Latar Belakang Masalah KESIMPULAN 163

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak menerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, Televisi. Fungsi media massa setidaknya ada empat, yaitu menginformasikan to inform, mendidik to educate, membentuk opini to persuade, menghibur to entertain Sunardian,2006: 23. Salah satu media massa yang berkembang pesat saat ini adalah televisi. Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jenis media ini, sebagai media audio-visual, tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya. Untuk masyarakat Indonesia, yang lebih kuat dengan budaya lisan, media televisi tidak memiliki jarak yang jauh Wirodono, 2006: viii. Menurut Skornis dalam bukunya “Television and society: An Incuest and Agenda” , dibandingkan dengan media massa lainnya radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya, televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Komunikasi yang disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Kuswandi, 1996: 8. Begitu banyak warga negara yang berinteraksi dengan media televisi setiap hari. Di kamar tidur, di ruang keluarga, bahkan di ruang tunggu berbagai gedung siaran televisi menjadi rutinitas sehari-hari. Setiap berita dikemas dalam gambar dan suara, disajikan kepada Universitas Sumatera Utara penonton, membuat TV merasuk ke dalam kesadaran penonton secara lebih dalam. Tanpa kemampuan bersifat kritis, televisi memiliki kemampuan untuk membius, membohongi, dan melarikan masyarakat pemirsanya dari kenyataan-kenyatan kehidupan sekelilingnya. Televisi memiliki kemampuan manipulatif untuk menghibur, jauh dibanding media-media lainnya. Apalagi, jika media televisi tersebut dibangun dan ditumbuhkan oleh orientasi laba secara ekonomi, tanpa regulasi yang jelas, serta tanpa lembaga kontrol yang memadai. Sunardian, 2006: 26. Ekploitasi program acara, dengan dalih memuaskan selera masyarakat atau dalih lebih spesifik “begitulah selera masyarakat”, mengakibatkan media massa telah gagal dalam mengambil perannya yang strategis sebagai media kebudayaan masyarakat. Dalam ketidak arahan itu aturan dan pengawasan, media televisi lebih kentara telah terjebak dalam situasi persaingan yang tak terkendali. Maka, demi pemenangan pencapaian rating dan keuntungan, mereka menyajikan program apa saja. Muncul, acara-acara Reality Show, yang pada dasarnya bukan realitas sosial masyarakat. Realitas sosial masyarakat semakin disamarkan dalam realitas gadungan, yang bersifat eskapistik dan menipu. Munculnya berbagai kritik dari sebagaian masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi indonesia menunjukkan hal itu dengan jelas. Misal, banyak tayangan yang bukan saja rendah kualitas teknis dan penyampaiannya, tetapi juga rendah dalam kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam pendalaman materi. Demikian pula, ketidakdalaman dalam pengungkapan fakta dari sebuah tayangan akan berpengaruh pada substansi nilai yang ditimbulkan pada masyarakat. Salah satu program acara televisi yang sedang menjadi trend dan diminati pemirsa adalah reality show. Reality show bukanlah suatu tayangan yang asing lagi dalam siaran Universitas Sumatera Utara televisi yang sering disaksikan, mulai dari reality show yang bertemakan hubungan tali kasih dan asmara, pertualangan, kisah hidup, dan lain sebagainya. Reality show adalah acara yang mengeksploitasi munculnya momen dramatik obyek permainan. Momen dramatik ini akan menjadi “tontonan” yang mengasyikkan exciting, karena akan memunculkan emosi-emosi spontan, tak terkendali, diluar dugaan, yang bisa merangsang syaraf keharuan, syaraf tawa bagi masyarakat pemirsanya. Seiring berjalannya kreatifitas orang-orang pertelevisian semakin berkembang pula reality show dengan macam alur cerita tanpa memikirkan apakah reality show tersebut adalah cerita nyata atau fiksi belaka. Termehek-mehek adalah tayangan reality show di Trans TV. Termehek-mehek sebuah drama reality yang tayang setiap sabtu dan minggu pukul 18.15 WIB, pencarian yang akan mempertemukan client dengan orang yang sangat ingin ditemuinya target karena sebuah alas an khusus, dimana klien tidak tahu keberadaan sang target sekarang lost contact. Target bisa merupakan seseorang dari masa lalu klien mantan pacar, teman kecil, sahabat, kerabat, dll Atau seseorang yang pernah ditemui klien tapi tidak tahu siapa dan dimana target berada. Pembawa acara akan melakukan pencarian berdasarkan petunjuk yang dimiliki oleh klien, seperti foto, surat, alamat terakhir, dll. Anak-anak dan remaja adalah sasaran empuk bagi televisi. Remaja merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan siaran TV. Data tahun 2002 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak di Indonesia adalah sekitar 30-35 jamminggu atau 1560-1820 jam tahun. Tidak semua acara TV aman untuk anak. Oleh karena itu harus betul-betul diseleksi. Tayangan televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir, sikap, dan perilaku remaja yang banyak menonton televisi namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua Universitas Sumatera Utara orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa. Dengan besarnya peran televisi dalam kehidupan masyarakat seperti yang disebutkan di atas, maka kecakapan bermedia perlu dimiliki dan ditingkatkan oleh masyarakat sebagai konsumen media televisi. http:dranak.blogspot.com200705pengaruh-nonton-tv-pada-anak- anak.html Kecakapan bermedia Media Literacy bermaksud membekali khalayak dengan kemampuan untuk memilah dan menilai isi media massa secara kritis, sehingga khalayak diharapkan mampu memanfaatkan isi media sesuai dengan kepentingannya. Hal ini dikarenakan tidak semua isi media massa bermanfaat bagi khalayak, banyak di antaranya yang tidak mendidik dan hanya mengedepankan kepentingan pemilik media untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Media literacy adalah suatu istilah yang digunakan sebagai jawaban atas maraknya pandangan masyarakat tentang pengaruh dan dampak negatif dan tidak diharapkan yang timbul akibat isi konten media massa. Sehingga perlu diberikan suatu kemampuan, pengetahuan, kesadaran, pembatasan pilihan, dan keterampilan secara khusus kepada khalayak sebagai pengkomsumsi media massa Baran, 2003: 54. Penelitian ini dilakukan di SMP Santo Thomas 1 Medan, dimana siswa kelas VII dan VIII yang menjadi responden. Peneliti memilih SMP Santo Thomas Medan 1 sebagai populasi, dikarenakan sekolah tersebut memiliki akreditasi yang baik dan cukup diminati oleh beberapa kalangan siswa yang ada di kota Medan. Selain itu sekolah ini juga memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang begitu atraktif yang juga sering ditampilkan pada tayangan-tayangan peliputan sekolah di stasiun televisi. Dengan sekolah yang memiliki Universitas Sumatera Utara standar kependidikan yang baik, tentu para siswa dalam kegiatan belajar juga sering bersinggungan dengan media massa sebagai salah satu alat pemenuhan kebutuhan informasi mereka, yang dalam hal ini ditekankan lebih kepada media televisi. Inilah beberapa alasan mengapa peneliti tertarik untuk menjadikan SMP Santo Thomas 1 Medan sebagai populasi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh media literacy siswa SMP Santo Thomas 1 Medan terhadap pemilihan tayangan termehek- mehek di Trans TV.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan Jejak Petulang Dan Minat Berpetualang Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Berastagi)

6 41 118

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Program Termehek-Mehek di Trans TV dan Kepuasan Pemirsa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Termehek-Mehek di Trans TV Terhadap Kepuasan Pemirsa di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan).

3 76 113

Reduksi Moral dan Reality Show” ( Analisis isi kuantitatif reduksi moral pada tayangan reality show “Termehek-mehek di Trans TV).

1 45 88

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN REALITY SHOW TERMEHEK-MEHEK DITRANSTV( Studi pada Remaja Desa Bumiaji RW.01 Kecamatan Bumiaji-Batu)

2 21 2

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV ( Studi Analisis Kuantitatif Deskriptif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Talk show DR.OZ Indonesia di TRANS TV ).

0 0 86

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7).

0 4 88

Dramatisasi dalam Tayangan Reality Show (Studi Analisis Isi Kualitatif Dramatisasi dalam Tiga Episode Reality Show Jika Aku Menjadi yang Disiarkan Trans TV).

0 0 12

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7)

0 0 20