Karakter Warga Negara dalam Konsolidasi Demokrasi

33 dasarnya potensial bagi pendidikan demokrasi dan pendidikan kewargaan, tapi potensi itu tidak berkembang karena pendekatan dalam pembelajarannya bersifat indoktrinatif, regimmentatif, monologis, dan tidak partisipatif. Ketiga, subjek itu lebih teoritis dari pada praktis. Akibatnya, terdapat diskrepansi yang jelas di antara teori dan wacana yang dibahas dengan realitas sosial-politik yang ada. Azra, 2002: 158.

2.2.3 Karakter Warga Negara dalam Konsolidasi Demokrasi

Civic education pendidikan kewarganegaraan memfokuskan pada demokrasi politik atau demokrasi sebagai sebuah sisitem politik. Karena civic education sebagai bagian dari sosialisasi politik berfungsi sebagai pemelihara dan pengembang sistem politik ideal yaitu demokrasi. Juga sebagai salah satu aspek penting bagi pengembangan “representative government under rule of the law”. Bahkan seperti dinyatakan Benyamin Barber sebagaimana dikutip Branson dalam Cholisin 2004: 24 bahwa civic education yang efektif adalah suatu keharusan karena kemampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis, berpikir secara kritis, dan bertindak secara sadar dalam dunia yang plural, memerlukan tempat yang memungkinkan kita mendengar dan mengakomodasi pihak lain semuanya itu memerlukan kemampuan yang memadai. Pengetahuan seseorang tentang politik mencakup pengetahuan mengenai struktur politik lembaga-lembaga negara, input politik tuntutan atau dukungan masyarakat terhadap pemerintahan, output keluaran sistem politik berupa berbagai keputusankebijakan yang diambil struktur politik yang berwenangotoritatif, pendapat-pendapat individu sebagai aktor politik, pendapat 34 individu mengenai warga negara lainnya, kesemuanya itu merupakan orientasipandangan politik jenis kognisi. Sikap seseorang berupa penerimaan atau penolakan, percaya trust atau permusuhan hostility terhadap sistem politik, pendapat-pendapat individu sebagai aktor politik serta mengenai warga negara lainnya merupakan orientasi politik afeksi. Dalam kehidupan sehari-hari rasa percaya dan permusuhan termanifestasi dalam bentuk kualitas politik yang sangat sering kita temukan yaitu kerjasama dan konflik. Penilaian seseorang terhadap sistem politik, pendapat individu sebagai aktor politik dan pendapat warga negara lainnya berdasarkan nilai moral, nilai-nilai sosial yang dipercayainya, dapat berupa penilaian baik atau buruk merupakan orientasi politik evaluasi. Alfian dan Sjamsuddin,1991: 23. Ketiga orientasi politik tersebut dalam realitas merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Maksudnya seseorang memberikan penilaian yang baik terhadap sistem politiknya dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki mengenai sistem politiknya. Dengan kata lain, “budaya politik suatu bangsa sesungguhnya tidak lepas dari pengaruh dari nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakatnya. Cholisin, 1998: 41. Almond dan Verba 1984: 35-37 dalam konteks untuk mewujudkan negara yang demokratis dan stabil mengajukan tipe budaya politik kewarganegaraan. Budaya politik kewarganegaraan civic culture merupakan kombinasi yang seimbang atau proporsional antara karakteristik-karakteristik berikut; aktif, rasional tidak emosional, memiliki informasi yang cukup mengenai politik, loyalitas pada sistem politik, kepercayaan dan kepatuhan 35 terhadap pemerintah, kepercayaan sesama warga negara, dan keterikatan kepada keluarga, suku, dan agama. Oleh karena itu, dalam budaya politik kewarganegaraan orientasi politik pada budaya partisipan dikombinasikan secara seimbang dengan orientasi-orientasi politik pada budaya politik parokhial dan budaya politik subjek. Jadi tidak menggantikan orientasi politik budaya politik parokhial dan subjek.

2.2.4 Pendidikan Kewarganegaraan Di Era Kebangkitan Islam

Dokumen yang terkait

ANALISIS TENTANG POLA PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH (Studi kasus di pondok pesantren Hidayatullah – Jember)

0 6 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Berbasis Karakter Di MTS N Klaten.

0 1 15

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA Pengembangan Kompetensi Sosial Guru (Studi Tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Masyarakatnya Di SMP Negeri 1 Wonosari Klaten).

0 2 15

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM Pengembangan Kompetensi Sosial Guru (Studi Tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Masyarakatnya Di SMP Negeri 1 Wonosari Klaten).

0 2 11

KARAKTER PROFETIK PERILAKU SEHARI-HARI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Karakter Profetik Perilaku Sehari-Hari Pada Mahasiswa Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

0 1 17

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN.

0 1 39

PERSPEKTIF PEMIKIRAN PAKAR TENTANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA.

0 0 84

POLA PENDIDIKAN PESANTREN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi di Pondok Pesantren Modern Islam Al-Ma’un Sroyo).

0 0 17

Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Karakter Bangsa

0 4 26

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN KARAKTER . pdf

0 0 14