Desain penelitian Populasi dan sampel Besar sampel Kerangka Operasional Analisa statistik

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain penelitian

Penelitian observasional dilakukan dengan cara potong lintang cross sectional study yang bersifat analitik 3.2.Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan mulai Juli 2014 – Oktober 2014. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan

3.3. Populasi dan sampel

Penderita adalah semua penderita sirosis hati. Sampel adalah semua populasi penderita Sirosis hati yang menjalani rawatan di ruang rawat inap dan poliklinik Gastroentero-Hepatologi RSUP H. Adam Malik Medan.

3.4. Besar sampel

Rumus perhitungan besar sampel untuk penelitian uji hipotesis : 2 2 1 2 1 1 1 a o a a o o P P P P Z P P Z n −       − + − = − − β α Z1- α2 = deviat baku alpha, untuk α = 0,05  Z1-α2 = 1,96 Z1- β = deviat baku beta, untuk β = 0,10  Z1-β = 1,282 P P – Pa = Beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar = 0,15  3,5 = 0,035 = Proporsi penderita Sirosis hati pada beberapa RS di Indonesia Pa = Perkiraan proporsi Sirosis hati yang diteliti = 0,185 Jumlah sampel minimal = 33 orang Universitas Sumatera Utara

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi A. Inklusi

1. Pria maupun wanita berusia ≥ 18 tahun. 2. Pasien dengan penyakit sirosis hati 3. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent.

B. Eksklusi

1. Perdarahan variseal 1 minggu sebelumnya 2. Pasien yang sebelumnya sudah mendapat terapi endoskopi ligasi ataupun skleroterapi 3. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi bedah untuk hipertensi portal TIPS 4. Pasien yang sebelumnya telah mendapat terapi ᵝ blocker 5. Hepatoma 3.6. Bahan dan prosedur penelitian 3.6.1. Anamnesa dan pemeriksaan fisik Seluruh subjek penelitian yang termasuk dalam kriteria inklusi sebelumnya telah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.

3.6.2. Pemeriksaan Radiologi

Seluruh subjek penelitian yang termasuk dalam kriteria inklusi sebelumnya telah dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG abdomen.

3.6.3. Pemeriksaan Platelet

a. Sampel yang diperlukan adalah darah EDTA atau darah kapiler. b. Isi pipet dengan darah sampai garis 0,5. Bila diketahui trombositopenia diisi sampai garis 1. c. Sambil menahan dengan ujung jari, isi pipet dengan Rees Ecker sampai garis 101, kemudian letakkan horizontal. Universitas Sumatera Utara d. Sambil menekan kedua ujung pipet, pipet digoyang selama 3 menit. e. Isi kamar yang ditutup dengan larutan tersebut setelah terlebih dahulu membuang 3 tetes pertama larutan tersebut. f. Biarkan kamar hitung selama 2 menit, kemudian trombosit dihitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x. bidang yang dihitung adalah semua bidang kecil sebanyak 25 buah E. perhitungan trombosit yaitu n x 10 x 200mm 3

3.6.4. Pemeriksaan Gamma GT Gamma-Glutamyl Transferase

. Bahan : Serum darah Alat yang digunakan : Kinetic assay Substrat: gamma-L-glutamyl-p-nitroanilide dan glycylglycine 1. gamma-L-glutamyl-p-nitroanilide dan glycylglycine sebagai substrat untuk formasi Gamma GT enzimatik dari p-nitroaniline. 2. Substrat direaksikan dengan serum Gamma GT selama lebih kurang 10 menit. 3. p-nitroaniline yang terproduksi dari reaksi ini kemudian diukur dengan spectrophotometrical dalam jarak panjang gelombang 405-410 nm. 4. Persentase formasi p-nitroaniline adalah proposional dengan aktivitas Gamma GT. Oleh sebab itu, konversi p-nitroaniline yang tinggi merupakan indikatif tingginya konsentrasi Gamma GT dalam serum.

3.6.5. Pemeriksaan Kolesterol Total

Bahan : - Sampel serum, plasma EDTA - Reagen : R1 Cara kerja : Tes dilakukan dengan alat automatik Cobas Mira® Universitas Sumatera Utara a. Sampel serum sebanyak 500 µl dimasukkan dalam tempat sampel kemudian diletakkan pada rak sampel sesuai dengan nomor tes b. Reagen dimasukkan dalam tempat reagen kemudian diletakkan pada rak sesuai dengan program tes kolesterol-total c. Data identitas penderita dan jenis tes dimasukkan melalui key board d. Alat akan melakukan tes secara automatik sesuai program sampel 4 µl dan reagen 350 µl e. Hasil tes kolesterol-total akan keluar melalui print out Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas laboratorium yang ahli.

3.6.6. Pemeriksaan Endoskopi

Semua pasien sirosis akan menjalani esophagogastroduodenoscopy EGD. Varises esofagus akan diklasifikasi berdasarkan ukurannya yaitu : F1 ukuran kecil dan lurus, F2 ukuran besar, berlekuk – lekuk, dan mengisi 13 lumen esofagus, F3 ukuran lebih besar, dan memenuhi lebih dari 13 lumen esofagus. Kemudian ketiga klasifikasi tersebut dipersempit menjadi dua klasifikasi yaitu ukuran kecil F1 dan ukuran besar F2 – F3.

3.6.7. Forns Index

3.7. Defenisi Operasional

3.7.1. Sirosis hati

Sirosis hati adalah penyakit hati yang menahun yang difus yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan Forns Index = 7.811 - 3.131 x ln [platelet count 10 9 L] + 0.781 x ln [Gamma GTIUL] + 3.467 x ln [age years] – 0.014 x [cholesterol Universitas Sumatera Utara makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut.

3.7.2. Varises esofagus

Varises esofagus merupakan kolateral portosistemik yang terbentuk setelah adanya dilatasi saluran pembuluh darah vena mulai dari distal esofagus akibat hipertensi portal. Daerah distal 2 – 5 cm dari esofagus merupakan lokasi tersering terjadinya varises. Varises esofagus akan diklasifikasi berdasarkan ukurannya yaitu : F1 ukuran kecil dan lurus, F2 ukuran besar, berlekuk – lekuk, dan mengisi 13 lumen esofagus, F3 ukuran lebih besar, dan memenuhi lebih dari 13 lumen esofagus. Kemudian ketiga klasifikasi tersebut dipersempit menjadi dua klasifikasi yaitu ukuran kecil F1 dan ukuran besar F2 – F3.

3.7.3. Endoskopi Esophagogastroduodenoscopy EGD

Esophagogastroduodenoscopy EGD adalah tes pemeriksaan untuk memeriksa ada tidaknya kelainan pada esofagus, gaster, dan bagian pertama dari usus halus yaitu duodenum. Hal ini dilakukan dengan memasukkan ke dalam tenggorokan scope fleksibel yang pada ujungnya terdapat lampu dan kamera kecil.

3.7.4. Forns Index

Forns index merupakan petanda fibrosis hati noninvasif, pertama kali dikemukakan oleh Forns dkk, dengan menggunakan variabel umur pasien, Gamma GT, kolesterol dan jumlah trombosit. Forns Index = 7.811 - 3.131 x ln [platelet count 10 9 L] + 0.781 x ln [Gamma GTIUL] + 3.467 x ln [age years] – 0.014 [cholesterol mgdL Universitas Sumatera Utara

3.7.5. Platelet

Trombosit merupakan komponen darah yang dihasilkan dari megakariosit sumsum tulang, suatu sel besar dengan 8 sampai 32 nukleu. Secara fisiologis berperan dalam hemostatis, berfungsi menghentikan perdarahan pada permulaan dan pada luka kecil dapat menyebabkan hemostatis yang menetap. Trombosit tidak melekat pada sel endotel vaskular normal, tapi pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. 3.7.6. Gamma GT Gamma-Glutamyl Transferase Enzim Gamma GT terutama terdapat di hati, ginjal dan pankreas. Enzim ini diperiksa untuk menentukan disfungsi sel hati dan mendeteksi penyakit hati yang diinduksi alkohol. Aktivitas Gamma GT meningkat pada semua bentuk penyakit hati. Selain itu Gamma GT juga digunakan sebagai petanda kanker prostat dan metastase kanker payudara dan kolon ke hati. 3.7.7. Kolesterol Kolesterol adalah bagian dari fraksi lipid yang diperiksa sesudah puasa selama 10-12 jam yang hasilnya didapat dalam satuan mgdl. Kolesterol disintesa di jaringan terutama di hati dan dinding usus. Universitas Sumatera Utara

3.8. Kerangka Operasional

3.9. Analisa statistik

Untuk melihat hubungan hasil pengukuran endoskopi dengan Forns index digunakan uji independent jika data berdistribusi normal, dan uji Mann Whitney jika data tidak berdistribusi tidak normal. Untuk menilai hubungan antara derajat keparahan sirosis hati dengan Child Pugh dan besar varises esofagus secara endoskopi digunakan Chi square test. Untuk menentukan cut off nilai Forns index dilakukan Receiver Operating Characteristic ROC. Pada penelitian ini juga dilakukan uji diagnostik dengan mencari nilai sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value PPV, Negative Predictive Value NPV, Likelihood Ratio + positif dan Likelihood Ratio- negatif, dan Acc Accuracy. • Anamnesa • Pem.Fisik • Darah rutin • LFT • USG abdomen Sirosis Forns φ F Varises Es F φ F Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan secara potong lintang di ruang rawat inap dan poliklinik Gastroentero - Hepatologi RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Juli 2014 – Oktober 2014. Diperoleh total subjek 51 penderita sirosis hati yang diikutsertakan dalam penelitian ini, didapatkan hasil sebagai berikut Lihat tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik Demografik Subjek Penelitian Parameter Data Pasien n = 51 Jenis Kelamin LkPr n 34 17 66,7 33,3 Umur tahun 52,04 ± 12,33 Trombosit x10 9 104 31-144 L AST UL ALT UL Gamma GT UL 56 18-567 38 13-233 66 6-530 Bilirubin total mgdl 1,63 0,25-14,97 Kolesterol Total mgdl 149,1 ± 67,55 Albumin grdl 2,5 ± 0,75 Δ PT detik 2,7 0,1 – 20,6 Universitas Sumatera Utara