melaporkan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan diukur dengan metode skala, yaitu dihitung dari tanggal tutup buku sampai dengan tanggal penyampaian
laporan keuangan auditan ke Bursa Efek Indonesia.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik secara positif atau negatif Sekaran, 2011. Fokus penelitian ini adalah
variabel konvergensi IFRS dan foreign ownership.
3.4.2.1 Konvergensi IFRS
Konvergensi IFRS merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Tingkat konvergensi IFRS dilihat dalam penerapan standar
akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. Pengukuran konvergensi IFRS didasarkan pada data dari laporan keuangan danatau laporan tahunan tentang
penerapan IFRS pada setiap perusahaan. Sesuai dengan Penelitian Arum 2013, penelitian ini menggunakan cut off tanggal efektif untuk pengadopsian IFRS pada
perusahaan yang terdaftar di BEI, yaitu 1 Januari 2011. Meskipun demikian, penelitian ini tetap menelusur pada laporan keuangan perusahaan untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut pada tahun 2011 sudah menerapkan salah satu standar akuntansi yang sudah direvisi sesuai IFRS. Variabel ini diukur
dengan menggunakan metode nominal. Perusahaan yang sudah menggunakan salah satu standar PSAK berbasis IFRS akan diberikan kode 1, sedangkan
perusahaan yang belum menggunakan standar PSAK berbasis IFRS akan diberikan kode 0. Berikut ini merupakan standar akuntansi yang sudah di
konvergensikan ke IFRS.
Tabel 3.1 PSAK Konvergensi IFRS
SAK Acuan IFRS
Efektif PSAK 55
Segmen Operasi IFRS 8 1 Jan 2009
1-Jan-11 PSAK 22
Kombinasi Bisnis IFRS 3 1 Jan 2009
1-Jan-11 PSAK 58
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan
IFRS 5 1 Jul 2009 1-Jan-11
PSAK 53 Pembayaran bebasis saham
IFRS 2 1 Okt 2009 1-Jan-12
PSAK 60 Instrumen keuangan:
pengungkapan IFRS 7 1 Jan 2009
1-Jan-12 PSAK 62
Kontrak asuransi IFRS 4 1 Jan 2009
1-Jan-12 PSAK 64
Eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral
IFRS 6 1 Jan 2009 1-Jan-12
Sumber: IAI 2013
3.4.2.2 Foreign Ownership
Foreign ownership dapat dilihat dari struktur modal yang ada di perusahaan. Pengukuran foreign ownership menggunakan dua macam metode,
yaitu skala dan nominal. 1.
Pengukuran metode skala, yaitu foreign ownership dihitung
berdasarkan persentase kepemilikan saham oleh pihak asing pribadi maupun institusinal. Penentuan persentase ini mempertimbangkan
aspek keaslian dan besarnya saham yang dimiliki. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa investor asing
terutama perusahaan yang didirikan di tax heaven countries mungkin saja adalah perusahaan asing yang dimiliki orang Indonesia
Indonesian Offshare Company. Widagdo 2014 mengatakan bahwa hal ini dilakukan terutama untuk praktek penghindaran pajak.
Perusahaan asing yang dimiliki oleh orang Indonesia sendiri tidak akan mendorong penerapan praktek tata kelola perusahaan yang
lebih baik dan juga peningkatan kualitas laporan keuangan 2.
Pengukuran metode nominal, yaitu foreign ownership diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan kriteria sebagai berikut ini.
a. Perusahaan mendapat skor 1, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut ini komulatif.
i. Pemilik asing memiliki saham lebih dari 20 dan perusahaan asing tersebut tidak berlokasi di tax
heaven countries. ii. Terdapat orang asing dalam dewan komisaris atau
direksi. b. Perusahaan mendapat skor 0, apabila memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut ini. i. Pemilik asing memiliki saham lebih dari 20, tetapi
perusahaan tersebut terletak pada perusahaan tax heaven countries.
ii. Kepemilikan saham oleh pihak asing kurang dari 20.
Tabel 3.2: Negara yang memiliki Fasilitas Tax Heaven Countries Kategori The Black List
Costa Rica Philippine
Labuan, Malaysia
Kategori The Grey List
Andorra Anguilla
Antigua and Barbuda Aruba
Bahamas Bahrein
Belize Bermuda
British Virgin Islands Cayman Islands
Cook Islands Cyprus
Dominica Gibraltar
Grenada Guernsey
Isle of Man Jersey
Liberia Liechtenstein
Malta Marshall Islands
Mauritius Monaco
Monserrat Nauru
Netherlands Antilles Niue
Panama Saint Kitts and Nevis
Saint Lucia Saint Vincent and
Grenadines Samoa
San Marino Seychelles
Uruguay Turks and Caicos Islands
US Virgin Islands Vanuatu
Kategori Non-Cooperative Financial Centre
Austria Belgium
Brunei Chile
Guatemala Luxembourg
Singapore Switzerland
Sumber: OECD 2013
3.4.3 Variabel Kontrol 3.4.3.1 Profitabilitas