1. Tidak bersifat alamiah tetapi selalu tersusun, dibentuk, dan direncanakan melalui
suatu wadah organisasi. 2.
Kegiatannya tidak bersifat personal 3.
Kegiatnnya terarah dan bertujuan sehingga merupakan hal yang direncanakan 4.
Komunikator tidak secara individu, melainkan secara kolektif Sastro Subroto, 1995:20-21.
1.5.5 PROGRAM SIARAN
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program
untuk ditayangkan di televisi selama rogram itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan dengan kesusilaan, hukum dan
peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran diatuntut untuk memilki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.
1.5.5.1 Elemen Keberhasilan
Menurut Vane-Gross dalam bukunya Progamming for TV, Radio and Cable, tidak peduli dengan tujuan mendapatkan audien, prestise, penghargaan dan sebagainya, atau daya
tariknya informasi atau hiburan, maka setiap program yang ditayangkan stasiun televisi memilki dua bentuk, yaitu dominasi format dan dominasi bintang Morissan, 2008: 321.
Programmer harus menentukan hal apa yang akan digunakan sebagai senjata untuk menarik audien. Dengan kata lain apa jenis daya tarik type of appeal yang akan digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Apakah audien akan menarik dengan program komedi, atau petualangan, atau pada cerita yang lebih serius. Jika hal ini sudah ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah menentukan
elemen atau hal-hal apa saja yang harus dimasukkan ke dalam program bersangkutan sesuai dengan target dan jenis daya tarik yang ditentukan.
1. Konflik.
Salah satu elemen yang paling penting dalam keberhasilan program adalah konflik, yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter di antara tokoh-tokoh yang
terlibat. Tanpa adanya konflik, maka kemungkinan program itu akan mampu menahan perhatian audien. Elemen konflik menjadi sangat penting dalam program, seperti
drama atau film namun konflik juga penting untuk program, seperti drama komedi, atau bahkan acara perbincangan talk show.
2. Durasi
Jika memungkinkan, programmer sebaiknya tidak pikir untuk membuat suatu program yang bersifat hanya satu kali tayang. Suatu program yang berhasil adlah
program yang dapat bertahan selama mungkin. Banyak drama seri yang dapat bertahan selama bertahun-tahun di televisi. Namun banyak juga program yang tidak
bertahan lama karena sulit menemukan ide cerita yang segar tanpa harus mengulang dari yang sudah ada sebelumnya.
3. Kesukaan
Sebagian audien memilih program yang menampilkan pemain utama atau pembawa acara yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang membuat audien merasa
nyaman, sebagaimana dikemukakan Vane-Gross: ”Viewers tune to poeple they like
Universitas Sumatera Utara
and with whom they feel comfortable.” Mereka adalah orang-orang yang memilki kepribadian yang hangat, suka menghibur, sekaligus sensitif dan ramah. Mereka
adalah jenis orang yang mungkin kita sukai untuk diundang ke rumah kita.
4. Konsisten.
Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemaain yang dibawanya sejak awal. Para penulis cerita sutradara dan pemain haruslah bertahan
pada tema atau karakternya sejak awal. Dengan demikian, tidak boleh terjadi pembelokkan atau penyimpanan tema atau karakter di tengah jalan yang akan
membuat audien bingung pada akhirnya meningalkan program itu. Menurut Vane- Gross: “All viewers bring a certain level of anticipation to every program” semua
penonton televisi memiliki tingkat antisipasi tertentu terhadap setiap program. Ini berarti, penonton sejak awal sudah mengharapkan sesuatu ketika menonton sesuatu.
Drama komedi terkadang mengangkat tema-tema sosial kemasyaratan, seperti penyakit AIDS atau Narkoba dalam upaya memberi edukasi kepada masyarakat.
Tema-tema seperti ini dapat berasal dari pihak lain sponsor ataupun atas prakarsa produsernya sendiri. Memasukkan tema kemasyarakatan seperti ini kedalam cerita
komedi harus dilakukan secara hati-hati, karena dapat mengubah tema atau karakter sentral yang sudah ada. Tema-tema ini dapaat mengubah cerita menjadi serius, dalam
hal ini cerita komedi menjadi kurang lucu. 5.
Energi.
Universitas Sumatera Utara
Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan audien untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Van-Gross mendefenisikan sebagai:
the quality that infuses a sense of pace and axcitement into a show. It is the charging of the screen with pictures that won’t let the viewer turn away kualitas yang
menekankan pada kecepakatan cerita dan semangat ke dalam cerita dengan menyajikan gambar-gambar yang tidak bisa ditinggalkan cerita dengan menyajikan
gambar-gambar yang tidak bisa ditingglkan penonton. Berdasarkan defenisi Vane- Gross diatas, maka suatu program yang memilki energi harus memilki tiga hal:
1 Kecepatan cerita
2 Excitement daya tarik
3 Gambar yang kuat
6. Timing
Programmer dalam memilih suatu program siaran harus mempertimbangkan waktu penayangan timing, yaitu apakah program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai
zamannya. Setiap program memilikicerita yang mencerminkan nilai-nilai sosial yang hidup dan diterima oleh masyarakat saat itu. Jika suatu program tidak sesuai atau
bertentangan dengan nilai-nilai itu maka besar kemungkinan program itu tidak berhasil atau malah ditolak oleh masyarakat.
7. Tren
Seorang programmer dalam memilih program harus memiliki kesadaran terhadap adanya hal-hal tengah digandrungi tren di tengah masyarakat. Program yang sejalan
dengan tren yang berkembang akan lebih menjamin keberhasilan, sebaliknya program
Universitas Sumatera Utara
yang tidak seirama dengn tren maka besar kemungkinan akan gagal. Namun menurut Vane-Gross, program yang mengikuti tren bukanlah faktor yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan. Menurutnya tren bisa menjadi petunjuk terhadap selera audien secara umum sehingga sedikit banyak memantau meningkatkan rating acara.
1.6 Kerangka Konsep