Setiap tahun, 2.000 kematian tambahan dikaitkan dengan kegagalan hati fulminan FHF. FHF disebabkan hepatitis virus misalnya, hepatitis A dan B, obat-
obatan misalnya asetaminofen, racun misalnya Amanita phalloides, yellow death cap mushroom, hepatitis autoimun, penyakit Wilson, atau berbagai etiologi lainnya.
Penyebab kriptogenik bertanggung jawab atas sepertiga dari kasus fulminan. Pasien dengan sindrom FHF memiliki tingkat kematian 50-80 kecuali mereka memperoleh
transplantasi hati. Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, pada tahun 2000 sekitar 170 juta
umat manusia menderita sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3 dari seluruh populasi manusia di dunia dan setiap tahunnya kejadian baru sirosis hepatis
bertambah 3 - 4 juta orang.
20
21
Angka prevalensi penyakit sirosis hepatis di Indonesia, secara pasti belum diketahui. Namun dari beberapa laporan rumah sakit umum
pemerintah di Indonesia berdasar diagnosis klinis saja didapati prevalensi sirosis hati yang dirawat di bangsal penyakit dalam umumnya berkisar antara 3,6 – 8,4 di Jawa
dan Sumatera, sedangkan di Sulawesi dan Kalimantan di bawah 1. Secara keseluruhan rata – rata prevalensi sirosis adalah 3,5 seluruh pasien yang dirawat di
bangsal penyakit dalam, atau rata – rata 47,4 dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. Kasus ini lebih banyak ditemukan pada kaum laki-laki dibandingkan kaum
wanita dengan perbandingan 2,1 : 1 dan usia rata – rata 44 tahun rentang usia 13 – 88 tahun dengan kelompok terbanyak antara usia 40 – 50 tahun.
2.1.3 Etiologi dan Patogenesis
24
Terdapat banyak penyebab sirosis hati, beberapa diantaranya jarang terjadi, bahkan muncul di masa kecil misalnya air minum dari pipa tembaga. Sirosis
merupakan penyakit yang diperoleh atau berbasis genetika. Klasifikasi etiologi, terutama dengan diagnosis dini, harus selalu menjadi prioritas, karena dapat
membantu pengobatan dan juga prognosis. Dengan menggabungkan data klinis biokimia, histologi, dan epidemiologi penyebab sirosis sebagian besar dapat
ditentukan. Pada masa lalu penyakit hati alkohol merupakan penyebab sirosis yang paling menonjol di Amerika Serikat. Akhir – akhir ini hepatitis C mulai meningkat
Universitas Sumatera Utara
jumlahnya sebagai penyebab utama hepatitis kronik maupun sirosis secara nasional. Di Indonesia, banyak penelitian menunjukkan bahwa hepatitis B dan C merupakan
penyebab sirosis yang lebih menonjol dibanding penyakit hati alkoholik.
19,24,25
Banyak kasus sirosis kriptogenik ternyata disebabkan penyakit perlemakan hati non – alkoholik non-alcoholic fatty liver disease NAFLD. Bila kasus – kasus
sirosis kriptogenik diteliti, ternyata banyak pasien menunjukkan satu atau lebih faktor resiko klasik NAFLD seperti : obesitas, diabetes, dan hipertrigliseridemia. Diduga
steatosis berkurang pada beberapa hati penderita, sementara fibrosis hatinya justru berkembang dengan progresif. Ini yang membuat diagnosis histologi dari NAFLD
menjadi sulit.
20,23,25
Sepertiga orang Amerika mempunyai NAFLD, sekitar 2 – 3 orang Amerika menunjukkan steatosis non – alkoholik non – alcoholic steatohepatitis NASH, yang
deposisi lemaknya dalam hepatosit mengalami komlipkasi berupa peradangan atau inflamasi hati dan fibrosis. Diperkirakan 10 pasien NASH dikemudian hari
berkembang menjadi sirosis. NAFLD dan NASH telah diperkirakan akan menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama pada dekade mendatang.
Penyebab utama sirosis di Amerika Serikat adalah hepatitis C 26, penyakit hati alkoholik 21, hepatitis C plus penyakit hati alkoholik 15, kriptogenik
18, hepatitis B yang bersamaan hepatitis D 15, dan penyebab lain 5.
20,23
20,26
Penyebab lain penyakit hati menahun dan sirosis : hepatitis autoimun, sirosis bilier primer, sirosis bilier sekunder berhubungan dengan obstruksi saluran empedu
ekstrahepar menahun, kolangitis sklerosing primer, hemokromatosis, penyakit Wilson, defisiensi α-1 antitripsin, penyakit granulomatosa contoh : sarkoidosis,
penyakit glycogen storage type IV , hepatitis imbas obat contoh : metotreksat, α-
metildopa, amidaron, obstruksi aliran vena contoh : sindrom Budd-Chiari, penyakit veno-oklusif, gagal jantung kanan kronik dan regurgitasi trikuspid.
Terjadinya fibrosis hati menggambarkan kondisi ketidakseimbangan antara produksi matriks ekstraseluler dan proses degradasinya. Sel – sel stelata yang berada
dalam ruangan perisinusoidal merupakan sel penting untuk memproduksi matriks ekstraseluler. Beberapa faktor dapat dilepas atau diproduksi oleh sel – sel hepatosit,
20,25,26
Universitas Sumatera Utara
sel – sel Kupfer, dan endotel sinusoid pada saat terjadi kerusakan hati. Sebagai contoh : peningkatan kadar TGF -
β1 dijumpai pada pasien dengan hepatitis C kronik dan sirosis. TGF -
β1 selanjutnya akan merangsang sel – sel stelata yang aktif untuk memproduksi kolagen tipe I.
19,20
Peningkatan deposisi kolagen dalam ruang Disse ruang antara hepatosit dan sinusoid dan pengurangan ukuran fenestra endotel akan
menimbulkan kapilarisasi sinusoid. Sel – sel stelata yang aktif juga mempunyai sifat konstriksi. Kapilarisasi dan konstriksi sinusoid oleh sel – sel stelata dapat memicu
terjadinya hipertensi portal.
Tabel 2.1 Etiologi Sirosis Hati
19,20,27
19
2.1.4 Manifestasi klinis