IV.1.9 Nitrat NO
3-
Dari data diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran nitrat berkisar antara 0,0315-0,0413 mgl. nilai kandungan nitrat tertinggi didapatkan pada
stasiun 3 sebesar 0,0413 mgl, tingginya nilai kandungan nitrat pada stasiun ini berasal dari limbah dari aktifitas masyarakat dan pembusukan vegetasi.
Sedangkan rendahnya kadar nitrat pada stasiun 1 disebabkan pada daerah ini tidak terdapat adanya aktifitas sehingga kurangnya sumber senyawa organik ataupun
anorganik. Nitrat merupakan salah satu nutrisi penting bagi kehidupan plankton, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap ikan, dimana plankton
merupakan bahan makanan untuk ikan. Menurut Barus 2004, nitrat merupakan produk akhir dari proses
penguraian protein dan nitrit. Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan termasuk algae dan fitoplankton untuk dapat tumbuh dan berkembang,
sementara nitrit merupakan senyawa toksik yang dapat mematikan organisme air.
IV.1.10 COD Chemical Oxygen Demand
Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai COD tertinggi pada stasiun 3 sebesar 4,9440 mgl dan terendah terdapat pada stasiun 2 sebesar 3,1552
mgl. Tingginya nilai COD pada stasiun 3 menunjukkan bahwa tingginya senyawa organik dan anorganik yang harus diuraikan secara kimia dan tidak dapat
diuraikan hanya secara biologis saja. Berdasarkan Baku Mutu Air kelas I dan kelas II menurut PP Nomor 82 Tahun 2001 untuk kelas I batas maksimum COD
yang diperbolehkan adalah 10 mg1 dan kelas II 25 mg1 Dengan demikian air pada seluruh stasiun layak untuk digunakan sebagai air kelas I dan untuk kelas
II. Menurut Kristanto 2002, untuk mengetahui jumlah bahan organik di
dalam air dapat dilakukan uji berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan, untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Banyaknya
bahan organik yang tidak mengalami penguraian biologis secara cepat berdasarkan pengujian BOD
5
, tetapi senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas air. Bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme
dapat ikut teroksidasi dalam uji COD.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.11 TSS Total Suspended Solid Nilai TSS Total Suspended Solid yang didapat pada ketiga stasiun
penelitian berkisar antara 36-38 mgl. hal ini menunjukkan bahwa padatan tersuspensi pada ketiga stasiun tidak jauh berbeda, dimana nilai TSS tertinggi
terdapat pada stasiun 3, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 1 dan 2 dengan nilai yang sama yaitu 36 mgl. Menurut Kep-51MENLH1995 yaitu tentang baku
mutu kadar maksimum TSS sebesar 250 mgl, dapat disimpulkan bahwa kadar TSS di seluruh stasiun tergolong baik karena masih jauh dibawah baku mutu yang
telah ditetapkan.
Total suspended solid atau padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung.
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen seperti bahan-bahan organik tertentu, tanah liat dan lain-
lain. Misalnya air permukaan mengandung tanah liat dalam bentuk tersuspensi. Partikel tersuspensi akan menyebarkan cahaya yang datang, sehingga menurunkan
intensitas cahaya yang disebarkan. Padatan tersuspensi dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, sisa tanaman dan limbah industri Widowati, dkk,
2008.
IV.1.12 TDS Total Dissolved Solid