Langkah-langkah Pengukuran Value For Money

16 3 Menurunkan biaya pelayanan publik. 4 Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik. 5 Meningkatkan kesadaran akan uang publik public costs awareness sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik Mardiasmo 2009: 7. Dari berbagai manfaat yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan value for money dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik sangat membantu suatu instansi pemerintah agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tepat dan sesuai sasaran sehingga terciptanya mutu pelayanan yang baik dengan penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

4. Langkah-langkah Pengukuran Value For Money

1 Pengukuran Ekonomi Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang digunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pengukuran ekonomi adalah: a Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi? b Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat diperbandingkan? c Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal? Mardiasmo 2009: 133 Mardiasmo 2009: 4 menyebutkan bahwa ekonomi merupakan perbandingan antara input dengan input value. Input dalam hal ini 17 adalah target anggaran, sedangkan input value adalah realisasi anggaran. Ukuran Ekonomi berupa anggaran yang dialokasikan. Pemanfaatan sumber daya dibawah anggaran menunjukkan adanya penghematan, sdangkan melebihi anggarean menunjukkan adanya pemborosan Mahmudi, 2010: 104. Dari penjelasan tersebut, secara matematis pengukuran ekonomi dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut: Ekonomi = I I A E x 100 Keterangan : Input : Realisasi anggaran dari suatu program atau kegiatan Input Value : Anggaran untuk suatu program atau kegiatan 2 Pengukuran Efisiensi Efisiensi dapat diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar rasio tersebut maka semakin efisien suatu organisasi Mardiasmo, 2002: 133. Rumus efisiensi sebagai berikut: Efisiensi = I x 100 Output : Hasil yang dicapai dari suatu program 18 Input : Sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu program Konsep efisiensi merupakan konsep yang bersifat relatif, tidak absolut. Karena efisiensi merupakan suatu rasio, maka untuk memperbaiki efisiensi dapat dilakukan tindakan berikut : 1. Meningkatkan output untuk jumlah input yang sama 2. Meningkatkan output dengan proporsi kenaikan output yang lebih besar dibandingkan proporsi kenaikan input 3. Menurunkan input untuk jumlah output yang sama 4. Menurunkan input dengan proporsi penurunan yang lebih besar dibandingkan proporsi penurunan output Mahmudi 2010: 85 3 Pengukuran Efektifitas Efektifitas tekait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektifitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekonomi berfokus pada input dan efisiensi pada output atau proses, maka efektivitas berfokus pada outcome yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Mahmudi 2010: 86 merumuskan efektifitas sebagai berikut: 19 Efektivitas = C E x 100 Keterangan : Outcome : Dampak yang ditimbulkan dari suatu program tertentu Output : Hasil yang dicapai dari suatu program Karena output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat output tidak terwujud intangible tidak mudah untuk di kuantifikasikan, maka sesungguhnya efektifitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektifitas tersebut adalah karena pencapaian hasil oucome sering tidak bisa diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi jangka panjang setelah prgram berakhir, sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja. 4 Pengukuran Outcome Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya dari output, karena output hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan Smith, 1996. Dampak adalah akibat atau konsekuensi yang terjadi atas pencapaian hasil. Indikator yang dampak yang baik, didahului dengan penelitiam agar indikator- indikator yang dibuat valid, akurat, dan dapat diandalkan. Pada tahap pengukuran dampak, organisasi sektor publik dapat diketahui 20 dengan cara melakukan survei kepuasan masyarakat Mahmudi, 2010: 129. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu bentuk haisl suatu pelayanan publik. Kepuasan pelanggan dapat dikategorikan sebagai tujuan tingkat tinggi dalam suatu sistem pengukuran kinerja. Oleh karena itu, pembuatan indikator kinerja harus memasukan indikator kepuasan pelanggan. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan pelanggan perlu dilakukan survei pelanggan. survei pelanggan tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghitung Indeks Kepuasan Pelanggan atau Konsumen. Adanya ketidakcocokan antara outcome yang dihasilkan dari suatu pelayanan dengan kepuasan masyarakat menunjukkan masih adanya kesenjangan harapan. Organisasi perlu melakukan penjaringan aspirasi pelanggan untuk mengetahui apa yang menajdi kebutuhan pelanggan. Apabila kebutuhan pelanggan telah teridentifikasi, selanjutnya organisasi bisa melakukan revisi atau mendesai ulang misi, visi, tujuan, sasaran, dan target organisasi Mahmudi, 2010: 95. Pengukuran outcome memiliki dua peran yaitu peran retrospektif dan prospektif. Peran restrospektif terkait dengan penilaian kinerja masa lalu sedangkan peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja dimasa yang akan datang. Sebagai peran prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik. Analisis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 retrospektif memberikan bukti terhadap praktik yang baik good governance. Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan target dimasa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksankan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.

C. Standar Pelayanan Minimal