memperatikan penurunan efikasi diri. Dampak dari pengalaman tidak langsung ini. Bahkan mungkin dapat bertahan seumur hidup.
c. Persuasi sosial
Efikasi diri Self efficacy
dapat juga diperoleh atau diperlemahkan melalui persuasi sosial, Bandura
Feist, 2010; 215 dampak dari sumber
ini cukup terbatas, tetapi dibawah kondisi yang tepat, persuasi dari orang lain yang dapat meningkatkan atau menurunkan efikasi diri.
Kata-kata atau kritik dari sumber yang terpercaya mempunyai daya yang lebih efektif dibandingkan dengan hal yang sama dari sumber yang
tidak dipercaya. Meningatkan efikasi diri Self efficacy
melalui persuasi sosial, dapat menjadi efektif hanya bila kegiatan yang ingin didukung
untuk dicoba berada dalam jangkauan perilaku seseorang. Sebanyak apapun persuasi verbal orang lain tidak dapat mengubah penilaian
seseorang mengenai kemampuan dirinya. Persuasi dapat meyakinkan seseorang untuk berusaha dalam suatu kegiatan dan apabila performa
yang dilakukan sukses, baik pencapaian tersebut maupun penghargaan verbal yang mengikutinya akan meningkatkan efikasi di masa depan.
d. Ekspektasi
Kondisi Fisik dan Emosional
Sumber terakhir dari efikasi adalah kondisi fisiologis dan emosional dari seseorang, Bandura.
Feist, 2010: 215 . Emosi yang kuat biasanya
akan mengurangi performa, saat seseorang mengalami ketakutan yang
kuat, kecemasaan kuat, atau tingkat stres yang tinggi, kemungkinan akan mempunyai efikasi yang rendah.
Psikoterapis telah lama mengetahui bahwa penurunan kecemasan atau peningkatan rileksasi fisik dapat meningkatkan performa. Tingkat
rangsangan biasanya semakin tinggi rangsangan, semakin rendah efikasi. Rangsangan emosional dapat memfasilitasi penyelesaian yang sukses dari
tugas yang mudah dan sederhana, namun mungkin akan menggangu performa dalam melakukan kegiatan yang kompleks.
6. Aspek-Aspek Efikasi Diri
Self efficacy
Dalam masing-masing dimensi efikasi diri memuat aspek-aspek efikasi diri
Self efficacy Suseno, 2012; 123 yakni :
a. Keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi situasi yang tidak menentu yang mengandung unsur kekaburan, tidak dapat diprediksi, dan
penuh tekanan. Berhubungan dengan kesulitan suatu tugas, individu akan mencoba
perilaku yang dia merasa mampu melakukannya dan akan menghindari situasi dan perilaku yang diluar batas kemampuan yang dirasakan. Jika
seseorang dihadapkan pada tugas yang disusun menurut tingkat kesulitan, maka efikasi diri akan diarahkan pada tugas yang mudah, sedang, atau
sulit dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan masing-masing tingkatan kesulitan.