BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan
Dalam mengamati perubahan penggunaan lahan
Kelurahan Bagan Deli dapat dilihat telah terjadi perubahan guna lahan yang dulunya pemukiman, saat ini mulai di dominasi guna
lahan industri, pelabuhan pergudangan, dan perdaganganjasa. Untuk masa yang akan datang,
kecenderungan penggunaan lahan di Kelurahan Bagan Deli telah dapat diketahui arahnya, yaitu ke arah fungsi perdagangan dan jasa. Hal ini ditandai dengan terjadinya
perubahan fisik dan fungsi lahan yang merupakan konsekwensi dari pertumbuhan penduduk. Di akhir penelitian ini dapat diambil kesimpulan, bahwa perubahan tata guna
lahan terutama disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: 1.
Faktor Manusia
a.
Masalah penyebaran penduduk dengan pengembangan industri, kedua-duanya tidak bisa dipisahkan. Industri akan membangun usahanya dekat dengan daerah
permukiman, dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja. Sedangkan penduduk akan berusaha untuk tinggal dekat dengan daerah industri
yang menjadi tempat kerja mereka.
b.
Sesuai dengan teori sentripetal tadi, industri akan berusaha untuk membangun fasilitas-fasiltas yang menjadi faktor penarik bagi masyarakat untuk tinggal pada
daerah industri.
Pertambahan penduduk akibat migrasi lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan pertumbuhan penduduk alamiah, yaitu karena ketersediaan lapangan kerja sektor industri, pelabuhan dan pergudangan.
c.
Adanya pengaruh internal dalam perubahan penggunaan lahan meliputi perkembangan penduduk yang didominasi tingginya angka migrasi dan
berdampak pada berkurangnya lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun. 2.
Faktor Fisik Kota a.
Faktor internal lainnya adalah ketersediaan lahan, kelengkapan sarana prasarana, utilitas kota, aksesibilitas, ketersediaan fasilitas perkotaan, sistem
transportasi dan aktivitas perekonomian kota. b.
Daya dukung lahan yang terbatas tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya menciptakan ruang-ruang permukiman kumuh di
Kelurahan Bagan Deli. Hal ini terutama disebabkan oleh fasilitas sosial perkotaan dan perekonomian di pusat kota Belawan saja dan tidak tersebar
ke kantong-kantong permukiman di kawasan pusat kota tersebut. c.
Perubahan penggunaan lahan apabila ditinjau dari tata ruang kota terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang. Hal ini disebabkan lebih dari 60 rumah
tinggal di wilayah penelitian tidak memiliki Ijin Mendirikan Bangunan IMB maupun ijin usaha dan pemanfaatan lahan yang tak sesuai
peruntukannya. d.
Kurangnya sosialisasi tentang RTRW sehingga masyarakat kurang memahami dan mengetahui arahan dan kebijakan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor Bentang AlamLetak Geografis
a. Perindustrian, pelabuhan dan permukiman adalah beberapa aspek yang harus
saling mendukung karena letak geografis Kelurahan Bagan Deli pada daerah pesisirpantai sangat strategis untuk dikembangkan, sehingga sangat rentan
terhadap permasalahan perubahan tata guna lahan. b.
Kelurahan Bagan deli telah ditatpkan sebagai kawasan khusus di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan 2010-2030.
c. Adanya pengaruh eksternal yang membawa perubahan pemanfaatan lahan
karena Kelurahan Bagan Deli dilintasi oleh jalur transportasi menuju berbagai aktivitas di sekitar kelurahan tersebut, yaitu dermaga Pelabuhan
Belawan, industri, serta pergudangan peti kemas. 4.
Pola Perkembangan Kawasan a.
Pada awalnya, pola perkembangan kawasan di Kelurahan Bagan Deli adalah mengikuti Pola Sejajar Linear Pattern, karena kawasan tersebut memang
terletak di daerah pantai. Kemudian selanjutnya ditambah dengan jalur transportasi menuju Belawan.
b.
Dalam perkembangan selanjutnya, akibat perkembangan industri pelabuhan, dan transformasi sosial yang terjadi, pola perkembangan yang terjadi adalah Pola
Menyebar Dispersed Pattern. Hal ini dibuktikan dari struktur tingkatan pendidikan, mata pencaharian, serta penghasilan penduduk, terlihat hampir
homogen. Sedangkan setelah masuknya industri di Kelurahan Bagan Deli, akhirnya muncul pula pola merumpun clustered pattern.
6.2 Rekomendasi
Kategori