IV.1.11 TSS Total Suspended Solid Nilai TSS Total Suspended Solid yang didapat pada ketiga stasiun
penelitian berkisar antara 36-38 mgl. hal ini menunjukkan bahwa padatan tersuspensi pada ketiga stasiun tidak jauh berbeda, dimana nilai TSS tertinggi
terdapat pada stasiun 3, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 1 dan 2 dengan nilai yang sama yaitu 36 mgl. Menurut Kep-51MENLH1995 yaitu tentang baku
mutu kadar maksimum TSS sebesar 250 mgl, dapat disimpulkan bahwa kadar TSS di seluruh stasiun tergolong baik karena masih jauh dibawah baku mutu yang
telah ditetapkan.
Total suspended solid atau padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung.
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen seperti bahan-bahan organik tertentu, tanah liat dan lain-
lain. Misalnya air permukaan mengandung tanah liat dalam bentuk tersuspensi. Partikel tersuspensi akan menyebarkan cahaya yang datang, sehingga menurunkan
intensitas cahaya yang disebarkan. Padatan tersuspensi dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, sisa tanaman dan limbah industri Widowati, dkk,
2008.
IV.1.12 TDS Total Dissolved Solid
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa nilai TDS Total Dissolved Solid berkisar antara 164-186 mgl. Nilai TDS tertinggi terdapat
pada stasiun 3 yaitu sebesar 236 mgl dan yang terendah terdapat pada stasiun 2 yaitu sebesar 142 mgl. Tingginya nilai TDS pada stasiun 3 disebabkan senyawa
organik dari hasil aktivitas masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, bahwa baku mutu kadar maksimum TDS yaitu sebesar 1000mgl,
dapat disimpulkan bahwa kadar TDS di seluruh stasiun tergolong baik karena masih jauh dibawah baku mutu yang telah ditetapkan.
IV.1.13 Timbal Pb
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kandungan rata-rata timbal pada tiga stasiun penelitian tidak jauh berbeda, yaitu berkisar antara 0,0086-0,0103
mgKg. kandungan timbal terbesar terdapat pada stasiun 2 yaitu sebesar 0,0103
Universitas Sumatera Utara
mgKg, hal ini disebabkan limbah dari aktivitas masyarakat yang masuk kedalam badan perairan. Kandungan Pb terendah pada stasiun 1 sebesar 0,0086 mgKg.
Kandungan timbal pada ketiga stasiun masih tergolong aman sebab nilai yang ditolerir menurut system storet PP No. 82 tahun 2001 adalah 0,03 mgKg. jadi
kandungan timbal pada perairan sungai raniate masih dibawah ketentuan baku mutu air menurut storet tersebut. Timbal Pb pada awalnya adalah logam berat
yang secara alami terdapat di dalam kerak bumi. Namun, timbal juga bisa berasal dari kegiatan manusia bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali lebih banyak
dibandingkan Pb alami. Pencemaran Pb berasal dari sumber alami maupun limbah dari sumber aktivitas manusia dengan jumlah yang terus meningkat, baik dari
lingkungan air, udara maupun darat Widowati, dkk. 2008.
IV.1.14 Kadmium Cd
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kandungan rata-rata Kadmium Cd pada tiga stasiun penelitian tidak jauh berbeda, yaitu berkisar antara 0,0028-
0,0063 mgKg. Kandungan timbal pada ketiga stasiun masih tergolong aman sebab nilai yang ditolerir menurut system storet PP No. 82 tahun 2001 adalah
0,5 mgKg. jadi kandungan timbal pada perairan sungai raniate masih dibawah ketentuan baku mutu air menurut storet tersebut.
Sehubungan dengan beranekaragamanya pemakaian logam Cd, maka pelepasan Cd dari limbah industry ditambah Cd yang berasal dari alam akan
menimbulan pecemaran lingkungan yang meluas mengingat Cd merupakan substansi yang persisten di dalam lingkungan. Kadmium Cd bisa berada di
atmosfer, tanah dan perairan. Air minum diberbagai daerah mengandung Cd dengan konsentrasi 1-5µgl yang melampaui peraturan pemerintah nomor 201990
dengan kadar maksimun Cd dalam air minum sebesar 0,005µgl Anonimus, 2005.
IV.1.15 Substrat