Pengaturan Tentang Imbalan Biaya Kurator dalam Hukum Kepailitan

BAB IV KETENTUAN PEMBEBANAN BIAYA KURATOR

A. Pengaturan Tentang Imbalan Biaya Kurator dalam Hukum Kepailitan

Imbalan adalah upah yang harus dibayarkan kepada kurator atau pengurus setelah kepailitan berakhir. 182 1. Kurator, kurator tambahan, atau kurator pengganti dalam rangka pengurusan atau pemberesan harta pailit ; Sebagaimana diketahui, bahwa Pasal 69 dan Pasal 247 Undang-Undang Kepailitan menentukan bahwa besarnya jasa yang harus dibayarkan kepada kurator dan pengurus sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Kehakiman. Imbalan jasa tersebut dibayarkan kepada kurator dalam rangka pengurusan dan atau pemberesan harta pailit dan kepada pengurus dalam rangka pengurusan harta debitur. Menteri kehakiman melalui Keputusannya No. M.09-HT.05.10 Tahun 1998 tentang Pedoman besarnya Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus dalam Pasal 1 menetapkan bahwa imbalan jasa adalah upah yang harus dibayarkan kepada : 2. Kurator sementara dalam rangka mengawasi pengelolaan usaha debitur, dan mengawasi pembayaran kepada debitur, pengalihan dan penganggunan kekayaan debitur yang dalam rangka kepailitan memerlukan persetujuan kurator; dan 182 Pasal 1 huruf a Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 01 Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara 3. Pengurus, pengurus tambahan atau pengurus pengganti dalam rangka pengurusan harta debitur dalam hal terjadi PKPU. Besarnya imbalan jasa bagi kurator dalam Pasal 2 ayat 1 ditentukan sebagai berikut : 183 a. Dalam hal kepailitan berakhir dengan perdamaian accord, besarnya imbalan jasa adalah sebesar suatu persentase dari nilai hasil harta pailit di luar utang sebagaimana ditentukan dalam perdamaian dengan perhitungan sebagaimana terlampir dalam Lampiran I; b. Dalam hal kepailitan berakhir dengan pemberesan, besarnya imbalan jasa adalah sebesar suatu persentase dari nilai hasil pemberesan harta pailit di luar utang dengan perhitungan sebagaimana terlampir dalam Lampiran II; c. Dalam hal permohonan pernyataan pailit ditolak ditingkat kasasi atau peninjauan kembali, besarnya imbalan jasa ditetapkan oleh hakim dan dibebankan kepada kreditur. Besarnya imbalan jasa bagi kurator sementara dalam Pasal 2 ayat 3 ditentukan sebagai berikut : 184 a. Jika permohonan pernyataan pailit dikabulkan, makan imbalan jasa ditetapkan dalam rapat kreditur yang pertama kali. b. Jika permohonan pernyataan pailit ditolak, maka besarnya imbalan jasa ditetapkan oleh hakim dan dibebankan kepada debitur. Pasal 2 ayat 4 menjelaskan bahwa dalam menentukan imbalan jasa ini hakim wajib mempertimbangkan pekerjaan yang telah dilakukan, kemampuan, 183 Ibid. 184 Ibid. Universitas Sumatera Utara dan tarifkerja dari kurator sementara yang bersangkutan, dengan ketentuan paling tinggi sebesar ½ satu per dua persen dari harta debitur. Pasal 3, selain usaha atau jasa tersebut di atas, kurator dapat melakukan jasa penjualan kekayaan debitur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat 2 Undang-Undang Kepailitan. Imbalan jasa penjualan tersebut sebesar 2 ½ dua satu per dua persen dari hasil penjualan yang dilakukan kurator. Pasal 6, besarnya imbalan jasa bagi kurator yang diganti dan kurator yang mengganti ditentukan berdasarkan perbandingan nilai harta pailit yang diurus dan atau dibereskan. Bagi pengurus yang diganti dan pengurus yang mengganti ditentukan berdasarkan perbandingan nilai harta debitur yang diurus. Pasal 7 ayat 1, kurator yang melakukan tugas pengurus dan atau pemberesan harta pailit dan pengurus yang melakukan pengurusan harta debitur mempunyai tingkat kerumitan dalam menyelesaikan perkara kepailitan, dapat melakukan musyawarah atau sepakat dengan kreditur mengenai imbalan jasa tambahan yang dibebankan kepada harta pailit atau harta debitur. Pasal 7 ayat 2, musyawarah itu dilakukan berdasarkan rapat kreditur sesuai dengan Pasal 67B ayat 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998. 185 185 Dikutip dari Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M-09-HT.05.10 Tahun 1998 Tentang Pedoman Besarnya Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurusnya. Pasal 8, pedoman besarnya imbalan jasa bagi kurator yang dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan, berlaku ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman No:M.02-UM.01.06 Tahun 1993 tentang Penerapan Biaya Pelayanan Jasa Hukum Di Lingkungan Kantor Balai Harta Peninggalan Departemen Kehakiman. Universitas Sumatera Utara Dalam hal pengaturan imbalan biaya kurator, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga mengeluarkan peraturan yaitu Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. 01 Tahun 2013 tentang Pedoman Imbalan Bagi Kurator dan Pengurus. Peraturan ini dibentuk sebagai pengganti Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: M.09-HT.05.10 Tahun 1998 tentang Pedoman Besarnya Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus. Peraturan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ini mengatur hal yang sama dengan Keputusan Menteri Kehakiman yaitu sama-sama mengatur mengenai pedoman besarnya imbalan jasa kurator dan pengurusnya. Sejak adanya Peraturan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 01 Tahun 2013, maka Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: M.09-HT.05.10 Tahun 1998 ini dianggap tidak berlaku lagi. 186 Dalam Peraturan Kemenkumham ini, yang dimaksud dengan imbalan adalah upah yang harus dibayarkan kepada kurator atau pengurus setelah kepailitan berakhir. 187 Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitor pailit di bawah pengawas sesuai dengan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 188 Pengurus adalah orang perseorangan, yang memilik keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus harta debitor yang diberikan penundaan kewajiban pembayaran utang. 189 186 Pasal 8 Permenkumham No.01 Tahun 2013 187 Pasal 1 huruf a 188 Pasal 1 huruf b 189 Pasal 1 huruf c Universitas Sumatera Utara Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau Undang-Undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan. 190 Debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan. 191 Kurator sementara adalah kurator kurator yang bertugas untuk mengawasi pengelolaan usaha debitor dan pembayaran kepada kreditor, pengalihan, atau penggunaan kekayaan debitor yang dalam kepailitan merupakan kewenangan kurator. 192 a. Dalam hal kepailitan berakhir dengan perdamaian, banyaknya imbalan adalah sebanyak persentase dari nilai hasil harta pailit di luar utang sebagaimana ditentukan dalam perdamaian dengan perhitungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini ; Pasal 2 ayat 1, banyaknya imbalan bagi kurator ditentukan sebagai berikut : b. Dalam hal kepailitan berakhir dengan pemberesan, banyaknya imbalan adalah sebanyak persentase dari nilai hasil pemberesan harta pailit di luar utang dengan perhitungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; atau c. Dalam hal permohonan pernyataan pailit ditolak di tingkat kasasi atau peninjauan kembali, banyaknya imbalan ditetapkan oleh hakim dan dibebankan kepada pemohon pernyataan pailit. 190 Pasal 1 huruf d 191 Pasal 1 huruf e 192 Pasal 1 huruf f Universitas Sumatera Utara Pasal 2 ayat 3, banyaknya imbalan bagi kurator sementara ditentukan sebagai berikut : a. Dalam hal permohonan pernyataan pailit dikabulkan, banyaknya imbalan ditetapkan dalam rapat kreditur yang pertama kali; atau b. Dalam hal permohonan pernyataan pailit ditolak, banyaknya imblan ditetapkan oleh hakim dan dibebankan kepada pemohon pernyataan pailit. Pasal 2 ayat 4, hakim dalam menentukan banyaknya imbalan, wajib mempertimbangkan pekerjaan yang telah dilakukan, tingkat kerumitan pekerjaan, kemampuan, dan tarif kerja dari kurator sementara yang bersangkutan. Pasal 3, selain imbalan, kurator dapat menerima imbalan lain yang berasal dari penjualan harta yang dikuasai kreditur lain atau pihak ketiga yang eksekusinya ditangguhkan. Imbalannya adalah paling banyak 2 ½ dua satu per dua persen dihitung dari penjualan harta yang dikuasai kreditur lain atau pihak ketiga yang dieksekusinya ditangguhkan. Pasal 6, selain imbalan, kurator dapat melakukan rapat dengan kreditur mengenai imbalan tambahan, yang diperhitungkan dari harta debitor pailit. Pasal 7, ketentuan mengenai pedoman banyaknya imbalan bagi kurator yang dilakukan oleh balai harta peninggalan, berlaku ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Universitas Sumatera Utara Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Kehakiman RI Nomor: M.09-HT.05.10 Tahun 1998 tentang Pedoman Besarnya Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 193

B. Pembebanan Biaya Kurator