baik dengan memberikan penghargaan bagi hasil kerja siswa yang baik tanpa mengesampingkan hasil kerja siswa yang kurang
maksimal 4
Hasil belajar siswa pada siklus II yang diperoleh dari rata-rata nilai pada evaluasi CD interaktif dan tes tertulis pada akhir siklus II
diperoleh data 92,5 yaitu 37 dari 40 siswa tuntas belajar dan 7,5 yaitu 3 dari 40 siswa tidak tidak tuntas belajar. Sangat jelas
terlihat sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 100. Adapun rerata kelas yaitu 83 dan nilai yang sering
muncul adalah 90 dan 80. Hasil tersebut sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80 siswa tuntas
belajar dengan memenuhi KKM ≥ 65.
Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD
interaktif pada siklus II sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yaitu aktivitas siswa meningkat sekurang-kurangnya
baik, Aktivitas guru meningkat sekurang-kurangnya baik, kualitas pembelajaran meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik,
dan 80 siswa mengalami ketuntasan belajar dengan mencapai KKM ≥ 65.
c. Revisi
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif sudah mencapai
indikator keberhasilan akan tetapi perbaikan pembelajaran harus tetap ditindaklanjuti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berkelanjutan. Adapun data observasi aktivitas siswa, aktivitas guru,
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:
Grafik 4.14 Peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif pada siklus I dan
siklus II
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan 3,4. Pada siklus I rata-rata skor aktivitas
siswa sebesar 16,4 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi 19,8 dengan kategori sangat baik.
Grafik 4.15 Aktivitas guru pada pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif Siklus I dan II
Dengan melihat grafik diatas dapat diketahui bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 7. Pada siklus I diperoleh skor
25 dengan kategori baik dan pada siklus II meningkat dengan perolehan 32 dengan kategori sangat baik.
Grafik 4.16 Hasil observasi kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif siklus I dan siklus II
Dari grafik diatas dijelaskan bahwa kualitas pembelajaran pada siklus I diperoleh skor 15 dengan kategori baik dan pada siklus II
diperoleh skor 18. Hal ini berarti kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif mengalami peningkatan
sebesar 3.
Grafik 4.17 Rata-rata nilai hasil belajar siswa siklus I dan siklus II
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Ketika pre tes nilai rata-rata
siswa sebesar 29,5 dengan ketuntasan klasikal 0 tidak ada siswa yang tuntas dengan mencapai KKM
≥ 65 , sedangkan pada siklus I naik
menjadi 65,25 dengan ketuntasan klasikal 72,5 29 dari 40 siswa dan pada siklus II rata-rata nilai naik menjadi 83 dengan ketuntasan
klasikal 92,5 37 dari 40 siswa.
B. Pembahasan
1. Pemaknaan temuan penelitian
a. Peningkatan aktivitas siswa siklus I dan siklus II
Peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif dari siklus I ke siklus II dapat
dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 4.15 Peningkatan aktivitas siswa siklus I dan siklus II
SKLUS I SIKLUS II
No Siswa yang
diamati Perolehan
skor Kategori
Perolehan skor
Kategori
1 Siswa A
17 Baik
20 Sangat Baik
2 Siswa B
14 Cukup
19 Baik
3 Siswa C
17 Baik
19 Baik
4 Siswa D
16 Baik
21 Sangat Baik
5 Siswa E
14 Cukup
20 Sangat baik
6 Siswa F
17 Baik
19 Baik
7 Siswa G
15 Baik
19 Baik
8 Siswa H
19 Baik
21 Sangat Baik
9 Siswa I
17 Baik
20 Sangat baik
10 Siswa J
18 Baik
19 Baik
Total Skor 164
198 Rata-Rata skor
16,4 Baik
19,8 Baik