mana memiliki tingkat keaneragaman sumberdaya perairan yang sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan jumlah individu, serta komposisi hasil
tangkapan sampingan non target pukat rajungan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8 Jenis, Jumlah Individu dan Komposisi Spesies Hasil Tangkapan
Sampingan non target Pukat Rajungan No Tangkapan
Non Target
Jumlah Individu ekor
1 Udang Kipas Thenus orientalis 7
8.8 2 Lobster
Panulirus sp. 5 6.3
3 Kepiting Bakau Scylla serrata 6
7.5 4 Pari
Dasyatis annotatus 4 5.0
5 Rajungan Bintang Portunus
sanguinoleutus 26
32.5 6
Rajungan Angin Podopthalmus vigil 15 13.8 7
Rajungan Karang Charybdis feriatus 11 18.8 8
Ikan Sebelah Psettodes erumei 3 3.8
9 Rangah Murex trapa 3
3.8 Jumlah 80
100
Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil tangkapan sampingan non target pukat rajungan didominasi oleh Rajungan Bintang Portunus sanguinoleutus yaitu
sebanyak 26 ekor 32.5 dari total hasil tangkapan sampingan. Selanjutnya, berturut-turut yaitu Rajungan Angin Podopthalmus vigil sebanyak 15 ekor 18.8
, Rajungan Karang Charybdis feriatus sebanyak 11 ekor 13.8 , Udang Kipas Thenus orientalis sebanyak 7 ekor 8.8 , Kepiting Bakau Scylla serrata
sebanyak 6 ekor 7.5 , Lobster Panulirus versicolor sebanyak 5 ekor 6.3 , Pari Dasyatis annotatus sebanyak 4 ekor 5.0 , Ikan Sebelah Psettodes
erumei sebanyak 3 ekor 3.8 , dan Rangah Murex trapa sebanyak 3 ekor 3.8 .
Berat total rajungan yang tertangkap adalah 100.04 kg dan setiap trip berkisar antara 0.99 – 4.99 kg atau rata-rata 3.33 kg per trip. Berdasarkan hasil
tangkapan tersebut diperoleh nilai CPUE catch per unit effort sebesar 3.33 kg per trip. Nilai CPUE tersebut relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
nilai CPUE rajungan Kabupaten Kolaka pada tahun 2008 yaitu sebesar 6.15 kg per trip DKP Kolaka, 2009.
Rendahnya hasil tangkapan rajungan selama penelitian tersebut, diduga karena pada saat penelitian dilakukan bertepatan dengan musim timur yang
terjadi pada bulan Juni sampai bulan September. Dimana pada saat-saat tersebut nelayan rajungan di wilayah kajian juga mengalami masa-masa paceklik dengan
hasil tangkapan yang juga relatif rendah yaitu berkisar antara 1 – 5 kg wawancara dengan nelayan. Diduga bahwa pada musim tersebut rajungan yang berada di
daerah kajian sedang melakukan ruaya atau bermigrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nontji 1993, yang menyatakan bahwa rajungan akan melakukan
pergerakan atau migrasi ke perairan yang sesuai dengan kondisi suhu dan salinitasnya. Perubahan kondisi suhu dan salinitas tersebut biasanya banyak
dipengaruhi oleh pasang surut dan musim. Lebih lanjut dikatakan bahwa musim timur terjadi antara bulan Juni sampai Agustus kadang-kadang sampai bulan
September yaitu angin bertiup dari arah timur dan tenggara yang mempunyai karakteristik kering dan relatif tidak cepat.
