mengurangi tingkat keterlambatan dalam pelaporan. Berdasarkan asumsi tersebut, profitabilitas diperkirakan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan
pelaporan.
2.3.2.2 Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Teori keagenan menyatakan bahwa agency conflict rawan terjadi, jika prinsipal dan agen adalah pihak yang berbeda. Dalam hal ini, prinsipal adalah
kreditur dan agen adalah manajemen. Agency conflict yang timbul antara kreditur dengan manajemen mungkin disebabkan oleh benturan kepentingan dan adanya
resiko yang diperoleh kreditur. Salah satu resiko yang mungkin diperoleh kreditur adalah resiko bahwa manajemen tidak dapat melunasi kewajibannya. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat leverage keuangan perusahaan. Leverage adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya, baik
kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka pendek. Rasio ini juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar hutang
dibandingkan dengan kemampuan perusahaan modal atau equity. Penelitian yang dilakukan oleh Savitri 2010 menyatakan bahwa
semakin besar leverage keuangan yang dimiliki perusahaan, maka memungkinkan timeliness pelaporan keuangan semakin lama. Hal ini konsisten dengan Penelitian
Milano 2015 yang menyatakan bahwa rasio leverage keuangan yang besar akan memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan laporan keuangan.
Tingkat leverage perusahaan yang tinggi akan meningkatkan resiko kerugian perusahaan. Oleh sebab itu, auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya untuk
memperoleh keyakinan akan laporan keuangan perusahaan. Hal ini mengakibatkan panjangnya rentang audit delay. Lebih lanjut, audit delay yang
lebih lama akan berpengaruh terhadap pelaporan keuangan perusahaan, sehingga perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan. Berdasarkan asumsi
tersebut, leverage keuangan diperkirakan memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan pelaporan.
2.3.2.3 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Dalam teori keagenan, pemisahan kepemilikan dan pengendalian antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan agency conflict. Secara umum, agency
conflict terjadi karena benturan kepentingan antara prinsipal dan agen. Pihak agen ingin memperlihatkan kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi baik meskipun
sebenarnya kondisi keuangan mungkin tidak begitu baik. Kepentingan pribadi manajemen sebagai agen dapat mengakibatkan manipulasi laporan keuangan
perusahaan, sehingga informasi yang tertuang didalam laporan keuangan diindikasikan tidak handal dan terpercaya. Sebagai solusi permasalahan tersebut,
pihak prinsipal membutuhkan pendapat profesional yang independen dari pihak luar perusahaan untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada
prinsipal adalah handal dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, pihak prinsipal menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk menilai kewajaran laporan keuangan
yang disajikan oleh manajemen. Hilmi dan Ali 2008 mengatakan bahwa perusahaan yang memakai jasa
KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik dinilai lebih efisien dalam melakukan proses audit, sehingga akan menghasilkan informasi yang sesuai
dengan kewajaran dari laporan keuangan perusahaan. Indikator tersebut ditunjukkan dengan penggunaan jasa KAP besar yang berlaku universal yang
dikenal dengan Big Four Big 4 ataupun yang berafiliasi dengan Big Four Big 4. Berdasarkan asumsi tersebut, ukuran KAP diperkirakan memiliki hubungan
negatif terhadap keterlambatan pelaporan.
2.3.2.4 Pengaruh Keefektifan Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan