a. Sampel serum sebanyak 500 µl dimasukkan dalam tempat sampel
kemudian diletakkan pada rak sampel sesuai dengan nomor tes b.
Reagen dimasukkan dalam tempat reagen kemudian diletakkan pada rak sesuai dengan program tes kolesterol-total
c. Data identitas penderita dan jenis tes dimasukkan melalui key board
d. Alat akan melakukan tes secara automatik sesuai program sampel 4 µl
dan reagen 350 µl e.
Hasil tes kolesterol-total akan keluar melalui print out Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas laboratorium yang
ahli.
3.6.6. Pemeriksaan Endoskopi
Semua pasien sirosis akan menjalani esophagogastroduodenoscopy EGD. Varises esofagus akan diklasifikasi berdasarkan ukurannya yaitu : F1
ukuran kecil dan lurus, F2 ukuran besar, berlekuk – lekuk, dan mengisi 13 lumen esofagus, F3 ukuran lebih besar, dan memenuhi lebih dari 13
lumen esofagus. Kemudian ketiga klasifikasi tersebut dipersempit menjadi dua klasifikasi yaitu ukuran kecil F1 dan ukuran besar F2 – F3.
3.6.7. Forns Index
3.7. Defenisi Operasional
3.7.1. Sirosis hati
Sirosis hati adalah penyakit hati yang menahun yang difus yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul.
Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan Forns Index = 7.811 - 3.131 x ln [platelet count 10
9
L] + 0.781 x ln [Gamma GTIUL] + 3.467 x ln [age years] – 0.014 x [cholesterol
Universitas Sumatera Utara
makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut.
3.7.2. Varises esofagus
Varises esofagus merupakan kolateral portosistemik yang terbentuk setelah adanya dilatasi saluran pembuluh darah vena mulai dari distal esofagus
akibat hipertensi portal. Daerah distal 2 – 5 cm dari esofagus merupakan lokasi tersering terjadinya varises. Varises esofagus akan diklasifikasi
berdasarkan ukurannya yaitu : F1 ukuran kecil dan lurus, F2 ukuran besar, berlekuk – lekuk, dan mengisi 13 lumen esofagus, F3 ukuran lebih besar,
dan memenuhi lebih dari 13 lumen esofagus. Kemudian ketiga klasifikasi tersebut dipersempit menjadi dua klasifikasi yaitu ukuran kecil F1 dan
ukuran besar F2 – F3.
3.7.3. Endoskopi Esophagogastroduodenoscopy EGD
Esophagogastroduodenoscopy EGD adalah tes pemeriksaan untuk memeriksa ada tidaknya kelainan pada esofagus, gaster, dan bagian pertama
dari usus halus yaitu duodenum. Hal ini dilakukan dengan memasukkan ke dalam tenggorokan scope fleksibel yang pada ujungnya terdapat lampu dan
kamera kecil.
3.7.4. Forns Index
Forns index merupakan petanda fibrosis hati noninvasif, pertama kali dikemukakan oleh Forns dkk, dengan menggunakan variabel umur pasien,
Gamma GT, kolesterol dan jumlah trombosit. Forns Index = 7.811 - 3.131 x ln [platelet count 10
9
L] + 0.781 x ln [Gamma GTIUL] + 3.467 x ln [age years] – 0.014 [cholesterol
mgdL
Universitas Sumatera Utara
3.7.5. Platelet
Trombosit merupakan komponen darah yang dihasilkan dari megakariosit sumsum tulang, suatu sel besar dengan 8 sampai 32 nukleu. Secara fisiologis
berperan dalam hemostatis, berfungsi menghentikan perdarahan pada permulaan dan pada luka kecil dapat menyebabkan hemostatis yang menetap.
Trombosit tidak melekat pada sel endotel vaskular normal, tapi pada daerah
endotel yang mengalami kerusakan. 3.7.6. Gamma GT Gamma-Glutamyl Transferase
Enzim Gamma GT terutama terdapat di hati, ginjal dan pankreas. Enzim ini diperiksa untuk menentukan disfungsi sel hati dan mendeteksi penyakit hati
yang diinduksi alkohol. Aktivitas Gamma GT meningkat pada semua bentuk penyakit hati. Selain itu Gamma GT juga digunakan sebagai petanda kanker
prostat dan metastase kanker payudara dan kolon ke hati. 3.7.7. Kolesterol
Kolesterol adalah bagian dari fraksi lipid yang diperiksa sesudah puasa selama 10-12 jam yang hasilnya didapat dalam satuan mgdl. Kolesterol
disintesa di jaringan terutama di hati dan dinding usus.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Kerangka Operasional