Koefisien Determinasi R Pengujian Hipotesis Penelitian

pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja siswa. 2. Pengaruh Gender terhadap Kesiapan Kerja Siswa Berdasarkan deskripsi data jumlah siswa yang menjadi responden laki-laki sebanyak 32,6 sedangkan perempuan sebanyak 67,4. Ditemukan nilai koefisien regresi pada variabel gender sebesar -1,284 dan nilai signifikansi sebesar 0,134 atau lebih dari 0,05. Maka hal ini menunjukkan bahwa gender tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan kerja. Berarti bahwa tidak ada perbedaan kesiapan kerja pada siswa laki-laki dan perempuan. Bekerja tidak terbatas satu gender tertentu baik laki-laki maupun perempuan. laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan yang berbeda satu sama lainnya. Ketertarikan, kesenangan dan keinginan pada suatu objek juga berbeda termasuk dalam profesi dan ekspektasi pekerjaan dimasa yang akan datang. Namun dalam hal kesiapan kerja tidak ditemukan adanya perbedaan kesiapan kerja baik pada siswa laki-laki maupun perempuan. Namun hal ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dewi Murniati dan Nur Kholas 2013 bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara stereotip gender dan pemilihan karir siswa. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hartini Nara 2005 bahwa tidak adanya perbedaan persepsi gender antara siswa laki-laki dan perempuan. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran cara pandang kaum muda terhadap peran gender tradisional. 3. Pengaruh Keaktifan Organisasi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Berdasarkan deskripsi data siswa yang tidak aktif dalam organisasi lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang aktif , siswa yang tidak aktif organisasi sebesar 57,4 sedangkan yang aktif organisasi sebesar 42,6. Berdasarkan hasil analisis ditemukan nilai koefisien regresi positif yaitu sebesar 2,941 pada variabel keaktifan organisasi. Nilai t hitung sebesar 3,569 dengan signifikansi 0,001 yang berarti kurang dari 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa. Serta ada perbedaan kesiapan kerja pada siswa yang aktif organisasi dan siswa yang tidak aktif organisasi. Jadi kesiapan kerja siswa yang tidak aktif organisasi lebih tinggi dibanding dengan siswa yang aktif organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan organisasi mempengaruhi kesiapan kerja siswa. Hal ini dapat disebabkan banyak faktor, siswa tidak sedikit yang aktif dalam berbagai organisasi baik internal maupun ekternal. Setiap organisasi memiliki karakteristik dan tujuan masing-masing. Dalam kegiatan keorganisasian siswa mendapat banyak pengalaman, wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak selain dari apa yang siswa dapatkan ketika pembelajaran baik di dalam kelas maupun praktik luar kelas. Hal tersebut menumbuhkan