fasilitas dermaga yang ada di Belawan secara keseluruhan merupakan fasilitas yang terbesar di Pulau Sumatera. Dalam mendukung berbagai kegiatan yang ada di
dermaga sisi laut akan menimbulkan kebutuhan akan lahan di sisi darat seperti munculnya industri-industri baru gambar 4.6.
4.3 Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Medan tahun 2010 - 2030
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW kota Medan tahun
2010-2030 Kelurahan Bagan Deli ditetapkan sebagai kawasan khusus. Kawasan
khusus adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki fungsi tertentu dan tidak semua orang bisa masuk secara bebas kawasan terbatas. Pada kawasan khusus tidak dibenarkan
adanya kegiatan lain, kecuali kegiatan yang berfungsi: 1.
Permukiman mendukung kegiatan khusus tersebut dengan persyaratan tertentu. Kegiatan kegiatan yang dapat dikatagorikan sebagai kawasan
khusus adalah; kawasan pusat pemerintahan, kawasan militer, pertamina, pembangkit dan gardu listrik PLN, dan kawasan pelabuhan.
2. Kawasan Pelabuhan Belawan di Kecamatan Medan Belawan dengan
kegiatan utama, pelabuhan penumpang, pelabuhan peti kemas, dan perikanan samudera; Kawasan militer berupa Pangkalan Utama TNI
Angkutan Laut I di Medan Belawan; Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang
dalam wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Peta Guna lahan Tranportasi LautPelabuhan di Kelurahan Bagan Deli Sumber: Survey Lapangan, 2011.
Universitas Sumatera Utara
diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pengaturan pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan, keterkaitan dan
keseimbangan perkembangan serta keserasian antar-sektor pembangunan kota gambar 4.7.
4.3.1 Kawasan perumahan dan permukiman Dibentuknya suatu kawasan perumahan bertujuan untuk:
1. Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan
permukiman; 2.
Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;
3. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan
yang sehat, aman, serasi, dan teratur; 4.
Mendukung pertumbuhan wilayah dan penyebaran penduduk yang rasional melalui pertumbuhan kawasan perumahan dan lingkungan perumahan
5. sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan,
terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah; 6.
Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan; 7.
Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 RTRW Kota Medan 2010-2020 Sumber: Pemerintah Kota Medan
H.Syamsul Arifin,S.E H.Denni Ilham Panggabean,S.H.
Ketua DPRD Kota Medan Walikota Medan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KOTA MEDAN
Batas Kota
KETERANGAN:
PEMERINTAH KOTA MEDAN
Sumber : - Bappeda Kota Medan
- Sistem Proyeksi : UTM - Datum : WGS 84
- Zona : 47 N - Sistem Koordinat : UTM
KOTA MEDAN
Skala 1:50000
U
BADAN PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
RENCANA POLA RUANG KOTA MEDAN TAHUN 2028
Y
Y Y
Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
[
\
Kec.Medan Belawan Kec.Medan Labuhan
Kec.Medan Marelan
Kec. Medan Deli
Kec. Medan Helvetia Kec.Medan Sunggal
Kec.Medan Selayang Kec.Medan Tuntungan
Kec.Medan Johor Kec.Medan Amplas
Kec.Medan Denai Kec. Medan Tembung
Kec. Medan Timur Kec.Medan Barat
Kec.Medan Petisah Kec.Medan Baru
Kec.Medan Polonia Kec.Medan Maimun
Kec.Medan Kota Kec.Medan Area
Kec. Medan Perjuangan
KETERANGAN:
1 2
3 4
Lembar 1
KABUPATEN DELISERDANG KABUPATEN DELISERDANG
Ibukota
Y
Ibukota Kecamatan
\
Ibukota Kab.Kota
[
Ibukota Propinsi Batas Kecamatan
Permukiman Fasilitas
Kawasan Industri Kawasan Khusus
Komersil Fly Over
Under Pass Rel KA
Jalan Tol Jalan Lokal Primer
Jalan Kolektor Sekunder Jalan Kolektor Primer
Jalan Arteri Sekunder Jalan Rencana Trans Sumatera
Rencana Jalan Sungai dan Badan Air
Rencana Kawasan Budidaya : Jalan Arteri Primer
Batas Kota SELAT MALAKA
455000
455000 460000
460000 465000
465000 470000
470000 39
00 00
39 00
00 39
50 00
39 50
00 40
00 00
40 00
00 40
50 00
40 50
00 41
00 00
41 00
00 41
50 00
41 50
00 42
00 00
42 00
00
1 1
2 3 Km
Universitas Sumatera Utara
perumahan dan permukiman; 8.
Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional; dan
9. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, serasi, aman, terpadu, teratur, terencana dan
berkelanjutan. Adapun perhitungan kebutuhan lahan perumahan untuk Kota Medan adalah
untuk jangka 20 tahun. Sebagai dasar perhitungan untuk perencanaan perumahan di Kota Medan, luas kavling perumahan dibagi berdasarkan proporsi 1: 3: 6 dengan luas
masing-masing 500 m2 untuk kavling rumah besar, 250 m2 untuk kavling rumah sedang, dan 100 m2 untuk kavling rumah kecil. Diasumsikan setiap keluarga
menempati satu rumah dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 5 jiwaKK. Fasilitas perumahan tersebut menyebar di seluruh kecamatan dengan
memanfaatkan kawasan budidaya permukiman yang ada. Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan Perumahan dan Permukiman:
1. Ketentuan pokok tentang perumahan, permukiman, peran masyarakat dan
pembinaan perumahan dan permukiman nasional mengacu kepada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman dan Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Universitas Sumatera Utara
Wilayah No.217KPTSM2002 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman KSNPP;
2. Pemanfaatan ruang untuk kawasan peruntukan perumahan dan
permukiman harus sesuai dengan daya dukung tanah setempat dan harus dapat menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam
serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
hidup; 3.
Kawasan peruntukan perumahan dan permukiman harus memiliki prasarana jalan dan terjangkau oleh sarana tranportasi umum;
4. Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan peruntukan perumahan dan
permukiman harus didukung oleh ketersediaan fasilitas fisik atau utilitas umum pasar, pusat perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana air bersih,
persampahan, penanganan limbah dan drainase dan fasilitas sosial kesehatan, pendidikan, agama;
5. Tidak mengganggu fungsi lindung yang ada;
6. Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam;
7. Dalam hal kawasan siap bangun kasiba dan lingkungan siap bangun
lisiba, penetapan lokasi dan penyediaan tanah; penyelenggaraan pengelolaan; dan pembinaannya diatur di dalam Peraturan Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
No.80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri.
4.3.2 Tingkat kepadatan perumahan
Tingkat kepadatan perumahan di Kota Medan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepadatan tinggi, sedang, dan rendah. Tingkat kepadatan tinggi adalah dengan
jumlah rumah rumah per ha adalah 54 – 97 rumah per ha, kepadatan sedang 24 – 53 rumah per ha, dan kepadatan rendah 0 -23 rumah per ha.
4.3.3 Kawasan industri Kawasan industri bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan daya
saing industri serta menyediakan ruang bagi pengembangan sektor ekonomi melalui lapangan usaha industri pengolahan dan industri pergudangan. Kegiatan industri yang
ada saat ini di Kota Medan adalah kawasan industri di Kecamatan Medan Labuhan dan area industri di KIM di Kecamatan Medan Deli. Luas kawasan industri tersebut
diperkirakan seluas 1.373,83 Ha. Berdasarkan hasil analisis perekonomian maka konsep pengembangan industri di Kota Medan adalah sebagai berikut:
1. Industri besar yang meliputi industri hi-tech komputer, multimedia, penerbitan dan percetakan, perusahaan jasa lainnya yang menggunakan
teknologi menengah dan tinggi, dan pergudangan terpadu ditetapkan Bagian Utara Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan
Medan Labuhan dan Kecamatan Medan Deli;
Universitas Sumatera Utara
2. Industri rumah tanggakecil Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Belawan dan PIK
Pusat Industri Kecil serta kawasan minapolitan di Kecamatan Medan Labuhan berupa kegiatan perikanan tangkap dan perikanan budidaya di
Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Labuhan dan Kecamatan Medan Marelan dan terkonsentrasi di seluruh kelurahan yang ada di
Kecamatan Medan Belawan, di Kelurahan Bagan Deli, Kelurahan Nelayan Indah dan Kelurahan Sei Mati di Kecamatan Medan Labuhan serta di
Kelurahan Labuhan Deli di Kecamatan Medan Marelan. 3. Industri ringan menyebar di setiap kecamatan.
4. Industri yang tidak berwawasan lingkungan dan menimbulkan dampak terhadap lalu lintas dan jaringan jalan harus keluar dari kota Medan secara
bertahap. 5. Lokasi industri tidak berwawasan lingkungan diarahkan untuk menjadi
industri berwawasan lingkungan atau dialihfungsikan menjadi kegiatan jasa.
6. Kawasan Ekonomi Khusus KEK akan menempati area di Kecamatan Medan Belawan dan Kecamatan Medan Labuhan dengan kegiatan utama
berupa industri dan perdagangan berorientasi eksport. Ketentuan pemanfaatan tanah dalam kawasan budidaya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang tidak dapat ditingkatkan pemanfaatannya.
2. Pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada tersebut di atas harus disesuaikan dengan rencana tata ruang.
3. Pemanfaatan tanah di kawasan budidaya yang belum diatur dalam rencana rinci tata ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan kriteria, dampak
dan standar pemanfaatan ruang. 4. Penyesuaian pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada bagian 3 di
atas dilaksanakan melalui penyelenggaraan penatagunaan tanah. 5. Kegiatan dalam rangka pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah
yang tidak terkait dengan penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan.
6. Kegiatan dalam rangka pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KAJIAN TATA GUNA LAHAN