10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen pihak yang mengelola perusahaan dengan prinsipal pemilik perusahaan. Adanya pemisahan
kepemilikan oleh prinsipal dan pengendalian oleh agen cenderung menimbulkan agency confilict antara kedua belah pihak. Teori keagenan muncul untuk
mengatasi konflik tersebut. Hubungan agen dan prinsipal diinterpretasikan sebagai suatu kontrak. Prinsipal adalah pihak yang melakukan evaluasi atas
informasi, sedangkan agen adalah pihak yang menjalankan manajemen dan mengambil keputusan Jensen dan Mecking, 1976.
Teori keagenan mengakibatkan adanya asimetri informasi antara manager sebagai agen dan pemilik sebagai prinsipal. Asimetri informasi timbul
ketika manager lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dibandingkan dengan informasi yang dimiliki oleh prinsipal. Kim dan Verrechia
1994 menyatakan bahwa laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi.
2.1.2 Teori Kepatuhan Compliance Theory
Teori kepatuhan banyak diteliti dalam ilmu-ilmu sosial. Penelitian di bidang psikologi dan sosiologi menekankan pentingnya proses sosialisasi dalam
mempengaruhi perilaku kepatuhan individu. Terdapat dua sudut pandang
dasar terkait kepatuhan hukum, yaitu instrumental dan normatif Tyler, 1990. Sudut pandang instrumental mengasumsikan bahwa kepatuhan individu didorong
oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap reward dan punishment yang berhubungan dengan perilaku. Lebih lanjut, sudut pandang
normatif berhubungan dengan apa yang dianggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi.
Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan. Contohnya adalah perusahaan berusaha menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kewajibannya serta bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.
2.1.3 Teori Institusional Institution Theory