Barat.
Studi literatur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa analisis I-O telah banyak digunakan sebagai alat untuk penelitian. Peneliti juga melihat bahwa
penelitian tentang industri kertas di Indonesia berdasarkan Analisis Input-Output belum pernah dilakukan.
2.5. Kerangka Pemikiran
Teoritis 2.5.1. Model
Input-Output
Menurut BPS 2000 pengertian Tabel Input-Output Tabel I-O adalah suatu tabel yang yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa
yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matrik. Isian sepanjang baris Tabel I-O menunjukkan pengalokasian output yang dihasilkan
oleh suatu sektor untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, dan pada baris nilai tambah yang menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah
sektoral, sedangkan isian sepanjang kolomnya menunjukkan struktur penciptaan input yang digunakan oleh setiap sektor dalam proses produksi, baik yang berupa
input antara maupun input primer. Sejak dirilis oleh Leontief pada tahun 1930-an, Tabel I-O telah
berkembang menjadi salah satu metode paling luas diterima, tidak hanya untuk mendeskripsikan struktur suatu perekonomian tetapi juga mencakup cara untuk
memprediksi perubahan-perubahan struktur tersebut. Leontief mengemukakan bahwa Tabel I-O termasuk dalam model General Equilibrium. Sifat
keseimbangan inilah yang merupakan salah satu kelebihan Tabel I-O yang dibandingkan dengan alat analisa lainnya dalam ilmu ekonomi perencanaan dan
pembangunan BPS, 2000 Data yang disajikan dalam Tabel I-O merupakan informasi rinci tentang
input dan output sektoral yang mampu menggambarkan keterkaitan antar sektor dalam kegiatan perekonomian. Sesuai dengan asumsi dasar yang digunakan dalam
proses penyusunannya. Tabel I-O bersifat statis dan terbuka. Adapun asumsi dasar penyusunan Tabel I-O adalah :
1. Keseragaman homogenity, yaitu asumsi bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang atau jasa dengan susunan input tunggal
seragam dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input dan output sektor yang berbeda
2. Kesebandingan proportionality, yaitu asumsi bahwa hubungan antar input dan output pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linear, artinya
kenaikan dan penurunan output suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.
3. Penjumlahan additivity, yaitu asumsi bahwa total efek dan kegiatan produksi di berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing
kegiatan. Berdasarkan asumsi tersebut maka Tabel I-O sebagai model kuantitatif
memiliki keterbatasan, yaitu koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap konstan selama periode analisa atau proyeksi. Karena koefisien teknis
dianggap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan
harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output. Namun demikian, Tabel I-O masih merupakan alat analisis yang lengkap dan
komprehensif. Beberapa kegunaan Tabel I-O antara lain adalah : 1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah
impor, penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga kerja di sektor industri. 2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa
terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya.
3. Untuk analisis perubahan harga, yaitu dengan melihat pengaruh secara langsung dan tidak langsung dari perubahan harga input terhadap output.
4. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan
perekonomian. 5. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasikan
karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah. Sebagai metode kuantitatif Tabel I-O memberikan gambaran menyeluruh
tentang: 1.
Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai tambah masing-masing sektor.
2. Struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-
sektor produksi. 3.
Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri maupun barang impor atau yang berasal dari luar wilayah tersebut.
4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik berupa permintaan oleh berbagai
sektor produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi, dan ekspor.
2.5.2. Struktur Tabel Input-Output
Format Tabel I-O terdiri dari suatu kerangka matrik berukuran n x n dimensi yang dibagi menjadi empat kuadran dan tiap kuadran mendiskripsikan
suatu hubungan tertentu. Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap, maka disajikan format Tabel I-O pada Tabel 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.3. Struktur Tabel Input-Output Permintaan Antara
Sektor Produksi Alokasi Output
Susunan Input 1 2 … n
Permintaan Akhir
Jumlah Output
Input Antara
Sektor produksi
1 2
3 .
N x
11
x
21
x
31 .
.
x
n1
x
12
x
22
x
32 .
x
n2
… …
… .
… x
1n
x
2n
x
3n .
x
nn
F
1
F
2
F
3 .
Fn X
1
X
2
X
3
. X
n
Jumlah Input Primer V
1
V
2
… V
n
Jumlah Input X
1
X
2
… X
n
Sumber : Tabel I-O Indonesia, BPS, 2000.
Isian sepanjang baris pada ilustrasi Tabel I-O tersebut memperlihatkan bagaimana output dari suatu sektor dialokasikan, yaitu sebagian untuk memenuhi
permintaan antara dan sebagian lainnya untuk memenuhi permintaan akhir. Sedangkan isian sepanjang kolomnya menujukkan pemakaian input antara dan
input primer oleh suatu sektor. Apabila Tabel 2.4 di atas dilihat secara baris bagian horisontal maka
alokasi output secara keseluruhan dapat dituliskan dalam bentuk persamaan aljabar sebagai berikut:
X
11
+
X
12
+ …
X
1n
+ F
1
= X
1
X
21
+
X
22
+ …
X
2n
+ F
2
= X
2 :
: : : :
X
n1
+
X
n2
+ …
X
nn
+ F
n
= X
n
atau dalam bentuk persamaan umum dapat dituliskan sebagai :
∑
X
ij
+ F
i
= X
i
; untuk semua i = 1, 2, 3, dst 2.1
Dimana :
X
ij
= output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j F
i
= permintaan akhir terhadap sektor i X
i
= jumlah output sektor i Apabila angka-angka dibaca menurut kolom, khususnya pada transaksi
antara, maka angka pada kolom sektor itu menunjukkan berbagai input yang diperlukan dalam proses produksi pada sektor tersebut. Berdasarkan ilustrasi
Tabel Input-Output, maka persamaan aljabar untuk input yang digunakan oleh masing-masing sektor dapat dituliskan sebagai berikut :
X
11
+
X
21
+ … +
X
n1
+ V
1
= X
1
X
12
+
X
22
+ … +
X
n2
+ V
2
= X
2 :
: : : :
X
1n
+
X
2n
+ … +
X
nn
+ V
n
= X
n
atau dalam bentuk persamaan umum dapat dituliskan sebagai : ∑
X
ij
+ V
j
= X
j
; untuk semua j = 1, 2, 3, dst 2.2
Dalam analisis I-O sistem persamaan di atas memiliki peran penting, yaitu sebagai dasar analisa ekonomi mengenai keadaan perekonomian suatu wilayah.
Secara umum matrik dalam Tabel I-O dapat dibagi menjadi 4 kuadran, sebagai berikut :
1. Kuadran I intermediate quadrant Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang
dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Dalam Analisa I-O kuadran ini memiliki peran yang sangat penting karena kuadran inilah yang
menunjukkan keterkaitan antara sektor ekonomi dalam melakukan proses produksinya.
2. Kuadran II final demand quadrant Menunjukan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor
perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suaru sektor yang langsung digunakan oleh rumah tangga, pemerintah,
pembentuk modal tetap, perubahan stok dan ekspor. 3. Kuadran III primary input quadrant
Menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri dari pendapatan rumah
tangga upahgaji, pajak tak langsung, surplus usaha dan penyusutan. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestik bruto yang
dihasilkan oleh wilayah tersebut. 4. Kuadran IV primary input-final demand quadrant
Merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa
melalui sistem produksi atau kuadran antara. Informasi di Kuadran IV ini bukan merupakan tujuan pokok, sehingga dalam penyusunan Tabel I-O sering
diabaikan.
2.6. Kerangka Pemikiran