Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

masyarakat kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2008: 177 faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa adalah: 1 Faktor yang berasal dari dalam diri siswa : faktor fisiologis kondisi fisiologis dan kondisi panca indra, faktor psikologis minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif. 2 Faktor yang berasal dari luar diri siswa : faktor lingkungan lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya, lingkungan instumental kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam internal maupun dari luar diri individu ekternal. Faktor internal berupa faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis berupa kondisi fisik dan faktor psikologis berupa minat, kecerdasan, motivasi, bakat, dan sikap terhadap pelajaran. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan fisik dan sosial serta instrumen yang berupa kurikulum, program, metode pengajaran, guru, sarana dan fasilitas. Kesiapan memiliki hubungan erat dengan prestasi belajar. Kesiapan berasal dari ketertarikan dan rasa senang dari pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan banyak sedikitnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki diliat berdasarkan prestasi belajar. Yunindra Widyatmoko 2014 menemukan bahwa prestasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi. Hal ini sejalan dengan Yanuar Mipalas dan Abdullah Taman 2012 menemukan terdapat pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja siswa.

3. Gender

a. Pengertian Gender

Gender adalah suatu sifat yang menjadikan dasar untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya, nilai dan perilaku, mentalitas, emosi dan faktor biologis lainnya Marzuki 2007: 02. Herien Puspitawati 2013: 02 Gender diartikan sebagai perbedaan peran, fungsi, status dan tanggungjawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan kehidupan sosial, budaya yang tertanam dari generasi ke generasi berikutnya. Gender mengacu pada dimensi sosial sebagai laki-laki dan perempuan, sehingga mengandung dua unsur yaitu: 1 identitas gender adalah rasa sebagai laki-laki dan perempuan. 2 peran gender adalah seperangkat harapan yang megembangkan bagaimana laki-laki atau perempuan seharusnya berfikir, bertindak dan merasa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian gender adalah konsep untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial dan budaya. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan mendasar dalam kehidupan sehari- hari. Perkembangan masyarakat mengakibatkan pentingnya gender sebagai pembeda peran, fungsi dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan.

b. Perbedaan Gender

Perbedaan gender secara mendasar tampak pada adanya perbedaan otak laki-laki dan perempuan. Masykur dan Fathani 2009: 118 mengungkapkan terdapat empat perbedaan mendasar antara otak laki-laki dan perempuan, yaitu : 1. Perbedaan spasial, pada laki-laki otak cenderung berkembang dan memiliki spasial yang lebih komplek. 2. Perbedaan verbal, daerah korteks otak pria lebih sedikit untuk memproduksi dan menggunakan kata-kata karena corpus collosum otak laki-laki seperempat lebih kecil daripada otak perempuan. 3. Perbedaan bahan kimia, otak perempuan lebih banyak mengandung serotonin yang membuatnya bersikap tenang. 4. Perbedaan memori, pusat memori hippocampus pada otak perempuan lebih besar daripada otak pria. Hal ini bisa menjawab pertanyaan kenapa laki-laki mudah lupa, sementara wanita bisa mengingat semua secara detil. Sugihartono 2013: 37 menyebutkan perbedaan gender laki-laki dan perempuan sebagai berikut : 1. Karakteristik kemampuan verbal, perempuan lebih bagus dalam mengerjakan tugas-tugas verbal ditahun-tahun awal, dan dapat dipertahankan sedangkan laki-laki menunjukkan masalah-masalah bahasa yang lebih banyak dibandingkan perempuan. 2. Kemampuan spasial, laki-laki lebih superior dalam kemampuan spasial, yang berlanjut selama masa sekolah. 3. Kemampuan matematika, pada tahun-tahun awal hanya ada sedikit perbedaan, laki-laki menunjukan superioritas selama sekolah menengah atas. 4. Sains, perbedaan gender terlihat meningkat dimana perempuan mengalami kemunduran sementara prestasi laki-laki meningkat. 5. Motivasi berprestasi, laki-laki tampak lebih baik dalam melakukan tugas-tugas s tereotip “maskulin” matematika dan sains, dan perempuan pada tugas- tugas “feminin” seni dan musik. Dalam kompetensi langsung antara laki-laki dan perempuan ketika memasuki usia remaja, prestasi perempuan tampak menurun.