5.3.2 Ukuran Rajungan
Rajungan Portunus pelagicus yang tertangkap selama penelitian memiliki kisaran ukuran panjang karapas, lebar karapas, tebal tubuh dan berat tubuh yang
bervariasi pada setiap stasiun pengamatan atau tiap trip operasi penangkapan. Ukuran rajungan secara keseluruhan yang didapatkan, yaitu: panjang karapas
berkisar antara 33 – 89 mm dengan rata-rata 54.88±7.29SD mm, lebar karapas berkisar antara 79 – 155 mm dengan rata-rata 112.92±13.08 SD mm, tebal
tubuh berkisar antara 20 – 42 mm dengan rata-rata 29.11±3.34 SD mm, sedangkan berat tubuh berkisar antara 30 – 299 gram dengan rata-rata
99.84±40.80SD gram. Kisaran ukuran rajungan berdasarkan jenis kelamin antara jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9 Kisaran Ukuran Rajungan Jantan dan Betina yang Tertangkap Selama Penelitian
Dimensi Ukuran Jantan Betina
Kisaran Rata-rata±SD Kisaran Rata-rata±SD Panjang Karapas mm
37–76 54.1±6.46
33–89 56.07±8.26
Lebar Karapas mm 79–155
112.41±12.83 80–155
113.70±13.45 Tebal Tubuh mm
20–40 28.71±3.11
20–42 29.73±3.58
Berat Tubuh gram 30–276
101.13±41.53 30–299
97.87±39.63
Tabel 9 menunjukkan bahwa rajungan betina memiliki rata-rata panjang karapas 56.07±8.26 mm, lebar karapas 113.70±13.45 mm, dan tebal tubuh
29.73±3.58 mm yang lebih besar dibandingkan dengan rajungan jantan. Namun, rajungan jantan terlihat memiliki nilai rata-rata berat tubuh 101.13±41.53 gram
yang lebih tinggi dibandingkan dengan rajungan betina. Grafik distribusi frekuensi ukuran panjang karapas, lebar karapas, tebal
tubuh dan berat tubuh rajungan yang tertangkap selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 11, sedangkan grafik distribusi frekuensi ukuran rajungan antara
jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 12. Analisis distribusi ukuran rajungan ini bertujuan untuk melihat perubahan ukuran modus dalam populasi
rajungan di perairan Kolaka. Perubahan modus ini menunjukkan adanya perubahan ukuran pertumbuhan individu-individu dalam populasi. Secara
keseluruhan ditemukan jumlah rajungan yang paling banyak terdapat pada ukuran: panjang karapas 53 – 55 mm sebanyak 134 ekor, lebar karapas 111 –
113 mm sebanyak 75 ekor, tebal tubuh 29.5 – 30.5 mm sebanyak 128 ekor, sedangkan berat tubuh 75 – 85 gram sebanyak 139 ekor.
88 80
72 64
56 48
40 32
150 100
50
Panjang karapas mm Fre
q u
e n
c y
150 140
130 120
110 100
90 80
80 60
40 20
Lebar karapas mm
42 39
36 33
30 27
24 21
120 90
60 30
Tebal tubuh mm F
re q
ue nc
y
280 240
200 160
120 80
40 150
100 50
Berat tubuh gram
Gambar 11 Grafik Distribusi Frekuensi Ukuran Rajungan Portunus pelagicus.
88 80
72 64
56 48
40 32
80 60
40 20
88 80
72 64
56 48
40 32
Panjang Karapas JANTAN
F re
q ue
nc y
Panjang Karapas BETINA
150 140
130 120
110 100
90 80
80 60
40 20
150 140
130 120
110 100
90 80
Lebar Karapas JANTAN Lebar Karapas BETINA
42 39
36 33
30 27
24 21
80 60
40 20
42 39
36 33
30 27
24 21
Tebal Tubuh JANTAN
F re
q ue
nc y
Tebal Tubuh BETINA
280 240
200 160
120 80
40
80 60
40 20
280 240
200 160
120 80
40
Berat Tubuh JANTAN Berat Tubuh BETINA
Gambar 12 Grafik Distribusi Frekuensi Ukuran Rajungan Portunus pelagicus Jantan
dan Betina.
Gambar 12 menunjukkan bahwa rajungan jantan terbanyak pada ukuran panjang karapas 51 – 53 mm sebanyak 85 ekor, sedangkan betina terbanyak
pada ukuran panjang karapas 53 – 55 mm sebanyak 52 ekor. Pada ukuran lebar karapas 109 – 111 mm terdapat rajungan jantan sebanyak 74 ekor dan betina
sebanyak 44 ekor. Pada ukuran tebal tubuh 26.5 – 27.5 mm terdapat rajungan jantan sebanyak 85 ekor, sedangkan betina terbanyak pada ukuran 29.5 – 30.5
mm sebanyak 53 ekor. Rajungan jantan terbanyak pada ukuran berat tubuh 85 – 95 gram sebanyak 80 ekor, sedangkan betina terbanyak pada ukuran berat tubuh
75 – 85 gram sebanyak 61 ekor. Kondisi tersebut menunjukkan bervariasinya ukuran rajungan yang ditangkap selama penelitian. Bervariasinya ukuran rajungan
menurut Hartnoll 1982 dapat disebabkan oleh faktor jenis kelamin, umur, parasit dan penyakit, kualitas perairan, ketersediaan makanan, serta hilangnya anggota
tubuh.