Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah sosial di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian di kalangan publik. Kesejahteraan sosial yang ada di setiap daerah merupakan suatu permasalah konkrit yang perlu dibenahi. Masalah sosial selalu di singgung dalam kampanye para politikus, namun tidak menutup kemungkinan bahwa masalah kesejahteraan sosial dapat teratasi. Salah satu masalah kesejahteraan sosial yang terjadi di kabupaten Temanggung adalah masih rendahnya tingkat ekonomi masayarakat. Ada terdapat 80.000 penduduk miskin dari jumlah keseluruhan penduduk 767.521 yang ada di Kabupaten Temanggung Masalah kesejahteraan sosial akan selalu terjadi dimanapun, oleh sebab itu membutuhkan penanganan yang baik mulai dari perencanaan yang matang sampai pelaksanaan kegiatan. Penanganan yang baik bukan hal yang mudah dilaksanakan, terdapat beberapa kendala yang muncul diantaranya ketidaksesuaian program yang dibuat oleh pemerintah dengan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dan kurang terkoordinirnya bantuan sosial baik yang dilakukan perseorangan maupun perusahaan atau kelompok peduli sehingga terjadinya menumpukan bantuan sedangkan di lain pihak belum mendapatkan bantuan. Dinas Sosial Kabupaten Temanggung merupakan salah satu organisasi sektor publik dari lembaga pemerintahan. Dinas sosial menjadi wadah bagi relawan sosial dan pekerja sosial yang sering disebut Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan TKSK untuk melakukan aksi nyata dalam membantu pemerintahan. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan dibentuk untuk mengumpulkan data-data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS dan data Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS. Data yang diperoleh tersebut menjadi dasar bagi proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program pelayanan sosial daerah. Hambatan yang terjadi dapat dijembatani oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan TKSK sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan kesejahteraan sosial ditingkat kecamatan. Dinas sosial sebagai organisasi sektor publik dapat menghasilkan pelayanan bagi publik dalam hal untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan dan hak publik. Organisasi sektor publik memiliki tujuan yang bersifat non profit artinya bahwa pelayanan terhadap publik adalah hal paling utama yang harus dilaksanakan. Organisasi yang masuk cakupan dalam sektor publik memiliki tanggungjawab kepada masyarakat dan parlemen. Anggaran yang dimiliki organisasi sektor publik bersifat terbuka untuk publik karena segala bentuk dana bersumber dari masyarakat. Akuntansi sektor publik menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. Bentuk pertanggungjawaban ini merupakan hasil pengelolaan keuangan yang pendanaannya berasal dari masyarakat. Akuntansi sektor publik sendiri digunakan sebagai alat informasi bagi pengguna contohnya bagi pemerintahan untuk melakukan pengendalian manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Informasi dalam akuntansi sektor publik dapat digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam pengambilan keputusan untuk pengalokasian sumber dana. Contohnya alokasi sumber dana yang akan dialokasikan untuk kesejahteraan sosial. Informasi penggunaan sumber daya keuangan daerah juga harus disajikan secara relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami oleh pengguna. Reformasi akuntansi dalam pemerintah daerah sekarang ini dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak pengguna. Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keuangan daerah dengan membuat laporan keuangan anggaran dan realisasi anggaran dana yang kemudian di muat dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berupa laporan kinerja yang dirancang untuk publik dan dipublikasikan di media atau tempat tempat umum. Pengguna laporan keuangan daerah yaitu antara lain masyarakat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, lembaga pemeriksa, analisis dan peneliti, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi investasi dan pinjaman, pemerintah pusat, dan pemerintahan daerah lainnya. Pengukuran kinerja menjadi salah satu faktor penting dalam organisasi sektor publik. Pengukuran kinerja digunakan sebagai cara menilai akuntabilitas pengelolaan keuangan dalam pelayanan publik. Pengukuran kinerja di maksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja dimasa mendatang dan membantu pemerintahan untuk berfokus pada sasaran program kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Value for money adalah salah satu pendekatan atau cara penilaian kinerja keuangan organisasi sektor publik. Value for money merupakan konsep pengeloaan organisasi sektor publik berdasarkan 3 elemen penting yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga rendah. Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai output tertentu. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Tujuan yang dikehendaki terkait dengan pelaksanaan value for money yaitu ekonomis dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien dalam penggunaan sumber daya, efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran. Konsep ekonomis, efisien, efektif value for money, transparan, dan akuntabilitas tanggung jawab publik merupakan tiga dari delapan karakteristik tata kelola yang baik good governance versi United Nations Development Programme UNDP yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor publik Mardiasmo, 2002. Christie Ryan dan Peter Walsh 2004 menjelaskan bahwa akuntabilitas yang kompleks terjadi pada sektor publik. Lembaga pemerintah dituntut untuk merinci output dan mengkaitkan output terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah secara luas. Setiap informasi yang dihasilkan harus ada hubungan antara output dan laporan keuangan. Namun masalah yang timbul adalah pernyataan output tidak dapat langsung dihubungkan dengan pernyataan output kinerja keuangan. Pemeriksaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tahunan atas laporan keuangan tidak menuntut bahwa informasi yang didapat itu lengkap mengenai program-program yang sudah di danai. Pemerintah daerah harus betul-betul menyadari bahwa pelayanan kepada pengguna khususnya masyarakat adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari publik. Masyarakat berhak mengetahui untuk setiap aktivitas penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh setiap pemerintah daerah. Setiap masyarakat dapat berperan aktif dalam melakukan pengawasan atas jalannya pemerintahan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dengan Pendekatan Value For Money “

B. Rumusan Masalah