Komponen Pengetahuan dan Ketrampilan Kewarganegaraan

29 a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi issue kewarganegaraan b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan mamanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. PUSKUR-DEPDIKNAS, 2003: 3

2.2.2 Komponen Pengetahuan dan Ketrampilan Kewarganegaraan

a. Pengetahuan Kewarganegaraan Center for Civic Education maupun Standar and Civic Framework for the 1998 National Assesment of Education NAEP dalam Jurnal Civic mengajukan lima pertanyaan yang jawabannya akan mengarah pada substansi pengetahuan kewarganegaraan dan standar isi content standar yang berupa ketrampilan kewarganegaraan civic skills dan karakter kewarganegaraan civic dispositions. Kelima pertanyaan tersebut yaitu : a. Apa kehidupan kewarganegaraan, politik, dan pemerintahan ?. b. Apa fondasi-fondasi sistem politik ?. c. Bagaimana pemerintahan dibentuk oleh konstitusi menggejawantahkan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi ?. d. Bagaimana hubungan antar suatu negara dengan negara lain dan posisinya mengenai masalah-masalah Internasional ?. e. Apa peran warga negara dalam demokrasi ?. Pusat kurikulum lewat konsep KBK kewarganegaraan SD MI, SMP MTs, dan SMA MA menetapkan civic knowledge berupa aspek sistem berbangsa dan berrnegara yang terdiri dari delapan sub aspek, yakni; Persatuan bangsa, Norma, hukum dan peraturan, Hak asasi manusia, Kebutuhan hidup 30 warga negara, Kekuasaan dan politik, Masyarakat demokratis, Pancasila dan konstitusi negara, dan Globalisasi PUSKUR-DEPDIKNAS, 2004: 8 Sebagai kebutuhan era reformasi dan demokratisasi Indonesia, Hidayat 2004: viii dalam bukunya ”Mengelola masa transisi menuju masyarakat madani” mengemukakan substansi pentingnya Pendidikan Kewarganegaraann pertama, sebagai media merumuskan ulang teori kita tentang negara, pemerintahan dan pembangunan. Kedua, membangun ulang komunuikasi pola politik. Dan ketiga, menata ulang pemerintahan. Bila hal itu dilakukan dengan baik niscaya dapat mengelola krisis yang ada menuju konstruksi masyarakat madani. b. Ketrampilan Kewarganegaraan Ketrampilan kewarganegaraan civic skill merupakan ketrampilan yang dikambangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu tang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic Skill mencakup Intelectual Skill ketrampilan intelektual dan Partisipation Skills ketrampilan partisipasi. Pentingnya ketrampilan partisipasi dalam demokrasi telah digambarkan oleh Aristoteles dalam bukunya “Politics” 340 SM dalam Cholisin 2004: 19, Aristoteles menyatakan: ”jika kebebasan dan kesamaan sebagaimana menurut sebagian pendapat orang dapat diperoleh terutama dalam demokrasi, maka kebebasan dan kesamaan itu akan dapat dicapai apabila semua orang tanpa kecuali ikut ambil bagian sepenuhnya dalam pemerintahan. Dengan kata lain cita-cita demokrasi dapat diwujudkan dengan sesungguhnya bila setiap warga negara dapat 31 berpartisipasi dalam pemerintahannya. Sedangkan ketrampilan partisipasi meliputi; berinteraksi, memantau dan mempengaruhi” Cholisin 2004: 19-20 dalam jurnal Civics menawarkan formulasi pengembangan ketrampilan kewarganegaraan dalam praktek pembelajaran kewargnegaraan dapat mengacu pada hal-hal sebagai berikut : KETRAMPILAN INTELEKTUAL KETRAMPILAN PARTISIPASI 1. Mengidentifikasi 2. Menggambarkan 3. Menjelaskan 4. Menganalisis 5. Mengevaluasi 6. Mengambil pendapatposisi 7. Mempertahankan pendapatposisi 1. Berinteraksi-komunikasi terhadap obyek yang berkaitan dengan masalah-masalah publik 2. Memantaumemonitor masalah politik dan pemerintahan terutama dalam penanganan persoalan-persoalan publik 3. Mempengaruhi proses politik pemerintahan baik secara formal maupun informal c. Karakter Kewarganegaraan Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kondisi transisional dan sangat dinamis, dimana antara fakta dan issue, benar dan salah cenderung berkembang menjadi kabur absurd atau “dikaburkan” maka karakter privat dan karakter publik dalam pendidikan kewarganegaraan perlu dikembangkan. Cholisin 2004: 21 juga mengidentifikasi ciri-ciri watakkarakter privat pribadi dan karakter publik kemasyarakatan yang utama meliputi; a. Menjadi anggota masyarakat yang independen mandiri b. Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi dan politik c. Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu d. Berpartisipasi dalam urusan kewarganegaraan secara bijaksana dan efektif e. Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional yang sehat Mempertimbangkan democracy education, civic education, dan citizenship education yang relatif baru menemukan momentumnya di beberapa negara Barat, maka Indonesia sebenarnya sangat beruntung karena sudah 32 berpengalaman lama dalam bidang ini. Secara substantif, subjek ini sebagian besarnya telah tertampung dalam mata pelajaran PPKn Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sejak 1994 berlaku mulai tingkat SD sampai SMU. Mata pelajaran ini merupakan pangganti mata pelajaran PMP Pendidikan Moral pancasila yang diterapkan sejak 1975 sampai 1994. Azra, 2002: 157. Kajian komparatif tentang democracy education, civic education, dan citizenship education pada sekitar 30 negara menunjukan, hampir seluruh negara ini tidak terdapat mata pelajaran yang berdiri sendiri independent subjectcourse dalam bidang ini, substansi mata pelajaran ini sebaliknya tercakup dan terintegrasi ke dalam sejumlah mata pelajaran, khususnya pada disiplin humaniora dan ilmu- ilmu sosial. Dengan kata lain, pendekatan yang diambil adalah “pendekatan integratif”. Azra, 2002: 158. Dilihat dari segi ini, Indonesia dengan “sparated aproach” melalui mata pelajaran khusus PPKn, sebenarnya telah berdiri di depan. Tetapi harus diakui terdapat sejumlah masalah dalam mata pelajaran tersebut. Akibatnya mereka gagal dalam usaha sosialisasi dan diseminasi demokrasi, jangankan lagi untuk untuk pembentukan cara berpikir worldview dan perilaku demokrasi di lingkungan peserta didik dan masyarakat sekolah umumnya. Kegagalan itu, menurut Azra bersumber setidaknya dari tiga hal. Pertama, secara substansif PPKnkewarganegaraan tidak secara terencana dan terarah mencakup materi dan pembahasan yang lebih terfokus pada pendidikan demokrasi dan kewargaan. Materi-materi yang ada umumya terpusat pada pembahasan yang bersifat idealistik, legalistik, dan normatif. Kedua, kalaupun materi-materi yang ada pada 33 dasarnya potensial bagi pendidikan demokrasi dan pendidikan kewargaan, tapi potensi itu tidak berkembang karena pendekatan dalam pembelajarannya bersifat indoktrinatif, regimmentatif, monologis, dan tidak partisipatif. Ketiga, subjek itu lebih teoritis dari pada praktis. Akibatnya, terdapat diskrepansi yang jelas di antara teori dan wacana yang dibahas dengan realitas sosial-politik yang ada. Azra, 2002: 158.

2.2.3 Karakter Warga Negara dalam Konsolidasi Demokrasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS TENTANG POLA PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH (Studi kasus di pondok pesantren Hidayatullah – Jember)

0 6 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Berbasis Karakter Di MTS N Klaten.

0 1 15

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA Pengembangan Kompetensi Sosial Guru (Studi Tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Masyarakatnya Di SMP Negeri 1 Wonosari Klaten).

0 2 15

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM Pengembangan Kompetensi Sosial Guru (Studi Tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Masyarakatnya Di SMP Negeri 1 Wonosari Klaten).

0 2 11

KARAKTER PROFETIK PERILAKU SEHARI-HARI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Karakter Profetik Perilaku Sehari-Hari Pada Mahasiswa Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

0 1 17

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN.

0 1 39

PERSPEKTIF PEMIKIRAN PAKAR TENTANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA.

0 0 84

POLA PENDIDIKAN PESANTREN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam Al-Ma’un Sroyo).

0 0 17

Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Karakter Bangsa

0 4 26

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KARAKTER . pdf

0 0 14