kerusakan perahukapal dan mesin penggerak. Biaya yang dibutuhkan oleh nelayan dalam perbaikan terhadap perahukapal dan mesin penggerak untuk 1
kali perbaikan berkisar antara Rp250 000 sampai Rp450 000, sehingga nelayan membutuhkan dana sebesar Rp500 000 sampai Rp1 400 000 per tahun untuk
perbaikan perahukapal dan mesin penggerak. Berdasarkan pengamatan untuk perahukapal memiliki ukuran yang sudah
cukup besar, sehingga dalam melakukan kegiatan di atas perahu nelayan dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa terganggu dengan aktifitas nelayan
lainnya. Ukuran perahu ini juga sudah memadai untuk meletakkan alat tangkap pukat beserta kelengkapannya, tempat duduk nelayan dan tempat mesin di atas
perahu. Namun dari segi usia baik perahu maupun mesin penggerak sebagian sudah berusia cukup tua yaitu 5 tahun tahun pembelian 2004, sehingga tentunya
selain memiliki resiko besar dalam melakukan operasi di laut, juga membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi yang pada akhirnya dapat mengurangi
keuntungan nelayan.
5.1.3 Nelayan Rajungan
Nelayan merupakan bagian dari unit penangkapan ikan yang memegang peranan sangat penting dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan. Peranan
tersebut didasarkan pada kemampuan nelayan dalam menggunakan dan mengoperasikan alat tangkap yang ada serta pengetahuan dan pengalaman
dalam menentukan daerah penangkapan ikan fishing ground. Jumlah nelayan rajungan yang berhasil ditemui dan diwawancarai yaitu
sebanyak 35 orang. Menurut informasi yang didapatkan bahwa nelayan rajungan di Kabupaten Kolaka secara keseluruhan jumlahnya cukup besar, namun karena
berbagai hal nelayan-nelayan tersebut kini telah beralih profesi hingga terakhir hanya berjumlah sekitar 53 orang. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari
nelayan dan pengusaha rajungan, diketahui bahwa ada 4 hal utama penyebab beralihnya nelayan rajungan ke profesi lain secara besar-besaran pada tahun
2008, yaitu: 1 turunnya harga rm row material rajungan mentah secara drastis yaitu dari Rp25 000 per kg menjadi Rp12 000 per kg sehingga nelayan
menganggap usahakegiatan penangkapan rajungan sudah tidak menguntungkan, 2 adanya program pengembangan usaha budidaya rumput laut secara besar-
besaran dari pemerintah setempat berupa pemberian bantuan sarana dan prasaran budidaya rumput laut yang diiringi dengan peningkatan harga rumput
laut yang tinggi sehingga nelayan menganggap usaha budidaya rumput laut lebih
menjanjikan dan menguntungkan daripada menangkap rajungan, 3 berkurangnya daerah penangkapan rajungan fishing ground akibat dari
keberadaan usaha budidaya rumput laut yang menempati daerah yang sebelumnya merupakan daerah penangkapan rajungan sehingga terkadang
menimbulkan konflik secara horisontal antara nelayan rajungan dengan pembudidaya rumput laut, 4 ditemukannya lahan tambang emas baru yang
sangat luas dan mengandung kadar emas yang tinggi di Kabupaten Bombana kabupaten tetangga sehingga nelayan rajungan sebagian memilih untuk menjadi
penambang emas. Nelayan rajungan di Kabupaten Kolaka tersebar di beberapa
desakampung dari 5 kecamatan pesisir yang berbatasan langsung dengan laut yaitu Kecamatan Samaturu, Latambaga, Kolaka, Pomalaa, dan Tanggetada. Usia
nelayan rajungan yaitu antara 24 – 72 tahun dengan jumlah anggota keluarga antara 3 – 12 orang. Persentase tingkat pendidikan nelayan rajungan yaitu SMP
23 , SD 74 , dan tidak pernah duduk di bangku sekolah 3 . Terdapat tiga suku dengan persentase masing-masing Suku Bugis 54 , Suku Bugis
Makassar 9 , dan Suku Bajo 37 . Berdasarkan status kepemilikan terhadap unitusaha penangkapan, semua nelayan rajungan di Kabupaten Kolaka
merupakan nelayan pemilik dan pekerja. Selain usaha penangkapan rajungan, umumnya nelayan juga memiliki usaha lain diantaranya berkebun, tukang ojek,
pembudidaya rumput laut, penampungpengumpul rajungan, nelayan ikan dan karyawan perusahaan, dan hanya satu orang yang menangkap rajungan
merupakan mata pencaharian tunggal. Umumnya pengoperasian pukat rajungan hanya dilakukan oleh satu orang nelayan pemilik dan pekerja, hal ini didasarkan
pada kemudahan dalam mengoperasikan pukat rajungan dan jarak fishing ground yang relatif dekat.
5.2 Musim dan Daerah Penangkapan Rajungan
Kegiatan penangkapan rajungan di Kabupaten Kolaka menggunakan pukat rajungan berlangsung sepanjang tahun. Operasi penangkapan rajungan yang
dilakukan oleh nelayan dipengaruhi oleh musim. Umumnya nelayan setempat mengenal 3 tiga musim, yaitu: musim barat puncak yang terjadi pada bulan
Desember sampai bulan Mei dengan hasil tangkapan berkisar antara 5 – 15 kg, musim peralihan sedang terjadi pada bulan Oktober sampai bulan November
dengan hasil tangkapan berkisar antara 2 – 10 kg, musim timur paceklik yang