1. Menyusun daftar pembagian yang memuat rincian tentang penerimaan dan
pengeluaran, nama-nama kreditor, dan jumlah piutang yang telah dicocokkan atas persetujuan hakim pengawas ;
174
2. Meletakkan daftar pembagian yang telag disetujui oleh hakim pengawas di
Kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat oleh hakim kreditor ;
175
3. Tentang peletakan surat-surat pembagian tenggang waktu kurator harus
mengumumkan di surat kabar ;
176
4. Menerima penetapan hakim pengawas, perihal hari untuk memeriksa
perlawanan terhadap daftar pembagian ;
177
5. Menyampaikan alasan-alasan tentang penetapan daftar pembagian, dalam
sidang yang terbuka untuk umum ;
178
6. Melaksanakan pembagian yang telah ditetapkan, setelah berakhirnya jangka
waktu untuk melihat surat-surat dan telah diucapkannya putusan atas perlawanan ;
179
C. Tanggung Jawab Kurator
Pailit adalah keadaan dimana pihak yang dinyatakan pailit, tidak memiliki kekuasaan lagi untuk mengelola kekayaannya yang dinyatakan pailit. Salah satu
hal yang baru dan merupakan andalan dari Undang-Undang Kepailitan adalah diintroduksinya pengadilan khusu untuk memeriksa dan memutuskan perkara-
174
Pasal 189 UUK
175
Pasal 192 ayat 2 UUK.
176
Pasal 192 ayat 2 UUK.
177
Pasal 194 ayat 3 UUK.
178
Pasal 194 ayat 5 UUK.
179
Pasal 201 UUK
Universitas Sumatera Utara
perkara di bidang perniagaan, tetapi pengadilan niaga ini tidak terbatas pada perkara kepailitan.
Dalam menjalankan tugasnya kurator tidak sekedar bagaimana menyelamatkan harta pailit yang berhasil dikumpulkan untuk kemudian dibagikan
kepada para kreditor, tetapi sedapat mungkin bisa meningkatkan nilai harta pailit tersebut.
Lebih jauh lagi kurator dituntut untuk memiliki integritas yang berpedoman pada kebenaran dan keadilan serta keharusan untuk menaati standar profesi dan
etika. Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan dengan debitur maupun kreditur. Namun, pada praktiknya kinerja kurator menajdi terhambat oleh
permasalahan, seperti debitur pailit tidak mengacuhkan putusan pengadilan atau bahkan menolak untuk dieksikusi.
180
Seorang kurator mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit. Oleh karena itu, kurator juga mempunyai
tanggung jawab yang cukup berat atas pengurusan dan pemberesan harta pailit. Segala perbuatan hukum yang telah dilakukan oleh kurator dalam melakukan
pengurusan dan pemberesan harta pailit tidak dapat dipulihkan ke dalam keadaan semula dan meningkat terhadap semua pihak. Dalam Pasal 17 ayat 2 UU
Kepailitan dinyatakan secara tegas bahwa dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau peninjauan kembali, segala
perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal kurator
180
Sutedi Adrian. “Hukum Kepailitan”,Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009., hlm. 66
Universitas Sumatera Utara
menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan tersebut tetap sah dan mengikut debitur.
Setiap perbuatan kurator yang merugikan terhadap harta pailit ataupun dalam arti merugikan kepentingan kreditor, baik secara disengaja maupun tidak
sengaja oleh kurator maka kurator harus dapat mempertanggungjawaban perbuatannya tersebut. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 72 UU
Kepailitan, antara lain : Kurator bertanggung jawab terhadap kesalahankelalaiannya dalam
melaksanakan tugas pengurusan danatau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit.
Ini berarti kurator dalam melakukan pengurusan dan pemberesan tidak dapat bertindak sewenang-wenang, karena apabila ada perbuatan kurator yang
merugikan harta pailit, maka harta pribadi kurator turut bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. Sebagai bentuk pertanggungjawabannya, setiap 3 bulan,
kurator harus menyampaikan laporan kepada hakim pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya Pasal 74 ayat 2 UU Kepailitan.
Pasal 77 ayat 1 UU Kepailitan telah memberikan perlawanan bagi kreditor terhadap kebijakan kurator. Dalam Pasal 77 ayat 1 UU Kepailitan dikatakan
bahwa setiap kurator, panitia kreditor, dan debitor pailit dapat mengajukan surat keberatan kepada hakim pengawas terhadap perbuatan yang dilakukan oleh
kurator atau memohon kepada hakim pengawas untuk mengeluarkan surat perintah agar kurator melakukan perbuatan tertentu atau tidak melakukan
perbuatan yang sudah direncanakan. Hakim pengawas harus menyampaikan surta
Universitas Sumatera Utara
keberatan tersebut kepada kurator paling lambat 3 hari setelah keberatan diterimanya Pasal 77 ayat 2 UU Kepailitan. Adapun kurator harus memberikan
tanggapan paling lambat 3 hari setelah surat keberatan tersebut diterimanya Pasal 77 ayat 3 UU Kepailitan. Setelah itu, hakim pengawas harus memberikan
penetapan paling lambat 3 hari setelah tanggapan dari kurator sudah diterima oleh hakim pengawas Pasal 77 ayat 4 UU Kepailitan.
181
1. Dalam rapat pencocokan piutang ;
Dengan mencermati Pasal 1365 KUHPerdata mengenai perbuatan melawan hukum, kurator dapat digugat untuk bertanggung jawab secara pribadi oleh pihak-
pihak yang dirugikan atas sikap dan perbuatan kurator. Bahkan kurator harus bertanggung jawab secara pidana atas sikap dan perbuatannya itu.
Apabila dalam rapat pencocokan piutang tidak telah ditawarkan perdamaian atau apabila perdamaian yang ditawarkan telah ditolak, atau pengesahan akan
perdamaian tersebut dengan pasti telah ditolak, maka demi hukum beradalah harta pailit itu dalam keadaan tak mampu membayar. Atas dasar ketentuan Pasal 178
ayat 1 UUK, dapat disimpulkan bahwa harta pailit dapat dikualifikasikan dinilai dalam keadaan tak mampu membayar, apabila telah memenuhi unsur-
unsur, yaitu :
2. Tidak telah ditawarkan perdamaian, atau ;
3. Pengesahan akan perdamaian dengan pasti ditolak.
Tanpa terbuktinya unsur tersebut di atas maka harta pailit tidak bisa disebut atau dinyatakan dalam keadaan tak mampu membayar.
181
Jono. “Hukum Kepailitan”, Jakarta: SinarGrafika. 2010, hlm.149
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KETENTUAN PEMBEBANAN BIAYA KURATOR