Bioelectrical Impedance Analysis BIA

f. Selama pengujian, tidak diijinkan melakukan aktivitas fisik apapun Guyton Hall, 2007 Nilai BMR normalnya berkisar antara 65 sampai 70 kalori per jam pada laki-laki kebanyakan yang berat badannya 70 kilogram. Walaupun kebanyakan BMR terpakai dalam aktivitas esensial sistem saraf pusat, jantung, ginjal, dan organ lainnya, variasi dalam BMR di antara individu yang berbeda terutama terkait pada perbedaan jumlah otot rangka dan ukuran tubuh Guyton Hall, 2007; Powers Howley, 2009. Otot rangka, bahkan dalam keadaan istirahat, mencakup 20 sampai 30 persen dari BMR. Karenanya, BMR biasanya dikoreksi untuk perbedaan yang berasal dari ukuran tubuh dengan menyatakannya dalam Kalori per jam per meter persegi luas permukaan tubuh, yang dihitung dari tinggi dan berat badan Guyton Hall, 2007; Powers Howley, 2009. Sebagian besar penurunan BMR akibat penambahan usia terkait juga dengan penambahan jaringan adiposa yang menggantikan massa otot yang hilang, yang mempunyai kecepatan metabolisme lebih rendah. Berbanding lurus dengan perbandingan kelamin dimana wanita kecepatan metabolisme lebih rendah dibandingkan dengan pria dikarenakan massa otot yang lebih rendah dan jumlah jaringan adiposa yang lebih tinggi Guyton Hall, 2007.

2.4.4 Bioelectrical Impedance Analysis BIA

BIA adalah suatu metode pengukuran komposisi tubuh dengan menerapkan konsep konduksi listrik tubuh. Mesin BIA akan menciptakan arus yang melewati seluruh tubuh melalui pemasangan elektroda pada tangan dan atau kaki. Fungsi dasarnya untuk mengukur “apa” yang menyebabkan tubuh resisten dan reaktif terhadap arus tersebut. Semakin besar jumlah air dan cairan dalam tubuh, semakin mudah arus melintas dari tangan hingga kaki. Bila semakin sedikit, maka semakin sulit arus untuk menjalar. Konduktivitas pada darah dan urin tinggi, pada otot sedang, dan pada tulang, lemak dan udara, rendah TNC-CDAAR, 2003. BIA menggabungkan berbagai model teori. Model yang paling sederhana, yang melibatkan tangan-kaki atau pengukuran kaki-kaki pada frekuensi 50 KHz. Publikasi dari data BIA pada populasi sangat spesifik namun buruk pada individu yang sehat, dengan tingkat kesalahan lemak individual ± 8. Data pediatri yang telah dipublikasikan digunakan untuk menunjukkan kondisi penyakit seperti obesitas, kista fibrosis, dan HIV. Namun, akurasi pada individu tetap buruk dan hasil pengukuran dapat dikacaukan oleh status klinis Wells Fewtrell, 2006. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BIA memiliki penilaian yang baik untuk mengukur lean atau massa lemak pada manusia. Bila dibandingkan dengan IMT, antropometri, dan metode skin fold, BIA menunjukkan hasil terpercaya untuk mengukur adipositas pada jaringan tubuh Khalil, et al., 2014 BIA menyediakan penempatan elektroda yang konsisten, dan karenanya cocok untuk menilai perubahan jangka pendek pada TBW individual. Mengingat bahwa pertumbuhan relatif konsisten selama jangka waktu yang singkat, pengukuran dengan BIA memiliki indikasi yang dapat menunjukkan arah perubahan FFM, tapi tidak cukup akurat untuk mengukur nilai besarannya Wells Fewtrell, 2006. Prosedur pengukuran dengan menggunakan BIA adalah sebagai berikut TNC-CDAAR, 2003 : a. Dimulai dengan menunjukkan alat BIA dan menjelaskan secara jelas dan detail penggunaannya kepada subjek b. Tempat pengukuran harus nyaman dan bebas dari berbagai alat yang menghasilkan panas dari listrik c. Cek kalibrasi dan baterai alat d. Subjek tidak melakukan latihan olahraga atau sauna selama 8 jam sebelum pengukuran e. Subjek tidak meminum alkohol 12 jam sebelum pengukuran f. Subjek tidak dalam kondisi diaphroretic berkeringat atau menahan kencing. g. Pastikan kenyamanan subjek dan tidak ada pergerakan yang dilakukan subjek selama waktu pengukuran h. Lepaskan perhiasan atau benda logam pada area telapak tangan i. Bersihkan elektroda dengan alkohol swab, terutama bila kulit subjek berkeringat atau menggunakan pelembab. j. Hidupkan alat dan ubah nilai pada panel layar ke nilai 0 k. Subjek dipersilahkan untuk memegang kedua elektroda dengan kedua tangannya. l. Setelah beberapa detik, nilai pengukuran akan muncul dan lalu catat nilai tersebut. m. Matikan alat dan bersihkan elektroda dengan alkohol swab

2.5 Peningkatan Lemak Tubuh terhadap Patogenesis Penyakit

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BERDASARKAN KATEGORI NILAI INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN ANSIETAS PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER UMUR (20-25) TAHUN

0 6 16

PENGARUH LATIHAN FISIK AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP PERUBAHAN KADAR HDL - LDL KOLESTEROL.

0 2 49

Pemberian burpee interval training lebih meningkatkan kebugaran kardiorespirasi daripada latihan aerobik dengan intensitas ringan pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas udayana dengan kategori IMT overweight.

0 3 47

SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

1 2 51

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN STATIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 0 16

PEMBERIAN SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN LEBIH MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK SUBKUTAN DIBANDINGKAN INTENSITAS SEDANG PADA MAHASISWI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 1 10

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA.

0 0 14

Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Aktivitas Fisik Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

0 0 11

KORELASI ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI KAPASITAS VITAL PARU PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2014 | Karya Tulis Ilmiah

0 0 30

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FITNES DENGAN SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP PENURUNAN LEMAK PERUT PADA MAHASISWA FISIOTERAPI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FITNES DENGAN SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG

0 2 23