c. Bahan hukum tersier : Berupa bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan
terhadap bahan hukum sekunder seperti kamus umum, kamus hukum, majalah dan jurnal ilmiah.
43
Serta dokumen-dokumen yang diperoleh penulis dari importir eksportir maupun dari UJPT.
Jadi penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier sebagai sumber penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk
mengumpulkan data sekunder melalui pengkajian terhadap peraturan perundang- undangan, literatur-literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum, bahan kuliah, dan
putusan-putusan pengadilan yang berkaitan dengan penelitian ini.
44
Selain itu juga dilakukan riset lapangangan tentang studi mengenai dokumen dari perusahaan-
perusahaan seperti PT. Genta Harapan Perkasa dan PT. Cemara Cahaya Cemerlang.
42
Petter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta : Pradnya Paramitha, 2005, hal 141.
43
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudi, Op. Cit., hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
5. Analisis Data
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian
konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam kategori- kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut.
45
Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, peraturan perundang-undangan,
putusan-putusan pengadilan dan dianalisis berdasarkan metode kualitatif.
44
Riduan, Metode Teknik Menyusun Tesis, Bandung : Bina Cipta, 2004, hal. 97.
45
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Grafindo, 2006, hal. 225.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN FREIGHT FORWARDER UJPT USAHA JASA
PENGANGKUTAN DAN TRANSPORTASI DI INDONESIA
A. Pengertian Freight Forwarder
Pengertian Jasa Freight Forwarding didefinisikan dalam PER-178PJ2006 yang kemudian dicabut dengan terbitnya PER-70PJ2007 yaitu mengacu pada
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 10 Tahun 1988 tentang Jasa Pengurusan Transportasi. Berdasarkan SK Menhub tersebut, yang dimaksud dengan Jasa Freight
Forwarding adalah :
Usaha Berbadan Hukum Indonesia, yang ditujukan untuk mewakili kepentingan Pemilik Barang, untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan,
penandaan pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, klaim asuransi, atas pengiriman barang serta penyelesaian
tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya.
Jasa Ekspedisi Angkutan Barang Freight Forwarding Services merupakan
jasa yang berhubungan dengan penerimaan, angkutan, pengkonsolidasian, penyimpanan, penyerahan, Logistik dan atau distribusi barang beserta jasa tambahan
dan jasa pemberian nasehat yang terkait dengannya, termasuk kegiatan kepabeanan dan perpajakan, kewajiban pemberitahuan tentang barang untuk keperluan instansi
pemerintah, penutupan asuransi barang dan pengutipan atau pembayaran tagihan atau dokumen yang berhubungan dengan barang tersebut.
32
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ensiklopedi umum terbitan Yayasan Kanisius tahun 1973 menyatakan bahwa Ekspedisi Belanda – Expeditie : Pengiriman barang-barang;
Perusahaan Pengangkutan dan pengiriman barang; juga perlawatan barang; perlawatan kelompok penyelidik ke suatu daerah yang belum dikenal.
Menurut undang-undang Ekspeditur adalah seorang perantara yang kerjanya mengurus pengangkutan barang dalam bahasa Inggris disebut Forwarding Agent
atau Shipping Agent. Dalam prakteknya pekerjaan ekspedisi tidak terbatas pada mengurus
pengangkutan saja, selain mengambil dari dan mengantarkannya ke tempat pengangkutan, ekspeditur juga menjadi pengusaha pengangkutan transporter ada
yang memiliki alat-alat transport sendiri, bahkan ada yang menyelenggarakan pekerjaan pergudangan memiliki gudang sendiri dan menjadi agen-agen perusahaan
asuransi. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM.10 Tahun 1988,
tanggal 26 Februari 1988, tentang Jasa Pengurusan Transportasi, Bab I Ketentuan Umum Pasal – 1 :
“Yang dimaksud dengan Jasa Pengurusan Transportasi Freight Forwarder dalam keputusan ini adalah usaha BHI yang ditujukan untuk mewakili kepentingan
pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan peneraimaan barang melalui transportasi darat, laut atau udara yang
dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen
Universitas Sumatera Utara
angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-
barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya.
B. Pengaturan Freight Forwarder UJPT Usaha Jasa Pengangkutan dan Transportasi di Indonesia
1. Dalam KUHD
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHD Bagian ke-II tentang Ekspedisi :
Pasal – 86 Ekspedisi
adalah orang yang pekerjaannya menjadi tukang menyuruhkan kepada orang lain untuk menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan dan
lainnya, melalui daratan atau perairan. Ia diwajibkan membuat catatan-catatan dalam sebuah register harian berturut-turut
tentang macam dan jumlah barang-barang dagangan dan lainnya yang harus diangkut, seperti harganya, manakala yang belakangan dianggap perlu.
Pasal – 87 Ia harus menanggung, bahwa pengiriman barang dagangan dan lainnya yang untuk
itu diterimanya, akan mendapatkan penyelenggaraannya dengan rapid an selekas- lekasnya, pula dengan mengindahkan segala upaya, yang sanggup menjamin
keselamatan barang-barang yang diangkutnya.
Universitas Sumatera Utara
Pasal – 88 Iapun setelah barang-barang dagangan dan lainnya itu dikirimkannya, harus
menanggung segala kerusakan atau hilangnya barang-barang itu, yang mana dapat dipersebabkan karena kesalahan atau kurang hati-hati.
Pasal – 89 Ia harus menanggung pula segala ekspeditur antara yang dipakainya.
Pasal - 90 Surat Angkutan merupakan persetujuan antar si pengirim atau ekspeditur pada pihak
satu dan pengangkut atau juragan perahu pada pihak lain. Surat itu memuat selain apa yang kiranya telah disetujui oleh kedua belah pihak, seperti misalnya mengenai waktu
dalam mana pengangkutan telah harus selesai dikerjakan dan mengenai pergantian rugi dalam hal keterlambatan, memuat juga :
1. Nama dan berat atau ukuran barang-barang yang diangkut, begitupun merek
dan bilangannya 2.
Nama orang kepada siapa barang-barang dikirimkannya 3.
Nama dan tempat si pengangkut atau juragan perahu 4.
Jumlah upahan pengangkutan 5.
Tanggal 6.
Tanda tangan si pengirim atau ekspeditur Surat angkutan itu, ekspeditur harus membukukannya dalam register hariannya. Pasal
517 f KUH Dagang juga mengatur tentang Freight Forwarder serta Pasal 506 ayat 1 KUH Dagang.
Universitas Sumatera Utara
2. Di Luar KUHD