menjadi 65,25 dengan ketuntasan klasikal 72,5 29 dari 40 siswa dan pada siklus II rata-rata nilai naik menjadi 83 dengan ketuntasan
klasikal 92,5 37 dari 40 siswa.
B. Pembahasan
1. Pemaknaan temuan penelitian
a. Peningkatan aktivitas siswa siklus I dan siklus II
Peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA melalui pendekatan STM dengan CD interaktif dari siklus I ke siklus II dapat
dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 4.15 Peningkatan aktivitas siswa siklus I dan siklus II
SKLUS I SIKLUS II
No Siswa yang
diamati Perolehan
skor Kategori
Perolehan skor
Kategori
1 Siswa A
17 Baik
20 Sangat Baik
2 Siswa B
14 Cukup
19 Baik
3 Siswa C
17 Baik
19 Baik
4 Siswa D
16 Baik
21 Sangat Baik
5 Siswa E
14 Cukup
20 Sangat baik
6 Siswa F
17 Baik
19 Baik
7 Siswa G
15 Baik
19 Baik
8 Siswa H
19 Baik
21 Sangat Baik
9 Siswa I
17 Baik
20 Sangat baik
10 Siswa J
18 Baik
19 Baik
Total Skor 164
198 Rata-Rata skor
16,4 Baik
19,8 Baik
Grafik 4.18 Peningkatan Aktivitas siswa siklus I dan II
Pada siklus I terdapat beberapa indikator pengamatan yang belum maksimal sehingga diadakan perbaikan pada siklus II. Adapun
kelemahan dan perbaikan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.16 Kelemahan Siklus I dan hasil perbaikan siklus II No Indikator aktivitas siswa
Siklus I Siklus II
1 Keaktifan siswa mengi-
kuti pembelajaran de- ngan media CD
interaktif Siswa tidak be-
rani bertanya pada guru ketika
mengalami kesu- litan dalam
mengoperasikan CD interaktif,
melainkan ber- tanya pada
teman sehingga mem-buat
suasana ke-las menjadi ga-duh.
Siswa mengi- kuti pembela-
jaran dengan CD interaktif
dari awal sam- pai akhir dan
melakukan semua petun-
juk dari guru. Siswa sudah
berani bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan atau
salah klik pada menu CD
interaktif
2 Kemampuan siswa me-
ngerjakan soal evaluasi dalam bentuk kuis
dalam CD interaktif Siswa tidak seri-
us mengerjakan kuis pada CD
interaktif. Siswa mengerjakan
kuis sesuka hati- nya tanpa mem-
perhatikan pe- tunjuk dari guru
serta ada siswa yang bercanda
sendiri dengan teman yang lain.
Siswa lebih se- rius mengerja-
kan kuis dalam CD interaktif.
Mereka mengi- kuti petunjuk
dalam menger- jakan kuis dan
tidak ada siswa yang bercanda
maupun saling tanya pada
teman lainnya.
No Indikator Aktivitas
Siswa Siklus I
Siklus II
3 Kemampuan siswa ber-
kerjasama dalam kelom- pok ketika membuat-
mempraktekkan karya teknologi sederhana
Dominasi kerja kelompok oleh
beberapa siswa saja sangat ter-
lihat. Terlihat adanya
pembagian tu- gas dalam
kelompok sehingga tidak
ada lagi ang- gota kelompok
yang mengang- gur atau men-
dominasi kerja kelompok.
4 Menyumbangkan penda-pat yang ada
kaitannya dengan lingkungan
Masih terdapat siswa yang diam
saja ketika di- minta untuk ber-
pendapat serta ada juga siswa
yang marah keti- ka pendapatnya
tidak diterima oleh siswa lain.
Siswa lebih be- rani mengemu-
kakan penda- patnya meski-
pun pada awal- nya agak malu-
malu. Selain itu siswa sudah
mampu me- ngendalikan diri
dengan ti-dak marah atau
mengejek keti- ka pendapat-nya
tidak dite-rima oleh siswa lain.
