Komunikasi Komunikasi Massa Literasi Media

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kereangka teori. Kerangka teori disusun disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyorti masalah yang akan diteliti Nawawi, 1995:40. Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk konsep, defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rahmat, 2004:6.

1.5.1 Komunikasi

Menurut Harold Lasswel Mulyana, 2002:62 cara yang baik untuk menggambarakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: who siapa, says what mengatakan apa, in which dengan saluran apa, to whom kepada siapa, with what effect dengan pengaruh bagaimana. Komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan Effendy, 2004:6. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan yaitu: - Dampak kognitif, dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektualitasnya. - Dampak afektif, disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tatapi tegerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. - Dampak behavioral, dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

1.5.2 Komunikasi Massa

Universitas Sumatera Utara Komunikasi massa mass communication adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak surat kabar, majalah atau elektronik radio, televisi yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang terbesar dibanyak temapt, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas, khusunya media elektronik Mulyana, 2002:75. Fungsi komunikasi massa Effendy, 2004:54 adalah: - Menyiarkan informasi to inform - Mendidik to educate - Menghibur to entertain - Membujuk to prosuade Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Jadi, membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa sebagai media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri. Salah satu media dalam komunikasi massa adalah televisi.

1.5.3 Literasi Media

Literasi media dapat diterjemahkan sebagai kecakapan bermedia. Kecakapan bermedia adalah sebuah kesadaran dan kecakapan untuk menempatkan diri individu dan masyarakat di depan media sebagai pelaku aktif. Dengan adanya kecakapan bermedia seseorang diharapkan mamapu untuk menyeleksi dan isinya untuk dikonsumsi. Rubin dalam Baran, 2003:51 memberikan defenisi bahwa literasi media adalah tentang bagaimana memahami sumber dan teknologi komunikasi, simbol-simbol yang digunakan, pesan-pesan yang diproduksi dan diseleksi, interpretasi serta akibat dari pesan-pesan tersebut. Universitas Sumatera Utara Para ahli pun memiliki pandangan yang beragam tentang pengertian literasi media sebagai kemampuan secara efektif dan secara efesien memahami dan menggunakan komunikasi massa Strasburger Wilson, 2002. James W. Potter 2005 mendefenisikan Literasi media sebagai suatu perangkat perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita sendiri dalam menafsirkan pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara mengantisipasinya. Jadi secara risngkas Literasi media artinya adalah pintar, cakap, mampu dengan baik, menggunakan, memahami, menganalisa media, baik media televisi, radio, surat kabar, dan film. Seseorang dikatakan cakap bermedia bila dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya mampu berperan sebagai khalayak aktif dalam memilih media dan pesan yang ingin dikonsumsinya. Cara menguasai literasi media yang baik adalah kesadaran yang muncul dengan sendirinya dari masing-masing individu yang mengkonsumsi media. Sebagai penonton, selayaknya kita bersikap kritis terhadap apa yang disuguhkan media. Jadilah penonton yang aktif, bila yang ditampilkan media sesuai dengan keyakinan maka manfaatkanlah namun ketika bertentangan maka tinggalkanlah. Kecakapan bermedia dapat memiliki arti yang sedikit berbeda untuk pengamat yang berbeda. Setiap definisi itu , bagaimanapun merupakan ide dimana konsumen media harus mengembangkan “kemampuan” atau”fasilitas” menuju penafsiran yang lebih baik terhadap isi media. Jadi, untuk tujuan tersebut, kecakapan bermedia adalah kemampuan memahami dan menggunakan isi media massa secara efektif dan efisien. Penerima beasiswa media, Art Silverblatt 1995 mengidentifikasi 5 elemen dasar literasi media: 1. Kesadaran akan dampak media Universitas Sumatera Utara Menulis dan mesin cetak membantu mengubah dunia dan orang-orang di dalamnya. Media masa melakukan hal yang sama. Jika kita mengabaikan dampak media dalam hidup kita, kita berisiko tertangkap dan terbawa oleh perubahan tersebut daripada mengendalikan atau memimpinnya. 2. Pemahaman akan proses komunikasi massa Jika kita mengetahui komponen proses komunikasi massa dan bagaimana mereka berhubungan satu dengan lainnya, kita bisa membentuk ekspektasi bagaimana mereka melayani kita. Bagaimana beraneka industri media beroperasi apa kewajiban mereka pada kita, apa kewajiban penonton, bagaimana perbedaan batas media atau pesan-pesan, bentuk timbal balik yang mana yang paling efektif, dan mengapa. 3. Strategi menganalisis dan mendiskusikan pesan-pesan media Untuk mengkonsumsi pesan-pesan media, kita butuh landasan yang menjadi dasar pemikiran dan refleksi. Bila kita membuat pemaknaan, kita harus memiliki alat-alat untuk membuatnya sebagai contoh, memahami maksud dan dampak film dan konvensi video seperti sudut pandang kamera dan pencahayaan, atau strategi dibelakang penempatan. Dengan kata lain, pemaknaan dibuat untuk kita; penafsiran isi media akan bersama dengan penciptanya, bukan pada kita. 4. Pemahaman isi media sebagai teks yang memberikan wawasan tentang budaya dan hidup kita. Bagaimana kita mengetahui sebuah budaya dan orang-orangnya, sikap, nilai, perhatian, dan mitos-mitos, kita mengetahuinya melalui komunikasi. Bagi budaya modern seperti kita, peningkatan pesan-pesan media mendominasi komunikasi. Membentuk Universitas Sumatera Utara pemahaman dan wawasan kita terhadap budaya. Beberapa kelompok sangat kuat merasakan kemampuan media membentuk budaya bahwa mereka mencoba mengambil kembali sebagian kekuatan itu sendiri. 5. Kemampuan menikmati, memahami, dan menghargai isi media Kecakapan bermedia bukan hidup sebagai pemarah, tidak menyukai apaun dari media, atau selalu curiga akan efek berbahaya dan penurunan budaya. Kecakapan bermedia bukan berarti tidak menyukai apapun dari media atau selalu curiga akan efek berbahaya dan penurunan budaya. tetapi kita dituntut untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi akan isi media.

1.5.4 Televisi

Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan Jejak Petulang Dan Minat Berpetualang Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Berastagi)

6 41 118

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Program Termehek-Mehek di Trans TV dan Kepuasan Pemirsa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Termehek-Mehek di Trans TV Terhadap Kepuasan Pemirsa di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan).

3 76 113

Reduksi Moral dan Reality Show” ( Analisis isi kuantitatif reduksi moral pada tayangan reality show “Termehek-mehek di Trans TV).

1 45 88

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN REALITY SHOW TERMEHEK-MEHEK DITRANSTV( Studi pada Remaja Desa Bumiaji RW.01 Kecamatan Bumiaji-Batu)

2 21 2

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV ( Studi Analisis Kuantitatif Deskriptif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Talk show DR.OZ Indonesia di TRANS TV ).

0 0 86

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7).

0 4 88

Dramatisasi dalam Tayangan Reality Show (Studi Analisis Isi Kualitatif Dramatisasi dalam Tiga Episode Reality Show Jika Aku Menjadi yang Disiarkan Trans TV).

0 0 12

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7)

0 0 20