Standar Pelayanan Minimal Penelitian Terdahulu

21 retrospektif memberikan bukti terhadap praktik yang baik good governance. Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan target dimasa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksankan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.

C. Standar Pelayanan Minimal

Bentuk pemenuhan standar pelayanan publik institusi penyedia pelayanan publik di Indonesia, baik ditingkat pemerintah pusat maupu daerah, adalah kewajiban untuk melaksanakan Standar Pelayanan Minimum SPM. Standar pelayanan minimum adalah suatu standar dengan batas minimal tertentu untuk mengukur kinerja pelaksanaan kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah, berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat Mahmudi, 2010: 233. Standar pelayanan minimal mencakup kewenangan wajib instansi penyedia pelayanan publik, jenis pelayanan, indikator, dan nilai. Kewenangan wajib adalah bentuk kewenangan instansi penyedia pelayanan publik yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh pemerintah untuk menjamin terlaksananya pelayanan dasar kepada masyarakat. Jenis pelayanan berisi tentang bentuk bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh instansi sebagai bentuk pelaksanaan kewenangan wajib. Masing-masing instansi penyedia pelayanan publik memiliki jenis pelayanan yang berbeda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 beda. Jenis pelayanan tersebut selanjutnya ditentukan indikatornya berdasarkan indikator tersebut, ditetapkan nilai. Nilai inilah yang menjadi Standar Pelayanan Minimun.

D. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP

1. Pengertian LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP adalah sebuah laporan yang berisikan akuntabilitas dan kinerja dari suatu instansi pemerintah. Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggaran yang berjalan yaitu satu tahun secara lengkap memuat laporan yang membandingkan perencanaa dan hasil. Dalam penyusunan suatu kegiatan belanja dibuat suatu masukan yaitu besaran dana yang dibutuhkan dan hasil yaitu suatu hasil atau bentuk yang didapat dari dana yang dikeluarkan.

2. Fungsi, tujuan dan manfaat LAKIP

Fungsi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP adalah : a. Wujud tertulis pertanggungjawaban satuan kerja perangkat daerah SKPD kepada pemberi wewenang dan mandat b. LAKIP berisi tentang kinerja instansi dan akuntabilitasnya yaitu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran organisasi dan merupaakn media akuntabilitas setiap satuan kerja perangkat daerah SKPD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 c. Sebagai media informasi tentang sejauh mana penentuan prinsip prinsip good governance termasuk penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar di satuan kerja perangkat daerah SKPD yang bersangkutan. Tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP adalah : a. Untuk mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah kepada pihak pemberi mandat atau amanat b. Pertanggungjawaban dari unit yang lebih rendah kepada unit kerja yang lebih tinggi atau pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasan c. Perbaikan dalam perencanaan khususnya perencanaan jangka menengah dan pendek Manfaat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP adalah : a. Meningkatkan akuntabilitas, kredibilitas instansi dimata instansi yang lebih tinggi dan akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarkat terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD b. Merupakan umpan balik untuk peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD 24 c. Dapat mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanaan tugas dan tanggungjawab Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD d. Mendorong satuan kerja perangkat daerah SKPD untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintah dan pembangunan secara secara baik, sesuai ketentuan, peraturan perundang undangan yang berlaku serta kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. e. Menjadi instansi yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian dari Okky Irvina Kristanti Universitas Sanata Dharma: 2016 tentang Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan Value For Money . Penelitian dilakukan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja Unit Pelaksana Teknis Keuangan Melalui Pendekatan Value For Money . Penelitian dilakukan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa yaitu dengan melakukan pengukuran 3 aspek yaitu Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dengan metode wawancara, penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi 25 mengenai gambaran umum dan pelaksanaan program dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa. Penyebaran kuesioner digunakan untuk menjawab pernyataan yang diajukan oleh peneliti, data dari kuesioner digunakan untuk mencari tingkat efektivitas program-program dari UPT Dinas Pemuda dan Olahraga tersebut. Dokumentasi digunakan untuk mengutip catatan catatan yang di dalam Laporan Kinerja tahun 2014 Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa. . Dalam penelitian ini, peneliti menilai dua 2 program untuk diukur yaitu Program Pelayanan Administrasi perkantoran dengan kegiatan Pelayanan Kenaikan Pangkat Reguler Guru dan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun dengan kegiatan Penunjang Penyelenggaraan Satuan Pendidikan SD dan SDLB Negeri. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Okky Irvina Kristanti Universitas Sanata Dharma: 2016 adalah sama-sama menggunakan tiga 3 teknik pengumpulan data yaitu wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Pada teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner, peneliti menggunakan kuesioner yang dibuat oleh Okky Irvina Kristanti Universitas Sanata Dharma: 2016 yang kemudian disesuaikan dengan objek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Yulliani Levellin Presisca Universitas Sanata Dharma: 2016 mengenai Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan Value For Money dengan studi kasus pada Dinas Pertanian Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini menggunakan tiga 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 teknik pengumpulan data yaitu Dokumentasi, Penelitian Lapangan Field Research dan Kuesiner. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai rencana dan realisasi program pada Dinas Pertanian Kabupaten Sleman. Teknik Penelitian Lapangan digunakan untuk melihat secara langsung maupun tidak langsung pada objek yang diteliti. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data outcome dari berberapa program yang dilaksankan oleh Dinas Kabupaten Sleman. Kuesioner pada penelitian yang dilakukan Yulliani Levellin Presisca 2016 diambil dari kuesioner penelitian sebelumnya namun disesuaikan dengan tempat penelitian yang menjadi objek penelitian yaitu pada Dinas Pertanian Kabupaten Sleman. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yulliani Levellin Presisca 2016 adalah sama-sama menggunakan teknik dokumentasi dan kuesioner, dimana kuesioner yang disebarkan merupakan kuesioner penelitian terdahulu yang kemudian disesuaikan dengan objek penelitian.

F. Kerangka Konseptual