Organisasi Siswa Manfaat Aktif dalam Organisasi Siswa

meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator. 3 Sebagai preventif, apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala macam ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan. Adapun manfaat kegiatan ekstrakurikuler menurut Rohinah M. Noor 2012: 76 sebagai berikut: 1 Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. 2 Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggungjawab sosial peserta didik. 3 Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan yang menunjang proses perkembangan. 4 Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karier peserta didik. Menurut Silvia Sukirman 2004: 69 dengan mengikuti kegiatan organisasi akan memperoleh manfaat sebagai berikut: 1 Melatih bekerja sama dalam bentuk tim kerja multi disiplin. 2 Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin dan bertanggungjawab. 3 Melatih berorganisasi. 4 Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat di muka umum. 5 Membina dan mengembangkan minat bakat. 6 Menambah wawasan. 7 Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan lingkungan mahasiswa. 8 Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif dan inovatif.

d. Ciri-ciri Keaktifan Mengikuti Organisasi

Menurut penelitian Dedi Nugroho 2015 terdapat ciri yang melekat pada siswa yang aktif dalam organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler yaitu aktif dalam kelas, baik bertanya maupun mengerjakan tugas dari guru. Berbeda dengan siswa yang tidak aktif dalam organisasi, mereka cenderung pasif dan kurang pandai bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Mereka juga sangat mobile jika diberi tugas yang bersifat menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Penelitian Yunindra Widyatmoko 2014 menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap kesiapan kerja mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi . Hal ini menunjukkan bahwa dengan aktif organisasi mampu mengembangkan kesiapan kerja mahasiswa dan mempersiapkan mereka terjun ke dunia kerja. Dengan organisasi mahasiswa terlatih untuk kerja sama, menambah wawasan dan membina kepercayaan diri untuk tampil di depan umum. Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan Dedi Nugroho 2015 menemukan terdapat hubungan positif dan signifikan keaktifan kegiatan OSIS terhadap kesiapan kerja siswa. Serta adanya hubungan positif dan signifikan keaktifan kegiatan ekstrakulikuler terhadap kesiapan kerja siswa. Berdasarkan hasil penelitian mengenai keaktifan organisasi menunjukkan bahwa keaktifan organisasi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswa. Hal ini tentunya berpengaruh pula terhadap kesiapan kerja siswa karena pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari keikutsertaan dan keaktifannya di dalam organisasi.

5. Tingkat Pendidikan Orang Tua

a. Pengertian Pendidikan

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam arti teknis pendidikan adalah proses dimana masyarakat melalui lembaga-lemga pendidikan sekolah, perguruan tinggi atau lembaga-lembaga lain, sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai- nilai dan keterampilan-keterampilan, dan generasi ke generasi. Siswoyo dkk, 2007: 53 Menurut Sugihartono 2013: 03 Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu atau kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

b. Jenjang Pendidikan di Indonesia

UU No. 20 Tahun 2003 pasal 13, 14, dan 15 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan: “Jalur, jenis, dan jenjang pendidikan di Indonesia adalah: 1 Jalur pendidikan terdiri atas: pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.