18
2.1.2 Tipe-Tipe Gerakan Sosial
Gerakan-serakan sosial dapat dibedakan berdasarkan basis ideologis mereka, atau khususnya berdasarkan tujuan-tujuan ideologis mereka. J. Vander,
dalam Maran 2001: 71-72 mengklasifikasikan gerakan sosial kedalam empat tipe, yaitu:
1. Gerakan revolusioner, yaitu gerakan sosial yang bermaksud mengubah masyarakat dengan menantang nilai-nilai fundamental dengan berupaya
melakukan penggantian kerangka nilai yang telah ada. 2. Gerakan reformasi ialah gerakan sosial yang berusaha memodifikasi kerangka
kerja dari skema nilai yang ada, mengupayakan perubahan-perubahan yang akan mengimplementasikan kerangka-kerangka nilai yang ada secara lebih
memadai.
3. Gerakan perlawanan untuk memblokir perubahan atau mengeliminasi perubahan yang sudah dilembagakan sebelumnya.
4. Gerakan ekspresif, merenovasi atau memperbarui orang-orang dari dalam, menjanjikan suatu pembebasan di masa depan.
2.1.3 Sebab-Sebab Gerakan Sosial
Di kalangan sosiolog terdapat dua pandangan tentang masalah terbentuknya gerakan sosial dan motif orang melakukan suatu gerakan sosial.
Menurut pandangan pertama, gerakan sosial disebabkan oleh kesengsaraan, terutama karena masalah sosial dan kesukaran ekonomis. Cara ini disebut
pendekatan konflik. Sedangkan pandangan kedua menjelaskan bahwa penyebab gerakan-gerakan sosial adalah faktor pengorganisasian sumber daya. Sistem
mobilisasi sumber daya yang timpang menjadi pemicu munculnya gerakan- gerakan sosial. Cara pandang kedua ini disebut pendekatan mobilisasi sumber
daya. Maran, 2001: 74.
19
a. Pendekatan konflik Model pendekatan ini adalah adanya pengaruh filsafat materialisme
Karl Marx Maran, 2001: 74 yang mengatakan bahwa : “Kesengsaraan dan kemiskinan progresif kelas pekerja merupakan akibat
dari eksploitasi Kapitalis. Lambat laun kondisi-kondisi semacam ini akan ditentang keras oleh kaum pekerja. Para pekerja akan menemukan akar
sosial dari penderitaan mereka, yakni karena ulah majikan mereka. Karena itu, mereka pun akan menggulingkan kelas mereka.”
b. Pendekatan Mobilisasi Sumber Daya Keterlibatan orang-orang dalam suatu gerakan sosial sebagai suatu
tanggapan terhadap suatu proses pengambilan keputusan yang rasional. Mereka tidak asal terlibat dalam suatu gerakan sosial, mereka memperhitungkan untung
rugi dari keterlibatan tersebut. Dari perspektif ini dapat dikatakan bahwa gerakan-gerakan sosial itu merupakan cerminan kesadaran para partisipan
untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan rekonstruksi masyarakat mereka. Menekankan pentingnya faktor-faktor struktural seperti ketersediaan berbagai
sumber daya bagi pencapaian tujuan-tujuan khusus dan jaringan relasi antar personal yang berperan sebagai fokus bagi rekruitmen. Maran, 2001: 75.
Selain dua pendekatan tadi masih ada pendekatan lain yang dinamakan dengan “gerakan tanpa gerakan”, dapat dikatakan sebagai kredo dalam ragam
transformasi sosial. Asumsi demikian dikemukakan oleh Panuju 2002: 132, bahwa gerakan yang hakiki adalah apabila ia justru tidak menyatakan dirinya
sebagai gerakan. Transformasi sosial yang dirancang dalam suatu gerakan, sesungguhnya hanya malahirkan perubahan harfiah, tetapi sering kali merusak
struktur batiniah masyarakat. Pada saat melakukan gerakan sosial social
20
movement sesungguhnya disertai dengan pemilihan sejumlah instrumen yang harus dilaksanakan secara ketat, mulai dari simbol, nilai, hingga program aksinya.
Di situlah benih-benih represi yang mengagresi toleransi muncul bersemi. Di situ pula proses hegemonik mulai tak bisa dihindari.
Panuju 2002: 132 berpandangan bahwa gerakan yang dibutuhkan adalah “gerakan tanpa gerakan”. Bagaimana sebuah nilai, sikap, identitas, dan
perubahan dibiarkan tumbuh berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Itulah kekuasaan yang tidak merepresi dan tidak direpresi. Itulah masyarakat yang sama-
sama menolak hegemoni yang disebut masyarakat madani.
2.1.4 Kependidikan Gerakan Sosial dan Ideologisasi Transformatif