Kita mengabaikan hal itu karena kita berpartisipasi dalam komunikasi massa secara alami, hampir tanpa usaha melakukan komunikasi massa secara sadar. Kita memiliki
penafsiram yang tinggi dan pemahaman yang membuat tayangan, film, atau majalah yang paling bagus dapat dimengerti dan dinikmati. Kita mampu, melalui interaksi seumur hidup
dengan media, untuk membaca teks-teks media. Media literasi adalah kemampuan yang kita meiliki secar alami, tapi seperti semua
kemampuan, literasi media dapat ditingkatkan. Dan jika kita mempertimbangkan betapa pentingnya media massa dalam menciptakan dan mempertahankan budaya yang membantu
mendefinisikan siapa kita dan hidup kita, maka media literacy adalah kemampuan yang harus ditingkatkan. Stuart Ewen, Profesor media Hunter College, menekankan poin ini dalam
membandingkan kecakapan bermedia dengan kecakapan tradisional. Secara historis, tulisnya, hubungan antara literacy dan demokrasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan
masyarakat informasi, yang fasih dengan isu-isu yang menyentuh kehidupan mereka. Literacy adalah mengenais yang secara historis memisahkan sejumlah ide dari masyarakat
umum, mengenai pemberian hak pilih bagi mereka yang telah dikeluarkan dari kosations kompensasi kewarganegaraan 2000, hal 448. Bagi Ewen dan mereka yang berkomitmen
pada literasi media, media literasi merupakan sarana untuk berpartisipasi penuh dalam budaya.
II.4.2 Unsur-Unsur Dari Media Literacy
Awalnya kita mendefenisikan literasi sebagai kemampuan memahami secara efektif dan efisien dengan menggunakan simbol-simbol tertulis. Dengan perkembangan media
Universitas Sumatera Utara
elektronik, bagaimanapun defenisi media literacy harus dikembangkan, menjadi kemampuan memahami secara efektif dan efisien dalam memanfaatkan segala bentuk komunikasi.
Media literasi bisa berarti hal yang agak berbeda untuk pengamat yang berbeda. Dan kesamaannya adalah ide bahwa konsumen media harus mengembangkan kemampuan atau
fasilitas untuk lebih baik dalam menafsirkan isi media Jadi, untuk tujuan tersebut, media literasi adalah kemampuan memahami secara efektif dan efesien dan menggunakan isi media
massa. Sarjana media Art Silverblatt 1995 mengidentifikasi lima dasar unsur-unsur media
literacy. Untuk hal ini ditambahkan dua elemen lagi. Media literacy memilki karakter 1.
Sebuah kesadaran akan dampak media. Tulisan dan mesin cetak membantu mengubah dunia dan orang-orang di dalamnya. Media massa melakukan hal yang
sama. Jika kita mengabaikan dampak media pada kehidupan kita, kita menghadapi risiko yang terjebak dan terbawa oleh perubahan tersebut, bukan mengendalikan
atau memimpin perubahan tersebut. 2.
Pemahaman tentang proses komunikasi massa. Jika kita mengetahui komponen- komponen dari proses komunikasi massa dan bagaimana mereka berhubungan
satu sama lain, kita dapat membentuk ekspektasi akan bagaimana mereka melayani kita. Bagaimana berbagai industri media beroperasi, apa kewajiban
mereka kepada kita, apa saja kewajiban khalayak, bagaimana media yang berbeda membatasi atau meningkatkan pesan, bentuk-bentuk umpan balik yang mana yang
paling efektif, dan mengapa.
Universitas Sumatera Utara
3. Strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan-pesan media. Untuk mengkonsumsi pesan-pesan media secara serius, kita membutuhkan landasan yang
menjadi dasar pemikiran dan refleksi. Jika kita membuat pemaknaan, kita harus memiliki alat yang dapat digunakan untuk membuat makna tersebut, misalnya,
memahami maksud dan dampak dari konvensi film dan video seperti sudut pandang kamera dan pencahayaan atau strategi di balik penempatan foto pada
halaman surat kabar. Jika tidak, pemaknaan tersebut dibuat untuk kita; penafsiran isi media hanya akan berada pada penciptanya, tidak pada kita.
4. Pemahaman isi media sebagai teks yang memberikan wawasan tentang budaya kita dan kehidupan kita. Bagaimana kita tahu budaya dan penduduknya, sikap,
nilai, keprihatinan, dan mitos, Kita tahu mereka melalui komunikasi. Untuk budaya modern seperti kita, pesan-pesan media mendominasi komunikasi, membentuk
pemahaman dan wawasan kita akan budaya kita. Beberapa kelompok merasa sangat yakin akan kemampuan media untuk membentuk budaya dimana media
berusaha untuk mengambil kembali sebagian kekuatannya. 5. Kemampuan untuk menikmati, memahami, dan menghargai isi media. Literasi
media bukan berarti menghidupi kehidupan yang yang emosional, tidak menyukai apapun dalam media atau selalu curiga terhadap dampak buruk media dan
degradasi atau penurunan nilai budaya. Kita mengambil kelas sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi kita akan
novel, kita dapat melakukan hal yang sama terhadap teks-teks media. Belajar menikmati, memahami, dan menghargai isi media meliputi kemampuan untuk
menggunakan berbagai titik akses untuk mencapai isi media dari berbagai arah dan dari situ
Universitas Sumatera Utara
mengahsilkan berbagai tingkat pemaknaan. Jadi, kita mengendalikan penciptaan makana sebagai apresiasi atau kepentingan kita sendiri. Sebagai contoh tayangan Sinchan, pada satu
sisi tayangan ini memberikan hiburan bagi khalayak yang tidak mempunyai kemampuan literasi media, tapi disisi lain baga khalayak yang memek media tayangan Sinchan
tmemberikan dampak negatif khususnya pada anak-anak. Artinya bahwa tayangan tersebtu memberikan pesan seorang anak yang melawan orang tua, seorang anak yang berfikir
layaknya orang dewasa. Unsur-unsur media literacy ini mungkin relatif tidak penting pada pandangan
pertama. Setelah semuanya, jika Anda memilih karir di bidang produksi media, Anda akan mendapatkan pelatihan di sekolah dan pada pekerjaan Anda. Jika Anda memilih panggilan
lainnya, Anda mungkin tidak pernah berada dalam posisi memproduksi isi media. Tetapi kini banyak profesi yang mempekerjakan beberapa bentuk media untuk menyebarluaskan
informasi, untuk digunakan dalam pelatihan, untuk meningkatkan presentasi, atau untuk menjalin hubungan dengan klien dan pelanggan. Internet dan World Wide Web www,
sebahagiannya, memerlukan keterampilan produksi yang efektif dari para pengguna mereka - di rumah, sekolah, dan saat bekerja- karena penerima online bisa dan dengan mudah menjadi
pencipta online.
II.4.2 Keterampilan media literacy