5 Memiliki rasa percaya
diri Siswa masih
diam saja ketika diminta menja-
wab pertanyaan dari siswa lain,
melainkan mere- ka berani menja-
wab ketika ber- sama-sama.
Siswa dengan sukarela meng-
acungkan tangan ketika
diberi kesem- patan untuk
menjawab per- tanyaan dari
siswa lain. Sis- wa juga sudah
berani menyan- ggah pendapat
teman yang ti- dak sesuai de-
ngan materi
Pada indikator keaktifan siswa mengikuti pembelajaran dengan media CD interaktif, siswa tidak berani bertanya pada guru
ketika mengalami kesulitan atau kesalahan dalam mengoperasikan CD interaktif. Siswa lebih memilih bertanya pada siswa lain sehingga
membuat suasana ruang komputer menjadi gaduh. Kemudian pada siklus II, guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih berani
bertanya pada guru jika mengalami kesulitan. Guru menjalin hubungan baik dengan siswa dan menanggapi keluhan siswa dengan
tanggap sehingga membuat siswa termotivasi yang pada akhirnya siswa berani bertanya.
Pada siklus I siswa tidak serius ketika mengerjakan kuis pada CD interaktif. Diperbaiki pada siklus II dengan cara guru memberi
pengertian kepada siswa bahwa semua bentuk evaluasi dalam KBM itu penting dan berpengaruh terhadap nilai yang diperoleh siswa. Kuis
pada CD interaktif itu merupakan salah satu bentuk evaluasi yang penting, sehingga siswa antusias dan termotivasi untuk mendapatkan
nilai sebaik-baiknya. Terlihat siswaa sangat serius ketika mengerjakan soal pada kuis CD interaktif.
Ketika kegiatan kerja kelompok membuat maket sengkedan pada siklus I, masih tampak beberapa siswa mendominasi kerja
kelompokknya. Oleh karena itu pada siklus II guru membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas setiap anggota kelompok sehingga
semua anggota kelompok mempunyai peran masing-masing. Dengan cara ini siswa akan merasa dihargai dan dianggap penting di dalam
kelasnya. Terdapat siswa yang belum berani mengungkapkan
pendapatnya sendiri, namun ada siswa yang berani mengemukakan pendapat namun tidak sesuai materi sehingga siswa lain mengejeknya.
Hal ini terjadi pada siklus I. Pada siklus II diperbaiki dengan cara guru memberikan motivasi pada siswa bahwa berpendapat itu tidak ada
yang salah jadi jika tidak setuju dengan pendapat siswa lain sebaiknya tidak saling mengejek dan menyalahkan. Guru juga memberika
reward dengan memberikan “ tepuk jempok” secara bersama-sama sehingga siswa termotivasi untuk menyampaikan pendapat dan tidak
takut lagi kalau pendapatnya tidak diterima oleh siswa lain. Pada siklus I terdapat siswa yang diam saja ketika diminta
oleh guru untuk menjawab pertanyaan dari teman. Namun pada siklus
II siswa sudah berani mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan dari siswa lain. Guru memotivasi siswa dengan
memberikan reward berupa bintang sehingga siswa beelomba-lomba untuk mendapatkan bintang dengan cara menjawab pertanyaan dari
siswa lain. Sesuai data yang dipaparkan diatas menunjukkan bahwa
aktivitas siswa meningkat. Hal ini membuktikan bahwa STM dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasi konsep,
keterampilan proses, kreativitas, dan sikap menghargai produk teknologi serta bertanggungjawab atas masalah yang muncul di
lingkungan. Pendekatan STM yang berorientasi pada “hand on activities
” membuat siswa dapat menikmati kegiatan-kegiatan sains yang dengan perolehan pengetahuan yang tidak mudah dilupakan.
Muslichach 2006: 81
b. Peningkatan aktivitas guru siklus I dan siklus II