Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Adanya beberapa peraturan diatas menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia dituntut untuk tepat waktu dalam pelaporan keuangan. Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenai sanksi administrasi dan denda. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 ketentuan dalam pasal 63 huruf e tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Pasal ini menyebutkan bahwa emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenai denda sebesar Rp 1.000.000,00 satu juta rupiah untuk satu hari keterlambatan dengan maksimal denda sebesar Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.

2.1.4.3 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2012 menyebutkan bahwa kerangka dasar merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Berdasarkan kerangka dasar ini, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif, sehingga informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Karakteristik tersebut adalah dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan. Informasi yang relevan mengandung arti bahwa informasi harus tersedia bagi pemakai informasi untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disajikan tepat waktu. Hendriksen dan Van Breda 2000 menyatakan bahwa informasi tidak relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi tidak ada relevansi tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Dyer dan Mc Hugh 1975 menyatakan bahwa terdapat tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, yaitu sebagai berikut ini. 1. Preliminary lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa. 2. Auditor’s report lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. 3. Total lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Peraturan X.K.2 BAPEPAM-LK menyebutkan bahwa penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu jika disampaikan paling lambat akhir bulan ke tiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan bisa berdampak buruk bagi perusahaan publik. Keterlambatan tersebut mengakibatkan timbulnya sanksi administrasi dan denda. Lebih lanjut, keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan memberikan signal yang buruk tentang perusahaan bagi para investor.

2.1.5 International Financial Reporting Standards IFRS