II siswa sudah berani mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan dari siswa lain. Guru memotivasi siswa dengan
memberikan reward berupa bintang sehingga siswa beelomba-lomba untuk mendapatkan bintang dengan cara menjawab pertanyaan dari
siswa lain. Sesuai data yang dipaparkan diatas menunjukkan bahwa
aktivitas siswa meningkat. Hal ini membuktikan bahwa STM dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasi konsep,
keterampilan proses, kreativitas, dan sikap menghargai produk teknologi serta bertanggungjawab atas masalah yang muncul di
lingkungan. Pendekatan STM yang berorientasi pada “hand on activities
” membuat siswa dapat menikmati kegiatan-kegiatan sains yang dengan perolehan pengetahuan yang tidak mudah dilupakan.
Muslichach 2006: 81
b. Peningkatan aktivitas guru siklus I dan siklus II
Hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif dari siklus I ke siklus
II mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4.17 Peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II No
Indikator yang diamati Perolehan
skor siklus I Perolehan skor
siklus II 1
Kemampuan guru membuka kegiatan pembelajaran
2 4 2 Melaksanakan
kegiatan sesuai dengan tujuan, materi
dan kebutuhan siswa 3 4
3 Kemampuan guru dalam me-
ngelola pembelajaran meng- gunakan media CD interaktif
4 4 4 Kemampuan guru dalam
mengajarkan siswa mem- buatmempraktekkan karya
teknologi sederhana 4 4
5 Kemampuan mengelola
waktu pembelajaran 3
3
No Indikator Aktivitas Guru
Perolehan Skor Siklus I
Perolehan Skor Siklus II
6 Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara klasikal
maupun kelompok dalam pembelajaran dengan
pendekatan STM 3 3
7 Kemampuan guru mengaju-
kan pertanyaan 2 3
8 Perhatian guru terhadap siswa
dalam pembelajaran melalui pendekatan STM
2 4 9 Kemampuan
menutup pelajaran
3 3 Total perolehan skor
25 32
Kategori Baik Sangat
baik
Grafik 4.19 Peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II
Pada siklus I terjadi beberapa kelemahan aktivitas siswa yaitu guru belum mengemukakan tujuan pembelajaran, dan tida memberi
motivasi pada siswa kemudian diperbaiki pada siklus II yaitu guru mengemukakan tujuan pembelajaran sehingga siswa lebih jelas
mengenai kompetensi apa yang akan mereka capai. Guru juga memberikan motivasi pada siswa agar dapat mengikuti pelajaran
dengan baik. Terlihat pada indikator 1 siklus I diperoleh skor pada 2 kemudian meningkat menjadi skor 4 pada siklus II. Kemampuan
mengajukan pertanyaan pada siklus I masih kurang yaitu diperoleh skor 2 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 4. Guru terlihat
lebih luwes dan menampakkan hubungan baik dengan siswa sehingga siswa juga lebih berani ketika diminta bertanya atau menjawab
pertanyaan dari guru. Pada siklus I diperoleh skor 2 untuk indikator perhatian guru
terhadap siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan STM dan meningkat dengan perolehan skor 4 pada siklus II. Hal ini
dikarenakan pada siklus I guru hanya memusatkan perhatian pada 3 siswa yang membuat gaduh dikelas sehingga ada siswa yang merasa
tidak diperhatikan oleh guru, kemudia pada siklus II guru sudah terlihat memperhatikan siswa secara menyeluruh dengan memberikan
bimbingan kepada siswa yang merasa kesulitan. 5
Sesuai dengan data diatas terlihat jelas bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan. Dalam pembelajaran guru telah
mengajarkan siswa membuat karya teknologi dan mempraktekkan karya teknologi sederhana, sehingga siswa
menjadi lebih bangga terhadap kemampuannya itu. Muslichach 2006 : 83 menyatakan bahwa Penciptaan suatu karya atau
penerapan suatu gagasan dapat menimbulkan rasa bangga pada diri siswa bahwa dirinya dapat bermanfaat baik bagi masyarakat
maupun bagi perkembangan sains dan teknologi.
c. Peningkatan kualitas pembelajaran siklus I dan siklus II