1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana adalah para pemuda yang memasuki usia kategori dewasa dan memiliki karakteristik aktivitas yang
cenderung sama sebagai pelajar. Jadwal perkuliahan yang padat disertai beragamnya aktivitas organisasi kemahasiswaan membuat para mahasiswa
melupakan gaya hidup sehat yang berakibat perubahan pola bentuk tubuh. Penelitian pada tahun 2014 di FK Unud terhadap 127 responden mahasiswa
semester lima didapatkan hasil yaitu yang mengalami overweight sebesar 19 orang atau 15 dari total responden. Dan yang mengalami obesitas, baik obese kelas satu
maupun dua, sebesar 21 orang atau 16,8. Pemayun, 2014. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Global Nutrition Report untuk
wilayah Indonesia pada tahun 2014, 10 dari total populasi mengalami overweight serta sebesar 2 penduduk mengalami obesitas.
Data prevalensi juga
menunjukkan, wanita dewasa yang overweight sebesar 25 dan obesitas sebesar 7. Angka yang lebih kecil ditunjukkan pada populasi dewasa pria, dimana
prevalensi untuk overweight sebesar 16 dan yang obesitas sebesar 3 dari total populasi WHO,2014. Prevalensi obesitas penduduk laki-laki dewasa 18 tahun
menunjukkan kecendrungan peningkatan. Pada tahun 2013 angka prevalensi sebesar 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 13,9 dan tahun 2010 7,8.
Khususnya Provinsi Bali, angka prevalensi obesitas sebesar 19 dari total penduduk bali pada tahun 2013 Kemenkes RI, 2014.
Meningkatnya indeks massa tubuh overweight dan obesitas terjadi oleh karena ketidakseimbangan antara energi yang dikonsumsi dengan energi yang
dikeluarkan Sulistyoningsih, 2011. Tingginya asupan makanan padat energi seperti lemak dan gula, serta rendahnya aktivitas fisik dikarenakan sifat sedentary
kurang beraktivitas dari berbagai jenis pekerjaan, perubahan model transportasi dan urbanisasi. WHO, 2015. Di seluruh dunia, 2,8 juta penduduk meninggal setiap
tahunnya sebagai akibat dari kondisi overweight, termasuk obesitas Icks A, et al, 2009, dan diperkirakan 35,8 juta 2,3 dari populasi total menderita DALYs
Disability Adjusted Life Year yang disebabkan oleh overweight dan obesitas WHO, 2009. Berat badan berlebih dan obesitas menyebabkan efek metabolik
yang buruk pada tekanan darah, kolesterol, trigliserida dan resistensi insulin. Resiko dari penyakit jantung koroner, stroke iskemik dan diabetes mellitus tipe 2
meningkat secara bertahap sejalan dengan peningkatan nilai IMT WHO, 2009. Peningkatan resiko terjadi secara bervariasi dikarenakan perbedaan demografi antar
populasi dunia, dimana Indonesia termasuk dalam kawasan Asia-Pasifik yang memiliki rentang IMT overweight lebih rendah dari penerapan WHO global yaitu
23,0-24,9 kgm
2
WHO, 2000. Komposisi tubuh terdiri dari massa lemak, dan massa bebas lemak.
Rendahnya aktivitas fisik menyebabkan perubahan massa lemak dalam tubuh. Bila hal ini terus berlanjut terus-menerus akan menyebabkan peningkatan IMT Pamela,
2011. Lemak tubuh disimpan dalam jaringan adiposa yang terdiri dari lemak
deposit. Jaringan lemak subkutan putih tersimpan hanya di bawah kulit, menyimpan sekitar 80-90 dari total lemak tubuh, sedangkan penumpukan lemak
intrabdominal oleh jaringan adiposa viseral. Jaringan adiposa viseral sebesar 6-20 dari total lemak tubuh, dengan jumlah yang lebih tinggi pada pria daripada wanita
Ludescher B, et al., 2007; Haupt A, et al., 2010. Penumpukan lemak viseral yang berlebih secara medis lebih berbahaya dari lemak subkutan, dimana akan
meningkatkan resiko untuk terserang penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus tipe 2, kanker kolorektal, dan sleep apnea. Ini jelas berbahaya bagi sebagian pria
yang memiliki lemak berlebih pada perutnya Whitlock G, et al., 2007; Canoy D, et al., 2007; Després JP, 2007; Pischon T, et al., 2008.
Latihan aerobik merupakan jenis latihan aktivitas fisik disebut juga sebagai ketahanan endurance atau aktivitas kardio dengan penggunaan otot-otot besar
tubuh yang bergerak secara berirama dalam jangka waktu yang berkelanjutan, contoh, jalan cepat, berlari, bersepeda, lompat tali dan berenang Anonim, 2008.
Sesuai dengan kriteria MHR, latihan aerobik dapat dibagi menjadi : latihan aerobik intensitas ringan 60-69 MHR, latihan aerobik intensitas sedang 70-79 MHR,
dan latihan aerobik intensitas tinggi 80-89 ACSM, 2010; Sari, 2013. Durasi latihan aerobik memberikan dampak baik bila dilakukan selama 20-60 menit, pada
intensitas rendah dilakukan paling sedikit selama 30 menit dan berlanjut. Latihan intensitas rendah 3-5 kali perminggu dapat menurunkan massa lemak subkutan dan
lemak visceral, dengan intensitas tersebut mampu mengurangi persentase lemak tubuh sebesar 20,46 dibandingkan intensitas tinggi yang hanya 4,63 selama 6
minggu perlakuan Sudibjo, 2012; Sari, 2013.
Burpee Interval Training BIT merupakan latihan kombinasi antara Sprint Interval Training dengan gerakkan Burpee yang melibatkan serangkaian intensitas
rendah ke tinggi dengan diselingi waktu istirahat Heyward, Vivian H, 2006. Periode intensitas tinggi biasanya mendekati kondisi anaerobik, sedangkan periode
pemulihan merupakan aktivitas aerobik Kerr, Hamish, 2011. BIT bisa dilakukan hingga intensitas maksimal 150 dari puncak VO
2
dengan durasi 30 detik disertai istirahat selama 4 menit dengan repetisis hingga 6 kali pengulangan, 3 kali
seminggu selama 2-6 minggu Gibala, et al., 2006; Burgosmaster, et al., 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Perry, et al., tahun 2008 menyebutkan bahwa
interval training dalam satu sesi latihan, mampu membakar lemak sebanyak 36 dibandingkan dengan latihan kardiovaskuler yang hanya 13. Kondisi ini
berdampak pada penurunan masa lemak dan penurunan IMT secara signifikan. Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas maka peneliti tertarik
untuk mengetahui “Efektifitas Pemberian Burpee Interval Training BIT Dibandingkan dengan Latihan Aerobik Intensitas Ringan terhadap Penurunan
Komposisi Tubuh pada Mahasiswa Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Kategori IMT Overweight”.
1.2 Rumusan Masalah