Model Islamisasi Pesantren Pendekatan Teoritis Gerakan Sosial .1 Gerakan Sosial sebagai Perilaku Kolektif Sosiologis

52 kesulitan-kesulitan dan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh dunia Iptek. Jargon yang sering dikumandangkan adalah “Al-Muhafadzah bi al-Qodim al- sholih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah”memelihara kebakan di masa lalu dan mengambil kebaikan yang baru. Terjadinya dikotomi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum selama ini pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi, maka Ismail Raji Al-Faruqi dan naquib al-Attas 1984 melakukan pendekatan berbeda dalam rangka Islamisasi pengetahuan integrasi keilmuan, yakni dengan pendekatan purifikasi atau penyucian. Integrasi keilmuan dilakukan dengan jalan pertama kali tubuh ilmu pengetahuan barat itu dibersihkan dari unsur-unsur yang asing bagi ajaran Islam, kemudian setelah itu baru merumuskan serta memadukan unsur-unsur Islam yang esensial dan konsep-konsep kunci, sehingga menghasilkan suatu komposisi yang merangkum pengetahuan inti itu.

2.3.4 Model Islamisasi Pesantren

Corak Islam di Indonesia sejak 1980-an telah menjadi embrio bagi tumbuhnya gerakan Islamisme kontemporer. Semangat kebangkitan Islam di Timur Tengah, terutama pasca Revolusi Revolusi Islam Iran 1979 telah membawa dampak yang luar biasa bagi gerakan Islamisme di Indonesia. Gerakan Islamisme yang berawal dari pesantren sesungguhnya tetap memainkan peranannya dalam mengagendakan Islamisasi struktural maupun kultural yang diwujudkan dalam bentuk mengubah tatanan sosial politik, bentuk negara, hukum negara, pelembagaan kenegaraan dan lain-lain. 53 Rahmat dan Zada dalam Jurnal Tashwirul Afkar 2004: 39 membagi model Islamisasi ini ke dalam dua tipologi; 1 Islamisasi secara total dengan mengembalikan sistem politik ke zaman Kekhalifahan Islam. Islamisasi ini bersifat Internasional global, bisa disebut Islam InternasionalIslam politik global. 2 Islamisasi yang masih mempertimbangkan nation state, sehingga tidak perlu melakukan Islamisasi politik global kekhalifahan, melainkan cukup membentuk negara Islam di wilayah negara tertentu di mana sebuah gerakan Islam berada dan tumbuh. Jika dilihat dari pendekatan isimuatankonten Islam menurut Rahmat dan Zada 2004: 39 ada dua kategorisasi yang sedang dilakukan oleh gerakan Islamisme. Pertama, Islamisasi eksklusif-simbolik, yakni Islamisasi yang dilakukan dengan pemaknaan eksklusif sehingga memiliki watak yang simbolik. Dengan kata lain, Islam dimaknai secara skriptual, leterlek, harfiah, yang tidak mempertimbangkan aspek kontekstualitas sehingga islam harus dimaknai sebagai agama politik, yakni harus diterapkan oleh negara. Islam dan negara bersifat integralistik. Kedua, Islamisasi inklusif-strategis, yakni Islamisasi yang dilakukan tidak secara literal- simbolik, tetapi lebih banyak dilakukan secara inkluisif. Islam tidak dimaknai secara skriptual, tetapi Islam dimaknai secara inklusif. Biasanya menggunakan isu-isu kontemporer seperti pemberantasan korupsi, menolak gaya hidup mewah, dll. Namun Islamisasi ini bisa bergerak ke arah yang simbolik-eksklusif jika secara politik kelompok gerakan sosial politik berkuasa. 54

2.4 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

ANALISIS TENTANG POLA PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH (Studi kasus di pondok pesantren Hidayatullah – Jember)

0 6 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Berbasis Karakter Di MTS N Klaten.

0 1 15

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA Pengembangan Kompetensi Sosial Guru (Studi Tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Masyarakatnya Di SMP Negeri 1 Wonosari Klaten).

0 2 15

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM Pengembangan Kompetensi Sosial Guru (Studi Tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Masyarakatnya Di SMP Negeri 1 Wonosari Klaten).

0 2 11

KARAKTER PROFETIK PERILAKU SEHARI-HARI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Karakter Profetik Perilaku Sehari-Hari Pada Mahasiswa Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

0 1 17

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN.

0 1 39

PERSPEKTIF PEMIKIRAN PAKAR TENTANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA.

0 0 84

POLA PENDIDIKAN PESANTREN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam Al-Ma’un Sroyo).

0 0 17

Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Karakter Bangsa

0 4 26

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KARAKTER . pdf

0 0 14