pernyataan pailit ditolak pada tingkat kasasi atau peninjauan kembali dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelitian dan penelusuran yang telah dilakukan, baik dari hasil penelitian yang masih ada maupun yang sedang dilakukan khususnya di
lingkungan Universitas Sumatera Utara, penelitian dengan judul “Pembebanan Kurator Terhadap Pailitnya PT. Telkomsel Tbk Ditinjau dari Undang-Undang No.
37 Tahun 2004” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Sehubungan dengan keaslian judul ini, peneliti telah melakukan pemeriksaan pada
perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi ini belum pernah diteliti oleh orang lain di lingkungan
universitasperguruan tinggi lain dalam wilayah Republik Indonesia.
Apabila di kemudian hari, ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat,
maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.
E. Tinjauan Kepustakaan
Perseroan terbatas limited liability company sebagai badan hukum merupakan salah satu pilihan dari masyarakat dalam kegiatan bidang usaha.
Filosofi perseroan terbatas sebagai badan hukum disediakan untuk keperluan asosiasi modal pengumpulan sejumlah modal yang sangat besar dari sejumlah
Universitas Sumatera Utara
orang yang sangat banyak
10
Pengertian perseroan terbatas dapat ditelusuri dari kata perseroan dan terbatas. Perseroan adalah persekutuan modal yang terdiri dari sero-sero atau
saham. Dalam Kamus Indonesia-Inggris . Dengan kata lain, perseroan terbatas merupakan
persekutuan modal yang oleh undang-undang diberi status badan hukum.
11
, saham diartikan atau diterjemahkan antara lain share, stock, sedangkan seroartinya antara lain a share. Sedangkan
kata terbatas diartikan atau diterjemahkan dengan limited.
12
Perseroan terbatas dapat diuraikan lebih lanjut dari kata perseroan, yaitu persekutuan sero-sero atau saham. Sedangkan kata terbatas itu tertuju pada
tanggung jawab pemegang saham atau persero sejumlah nominal saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut.
13
Ada keterkaitan antara pemakaian nama perseroan terbatas dengan pertanggungjawaban terbatas dari pemegang saham pada perseroan terbatas.
Artinya bahwa, pendirian perseroan terbatas belum tentu akan selalu pemegang saham perseroan terbatas, karena pemegang saham tersebut dapat menjualnya atau
mengalihkan sahamnya kepada pihak lain. Maka di Perancis, perseroan terbatas disebut “society anonyme” yang menunjukkan ketidakterikatan perseroan tersebut
Salah satu persyaratan pertanggungjawaban terbatas adalah bahwa perseroan harus sebagai badan
hukum.
10
Rudhi Prasetya, “Kedudukan, Peran, dan Pertanggungjawaban Pengurus Perseroan Terbatas” makalah disampaikan pada seminar Hukum Dagang, diselenggarakan Badan
Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta 29-30 Juli 1987, 17.
11
John M Echols Hassan Shadily, Kamus Indonesia–Inggris Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1997, hlm. 472
12
Ibid, hlm. 52
13
HMN Purwosutjipto, Op. Cit., 90.
Universitas Sumatera Utara
dengan orangnya.
14
Di Jerman disebut Aktien Geselschaft, dimana Aktien berarti ditonjolkan segi saham yang merupakan ciri khas dari perseroan terbatas.
15
Di Inggris disebut Limited Company, dimana kata Company menunjukkan bahwa yang menyelenggarakan bukan seorang diri, tetapi terdiri dari beberapa
orang yang tergabung dalam suatu wadah atau badan. Sedangkan kata limited menunjukkan pertanggungjawaban dari orang-orang pemegang saham sebatas
harta kekayaan dalam badan usaha. Maksudnya adalah bahwa tanggung jawab dari pemegang saham terhadap pihak ketiga atas tindakan hukum perseroan,
terbatas sejumlah saham dalam perseroan. Di Amerika, perseroan terbatas disebut Limited Liability Company LLC, yang dianggap sebagai asosiasi bisnis terbaru.
16
Kepailitan merupakan suatu proses dimana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dan kemudian
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 menentukan perseroan terbatas diartikan sebagai persekutuan modal, yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal yang seluruhnya terbagi dalam usaha dan memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam undang-
undang serta peraturan pelaksanaan lainnya. Berdasarkan defenisi tersebut perseroan terbatas dapat dikatakan sebagai persekutuan atau asosiasi modal.
14
Rudi Prasetya, Op. Cit., 41
15
Ibid.
16
James D. Cox, Thomas Lee Hazen, F. Hodge O’Neal, Op. Cit., 146
Universitas Sumatera Utara
dinyatakan pailit oleh pengadilan. Debitur tidak dapat membayar utangnya apabila jelas telah diputuskan oleh Majelis Hakim di dalam Pengadilan Niaga.
17
Pernyataan pailit tersebut mengakibatkan debitur kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurusi kekayaannya yang dimasukkan dalam kepailitan,
terhitung sejak pernyataan pailit.
18
Kepailitan adalah sita umum yang mencakup seluruh kekayaan debitur demi kepentingan semua kreditornya. Kepailitan merupakan suatu proses dimana
seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan.
19
Jika seorang debitur hanya mempunyai satu kreditur dan debitur tidak membayar utangnya dengan suka rela, kreditur akan menggugat debitur secara
perdata ke Pengadilan Negeri yang berwenang dan seluruh harta debitur menjadi Sementara itu dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yang dimaksud dengan kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur pailit
yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
17
J. Djohansah. “Pengadilan Niaga” di dalam Rudy Lontoh Ed., Penyelesaian Utang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Bandung; Alumni, 2001. Hlm.
23, lihat juga Pasal 1 Undang–Undang No. 4 Tahun 1998
18
Pasal 22 UUK
19
Fred B.G. Tumbuan, “Pokok–Pokok Undang–Undang tentang Kepailitan sebagaimana diubah oleh PERPU No. 11998” dalam Penyelesaian Utang–Piutang melalui Kepailitan atau
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Rudy A. Lontoh, Ed., Bandung: Alumni, 2001, hlm.125.
Universitas Sumatera Utara
pelunasan utangnya kepada kreditur tersebut. Hasil bersih eksekusi harta debitur dipakai untuk membayar kreditur tersebut.
20
Sebaliknya dalam hal debitur mempunyai banyak kreditur dalam harta kekayaan, debitur tidak cukup hanya membayar semua kreditur, para kreditur
akan menggunakan segala cara baik yang halal maupun tidak, untuk mendapatkan pelunasan tagihannya terlebih dahulu. Kreditur yang datang belakangan mungkin
sudah tidak mendapatkan pembayaran lagi karena harta debitur sudah habis. Hal ini sangat tidak adil dan merugikan debitur.
21
Menurut Kartini Muljadi, hal inilah yang menjadi maksud dari tujuan dari Undang-Undang Kepailitan yaitu untuk menghindari terjadinya keadaan seperti
yang dipaparkan di atas.
22
Fred B.G. Tumbuan menyatakan bahwa melalui sita umum maka dihindari dan diakhiri sita dan eksekusi oleh para kreditur secara sendiri-sendiri.
23
Dengan demikian para kreditur harus bertindak secara bersama-sama concursus
creditorium
24
Dari sudut sejarah hukum, Undang-Undang Kepailitan pada mulanya bertujuan untuk melindungi para kreditornya dengan memberikan jalan yang jelas
dan pasti untuk menyelesaikan utang yang dapat dibayar. Dalam sesuai dengan asas sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1132 KUH
Perdata.
20
Kartini Muljadi, Penyelesaian Utang Piutang melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Bandung: Alumni, 2001 hlm. 75-56.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Fred B.G. Tumbuan, op.cit., hlm. 125
24
Dalam kepustakaan, concursus creditorium diartikan sebagai keberadaan dua atau lebih kreditur. Concursus Creditorium merupakan syarat bagi kepailitan.
Universitas Sumatera Utara
perkembangannya kemudian, Undang-Undang Kepalilitan juga bertujuan untuk melindungi debitur dengan memberikan cara untuk menyelesaikan utangnya tanpa
membayar secara penuh, sehingga usahanya dapat bangkit kembali tanpa beban utang.
Tujuan kepailitan adalah untuk melakukan pembagian antara para kreditur atas kekayaan debitur oleh kurator. Kepailitan dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya sitaan terpisah atau eksekusi terpisah oleh kreditur dan menggantikannya dengan mengadakan sitaan bersama sehingga kekayaan debitur
dapat dibagikan kepada semua kreditur sesuai dengan haknya masing-masing. Berdasarkan hal di atas, bahwa kepailitan bertujuan untuk menjamin para kreditur
untuk memperoleh hak-haknya atas hartadebitur pailit. Lebih jauh tentang pembagian harta pailit ini, Professor Raddin mengungkapkan bahwa :
25
Untuk melaksanakan tugas dan kewenangannya, seorang kurator perlu memilih kewenangan yang dimilikinya berdasarkan undang-undang yaitu i
kewenangan yang dapat dilaksanakan tanpa diperlukannya persetujuan dari instansi atau pihaklain; ii kewenangan yang dapat dilaksanakan setelah
memperoleh persetujuan dari pihak lain dalam hal ini Hakim Pengawas. “purpose off all bankruptcy laws is to provide a collective forum for sorting
out the rights of the various claimants aggaints the assets of debtor where there are not enough assets to go around”.
26
25
David G. Epstein, Steve H. Nickles, and James J. White, Bankruptcy USA : West Publishing Co, 1993, hlm. 2.
26
Marjan E. Pane, “Permasalahan Seputar Kurator”, makalah dalam Lokakarya Kuratorpengurus dan Hakim Pengawas: Tinjauan Secara Kritis”. Jakarta, 30-31 Juli 2002
Universitas Sumatera Utara
Integritas mengharuskan kurator untuk antara lain bersikap jujur dan dapat dipercaya. Integritas mengharuskan kurator untuk bersikap objektif dan
menjalankan profesinya secara cermat dan saksama.
27
Pasal 16 ayat 1 Undang-Undang Kepailitan mengatur tentang berwenangnya kurator dalam melaksanakan tugas pengurusan dan atau
pemberesan harta pailit sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan sebagai berikut.
28
F. Metode Penelitian