BOD Kejenuhan Oksigen Faktor Fisik-Kimia Perairan

kandungan oksigen terlarut pada perairan pulau Kampai berada pada kisaran normal yang masih dapat menopang kehidupan ikan sesuai dengan baku mutu kualitas air untuk biota yang ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup melalui KEP No-51MNLHI2004 yaitu 3 mgl.

IV.1.6 BOD

5 Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata BOD Biochemical Oxygen Demand 5 yang hampir sama yaitu antara 0,3-0,4 mgl. Nilai BOD 5 tertinggi terdapat pada stasiun1 dan 2 yaitu sebesar 0,4 mgL. Tingginya nilai BOD 5 pada stasiun 1 dan 2 disebabkan oleh banyaknya kandungan senyawa organik dan anorganik yang terdapat dalam badan perairan tersebut sehingga membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Sedangkan nilai BOD 5 terendah terdapat pada stasiun 1 yaitu 0,3 mgl. Rendahnya BOD 5 pada stasiun 1 dapat disebabkan oleh senyawa organik maupun anorganik yang terdapat pada stasiun tersebut masih tergolong rendah. Nilai BOD5 pada perairan ini masih sesuai dengan baku mutu air untuk biota yang ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP No- 51MNLHI2004 bahwa nilai BOD 5 Menurut Brower et al 1990, bahwa apabila konsumsi oksigen selama 5 hari berkisar 5 mgl O yang masih dapat menopang kehidupan biota adalah 25 mgl. 2 , maka perairan tersebut tergolong baik. Sebaliknya apabila konsumsi oksigen antara 10-20 mgl O 2 menunjukkan bahwa tingkat pencemaran oleh senyawa organik tinggi. Selanjutnya Wardhana 1995 mengatakan bahwa peristiwa penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme didalam lingkungan adalah proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup.

IV.1.7 Kejenuhan Oksigen

Nilai kejenuhan oksigen tertinggi dari hasil penelitian terdapat pada stasiun 3 yaitu sebesar 91,62 dan yang terendah tredpat pada stasiun 2 sebesar 86,31 . Hal ini menunjukkan bahwa pada stasiun 3 memiliki defisit oksigen yang lebih kecil dari seluruh stasiun penelitian yang dapat memberikan informasi bahwa daerah ini memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah Universitas Sumatera Utara Menurut Barus 2004, kehadiran senyawa organik akan menyebabkan terjadinya proses penguraian uang dilakukan oleh mikroorganisme yang berlangsung secara aerob, artinya membutuhkan oksigen. Seandainya pada pengukuran temperatur 13,9° C diperoleh kadar oksigen terlarut 8 mgl, maka sesuai dengan tabel pada lampiran C seharusnya kelarutan oksigen maksimum akan mencapai 10 mgl. Disini terlihat ada selisih nilai oksigen terlarut antara yang diukur 8 mgl dengan yang seharusnya dapat larut 10mgl yaitu sebanyak 2 mgl dengan nilai kejenuhan sebesar 80. Dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa pada lokasi tersebut telah terdapat senyawa organik pencemar yang dapat diketahui dari defisit oksigen sebesar 2 mgl. Oksigen terlarut digunakan dalam proses penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme yang berlangsung secara aerobik.

IV.1.8 Fosfat NO3