h. Kandungan Nitrat NO
3 -
Sampel air diambil sebanyak 5 ml, kemudian ditetesi dengan 1 ml NaCl selanjutnya ditambahkan 5 ml H
2
SO
4
75 dan 4 tetes asam Brucine Sulfat Sulfanik. Larutan ini dipanaskan selama 25 menit pada suhu 95
C kemudian didinginkan selanjutnya kandungan nitrat dapat diukur dengan
spektrofotometer pada γ = 410 nm bagan Kerja Lampiran E
i. Kandungan Posfat PO
4 3-
Sampel air diambil sebanyak 5 ml, kemudian ditetesi dengan reagen Amstrong sebanyak 2 ml selanjutnya ditambahkan 1 ml asam askorbat.
Larutan didiamkan selama 20 menit kemudian konsentrasi Posfat dapat diukur dengan spektrofotometer pada γ = 880 nm bagan Kerja Lampiran F.
j. TDS Total Dissolved Solid
Kertas saring whatman no.40 dipanaskan dalam oven selama 1jam pada suhu ±105º C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu
ditimbang dengan cepat. Sampel dihomogenkan lalu di ambil 100 ml kemudian di saring dengan kertas saring whatman no.40 yang akan
menghasilkan filtrat dan residu. Filtrat dipanaskan di dalan oven 1jam pada suhu ±105º C,didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang dengan cepat lampiran G.
k. TSS Total Suspended Solid
Kertas saring whatman no.40 dipanaskan dalam oven selama 1jam pada suhu ±105º C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu
ditimbang dengan cepat. Sampel dihomogenkan lalu di ambil 100 ml kemudian di saring dengan kertas saring whatman no.40 yang akan
menghasilkan filtrat dan residu. Residu dipanaskan di dalan oven 1jam pada suhu ±105º C,didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang dengan cepat lampiran H.
l. Kandungan Organik Substrat
Universitas Sumatera Utara
Sampel substrat dari dasar perairan, dibawa ke Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk dianalisis. Substrat
dikeringkan dan diayak, kemudian tanah atau substrat ditimbang sebanyak 0,5 gram, dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 5 ml Kalium
bikromat K
2
Cr
2
O
7
IN. Kemudian ditambahkan l0 ml H
2
SO
4
pekat dan dibiarkan selama 30 menit, ditambahkan 100 ml aquadest, 5 ml asam posphat
H
3
PO
4
85 2,5 ml NaFe 4, 5 tetes diphenil amino. Kemudian dititrasi dengan Fe NH
4
SO
4
Pengukuran parameter fisik-kimia perairan beserta satuan alat dan tempat pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3.1. Berikut :
0,5 N dicatat volume titrasi yang merupakan hasil dan
hitung kandungan organik substrat.
Tabel 3.1 Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisika Kimia Perairan
No. Parameter Fisik- Kimia
Satuan Alat
Tempat Pengukuran
1. Suhu
Termometer Air Raksa C
In-situ 2.
DO mgl
Metode winkler In-situ
3. BOD
mgl
5
Metoda Winkler dan Inkubasi
Laboratorium 4.
COD mgl -
Refluks Titrimetri Laboratorium
5. pH
- pH meter
In-situ 6.
Intensitas Cahaya Candela
Lux meter In-situ
7. NO
3
mgl
-
Spectrofotometri Laboratorium
8. PO
4
mgl
3-
Spectrofotometri Laboratorium
9. TDS
mgl Spectrofotometri
Laboratorium 10.
TSS mgl
Spectrofotometri Laboratorium
11. 12.
13. 14.
15. Pb
Cd Substrat
K.Oksigen PenetrasiCahaya
mgkg mgkg
M -
- Oven dan Tanur
- Keping sechii
Laboratorium Laboratorium
Laboratorium Laboratorium
In-situ
III.7 Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Secara prinsip metode Storet adalah membandingkan antar data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukan guna menentukan
status mutu air. Untuk Sungai Raniate, peruntukannya adalah air golonganI karena Sungai Raniate juga dipakai untuk sumber air minum. Cara menentukan
status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA United State Environmental Protection Agency dengan mengklasifikasikan mutu air
dalam 4 kelas yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Kelas A
: baik sekali, skor memenuhi baku mutu
2. Kelas B
: baik, skor = -1 sd -10 tercemar ringan
3. Kelas C
: sedang, skor= - 11sd-30 tercemar sedang
4. Kelas D
: buruk, skor -31 tercemar berat
Prosedur penggunaan
1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu time series data 2.
Bandingkan data hasil pengukuran dan masing-masing parameter air dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air hasil pengukuran baku
mutu maka diberi skor 0. 4.
Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air hasil pengukuran baku mutu maka diberi skor :
Tabel 3.2. Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air Jumlah
Parameter Nilai
Fisika Parameter
Kimia Biologi
10 Maksimum
Minimum Rata-rata
Maksimum Minimum
Rata-rata -1
-1 -3
-2 -2
-6 -2
-2 -6
-4 -4
-12 -3
-3 -9
-6 -6
-18 5.
Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya
dari jumlah skor yang dengan menggunakan sistem nilai III.8 Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan menghitung kepadatan mutlak, dan analisis korelasi Pearson antara kepadatan ikan dengan faktor fisik kimia Perairan
sungai Raniate. Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam analisis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepadatan Populasi K
A ni
KP =
Dengan : K = Kepadatan Suatu Jenis I ni = Jumlah individu suatu jenis
Universitas Sumatera Utara
A = Luas area pengambilan sampel 4m
2
2. Analisis Korelasi r
Analisis korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan ikan jurung yang terdapat di Sungai Raniate dengan sifat fisika-
kimia airnya. Analisis dilakukan dengan metode komputerisasi SPSS Ver.16.00.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN