Manusia, menjelaskan bahwa yang dapat dikenakan biaya kurator sementara apabila permohonan pailit ditolak ditingkat kasasi ataupun peninjauan kembali
adalah pihak pemohon pailit. Dengan adanya Peraturan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No.
01 Tahun 2013 tentang Pedoman Imbalan Bagi Kurator dan Pengurus, maka Keputusan Menteri Kehakiman No. 09-HT.05.10 Tahun 1998 tentang Pedoman
Besarnya Imbalan Jasa bagi Kurator dan Pengurusnya tidak berlaku lagi. Hal ini terdapat di dalam Pasal 8 Peraturan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No. 01 Tahun 2013 yang menjelaskan bahwa, “Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kehakiman RI No. 09-HT.05.10 Tahun 1998
tentang Pedoman Besarnya Imbalan Jasa bagi Kurator dan Pengurus dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.”
Berdasarkan penjelasan di atas, apabila permohonan pailit ditolak pada tingkat Kasasi atau Peninjauan Kembali maka pembebanan biaya kurator akan
dibebankan kepada pihak pemohon pernyataan pailit.
C. Pembebanan Biaya Kurator dalam Kasus PT. Telkomsel. Tbk
Perusahaan PT. Telkomselawalnya telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 12 September 2012 oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga
dalam Putusan Nomor : 48PAILIT2012PN.NIAGAJKT.PST. Dasar dari putusan majelis hakim dalam memutuskan pailit Telkomsel adalah terpenuhinya
syarat-syarat pailit yang diatur dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Universitas Sumatera Utara
Utang. Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Kepailitan memuat ketentuan sebagai berikut :
1. Debitor Telkomsel memiliki dua atau lebih kreditor
2. Debitor Telkomsel tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah
jatuh tempo dan dapat ditagih. Syarat pertama telah dipenuhi dengan adanya kreditor lain, yaitu PT. Extend
Media Indonesia. Meskipun Telkomsel telah menunjukkan bukti pelunasan, namun Majelis Hakim menolak bukti tersebut karena bukti yang diajukan
Telkomsel adalah bukti fotokopi sehingga tidak memenuhi ketentuan Pasal 1868 KUHPerdata yang mensyaratkan akta asli.
196
Mengenai syarat kedua, pihak Telkomsel meyakini bahwa tidak terpenuhinya kewajiban yang harus dipenuhi kepada Prima Jaya Informatika
bukanlah utang, melainkan wanprestasi. Hal ini pula yang menjadi dasar bagi pihak Telkomsel untuk tidak melakukan perdamaian sebelum dijatuhkannya
putusan pailit. Mengenai hal ini, Majelis Hakim memiliki pendapat yang berbeda. Majelis Hakim berpendapat bahwa utang yang dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat
1 Undang-Undang Kepailitan harus dipandang dalam arti luas, yaitu kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dengan uang baik yang timbul karena
Syarat kedua juga telah terpenuhi karena Telkomsel tidak melaksanakan kewajibannya kepada Prima Jaya
Informatika untuk menyediakan Voucher Kartu Perdana dan isi ulang yang akan dipasarkan oleh Prima Jaya Informatika. Dengan terpenuhinya kedua syarat
kepailitan tersebut, Majelis Hakim menjatuhkan vonis pailit kepada Telkomsel.
196
2 Hal Yang Mengakibatkan Telkomsel Pailit, www.jurnalhukum.com diakses pada tanggal 4 Maret 2014.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian maupun karena undang-undang. Majelis Hakim memperkuat pendapatnya dengan menggunakan Pasal 1458 KUHPerdata
197
Majelis hakim mengutip bunyi pasal tersebut dan juga mengutip pendapat Sutan Remy Sjahdeini yang mengatakan bahwa UU Kepailitan tidak mengatur
mengenai besar kecilnya utang. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa UU Kepailitan tidak mempermasalahkan kalau aset suatu perusahaan lebih besar
daripada utangnya. yang menentukan :
“Jual beli itu dianggap telah terjadi oleh kedua belah pihak, seketika setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut
dan harganya, meskipun kebendaan tersebut belum diserahkan, maupun harganya belum dibayar.”
198
Sebelumnya, Kuasa Hukum Telkomsel, Richardo Simanjuntak merasa keberatan dengan keputusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang
menyatakan Telkomsel pailit, karena memiliki utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada kedua kreditur atau lebih. Menurut Richardo, Majelis Hakim
Dengan dasar-dasar seperti itulah Majelis Hakim memutuskan Telkomsel pailit.
Banyak pihak yang menganggap bahwa Majelis Hakim terlalu menyederhanakan kasus ini. Tapi memang seperti itulah proses kepailitan
menurut UU Kepailitan yang serba cepat dan sederhana. Hal ini berkaitan erat dengan desakan IMF pada saat pembentukan Undang-Undang Kepailitan yang
menginginkan agar dapat mudah mempailitkan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
197
Terbukti Berutang, Telkomsel Pailit, www.hukumonline.com. diakes pada tanggal 4 Maret 2014.
198
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
hanya melihat perkara yang diajukan oleh pihak Prima Jaya Informatika, sehingga mengabaikan fakta persidangan yang dihadirkan oleh Telkomsel.
Mahkamah Agung mengabulkan perkara pailitnya Telkomsel pada tingkat Kasasi No. 704 KPdt.Sus2012 antara PT Telekomunikasi Selular Telkomsel
melawan PT Prima Jaya Informatika. Berdasarkan keputusan tersebut, Telkomsel dinyatakan batal pailit. Kasasi Mahkamah Agung menolak putusan Majelis Hakim
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang menyatakan Telkomsel pailit. Sebab memiliki utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada dua kreditur atau
lebih. Tanggal 21 November 2012 kasasi dikabulkan. Kasasi batal Judex Factie dan menolak permohonan pailit yang diajukan oleh pihak Prima Jaya Informatika
terhadap pihak Telkomsel.
199
Kontrak itu menyebutkan Telkomsel wajib menyediakan voucher isi ulang bertema khusus olah raga minimal 120 juta lembar yang terdiri kartu dengan
Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali PK yang diajukan oleh PT. Prima Jaya Informatika PJI dengan perkara No. 30
PKPDT.SUS2012.Alasan Prima Jaya Informatika mengajukan Peninjauan Kembali terhadap Telkomsel adalah gugatan pailit diajukan PT. Prima Jaya
Informatika terhadap Telkomsel karena dinilai tidak memenuhi dari kewajibannya yang mengalokasikan Voucher isi ulang dan Kartu Perdana.Kontrak kerja sama
antara Telkomsel dan Prima Jaya Informatika yang disepakati pada tanggal 1 Juni 2011 yang isinya Telkomsel menunjuk Prima Jaya Informatika untuk
mendistribusikan Kartu Prima Voucher isi ulang dan Kartu Perdana prabayar selama 2 tahun.
199
MA Batalkan Pailit Telkomsel, www.waspada.co.id, diakses pada tanggal 4 Maret 2014.
Universitas Sumatera Utara
nominal Rp 25 ribu dan Rp 50 ribu. Adapun untuk Kartu Perdana prabayar, Telkomsel terikat kontrak untuk menyediakan 10 juta kartu untuk dijual PT.
Prima Jaya Informatika.
200
1. Imbalan jasa kurator proses kepailitan PT. Telekomunikasi Selular dalam
pailit sebesar Rp. 587.232.227.000,- lima ratus delapan puluh tujuh milyar dua ratus tiga puluh dua juta dau ratus dua puluh tujuh ribu rupiah , dengan
rincian sebagai berikut : Berdasarkan kasus Telkomsel ini, dapat disimpulkan bahwa Telkomsel
dinyatakan batal pailit baik di tingkat Kasasi maupun Peninjauan Kembali. Yang menjadi permasalahan dalam kasus Telkomsel ini adalah kepada siapa
pembebanan kurator akan diberikan, apakah kepada pihak Pemohon Pailit atau kepada pihak Termohon Pailit.
Penetapan No. 48Pailit2012PN.Niaga.Jkt.Pst Jo No. 704 KPdt.Sus2012 menyatakan bahwa dengan berakhirnya kepailitan PT. Telekomunikasi Selular
dalam pailit, kurator telah mengajukan biaya Kepailitan dan Imbalan Jasa fee Kurator sebagai berikut :
Imbalan jasa kurator Rp. 58.732.227.000.000,- x 1 = Rp. 587.232.227.000,- lima ratus delapan puluh tujuh milyar dua ratus tiga
puluh dua juta dau ratus dua puluh tujuh ribu rupiah. 2.
Biaya kepailitan PT. Telekomunikasi Selular dalam pailit sebesar Rp. 240.500.000,- dua ratus empat puluh juta lima ratus ribu rupiah
Majelis Hakim tidak sependapat dengan jumlah feejasa kurator yang diajukan oleh kurator berdasarkan Surat Permohonan No. 01KUR-TLK2013,
200
MA Kembali Menangkan Kasus Telkomsel dalam Putusan PK, www.id.berita.yahoo.com, diakses pada tanggal 4 Maret 2014.
Universitas Sumatera Utara
tertanggal 22 Januari 2013. Majelis Hakim berpendapat bahwa feeimbalan jasa kurator yang layak adalah sebesar 0,5 nol koma lima persen dari aset debitur.
Majelis Hakim sependapat dengan jumlah biaya kepailitan yang diajukan kurator berdasarkan surat permohonan No. 01KUR-TLKI2013, tertantanggal 22
Januari 2013 sebesar Rp. 240.500.000,- dua ratus empat puluh juta lima ratus ribu rupiah. Majelis hakim pemutus berpendapat bahwa imbalan jasa imbalan
kurtaor dan biaya kepailitan dibebankan kepada pemohon PT. Prima Jaya Informatika dan debitur PT. Telekomsel masing-masing setengah bagian.
Memperhatikan ketentuan pasal 17 ayat 2 dan pasal 75 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan pasal 2 ayat
1 c jo ayat 2 Surat Keputusan Menteri Kehakiman Ri No. M-09-HT.05.10 Tahun 1998 tentang Pedoman Besarnya Imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus.
Maka Majelis Hakim Pemutus menetapkan : 1.
Mengabulkan permohonan tim Kurator PT. Telekomunikasi Selular dalam pailit untuk sebagian ;
2. Menetapkan imbalan jasa kurator kepailitan PT. Telekomunikasi Selular
dalam pailit sebesar Rp. 293.616.000.000,- dua ratus sembilan puluh tiga milyar enam ratus enam belas juta rupiah dan dibebankan kepada pemohon
PT. Prima Jaya Informatika dan debitur PT. Telekomunikasi Selular masing – masing Rp. 146.808.000.000,- seratus empat puluh enam milyar
delapan ratus delapan juta rupiah 3.
Menetapkan pembebanan biaya kepailitan dalam proses kepailitan PT. Telekomunikasi Selular dalam pailit sebesar Rp. 240.500.000,- dua ratus
Universitas Sumatera Utara
empat puluh juta lima ratus ribu rupiah dan debitur PT. Prima Jaya Informatika masing-masing setengah bagian yaitu Rp. 120.250.000,-
seratus dua puluh juta dua ratus lima puluh ribu Demikian ditetapkan dalam rapat permusyawaratan Mejelis Hakim
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada hari Kamis Tanggal 31 Januari 2013.
201
201
Dikutip dari Penetapan Fee Kurator No. 48PAILIT2012PN.NIAGA.Jkt.Pst
Berdasarkan penetapan yang dilakukan Majelis Hakim terhadap biaya kepailitan dan imbalan jasa fee Kurator, pihak Telkomsel tidak setuju dan tidak
sependapat atas putusan yang dilakukan oleh majelis hakim tersebut. Terhadap penentuan fee kurator, MA menilai seharusnya peraturan yang dipakai adalah
Peraturan Menteri Hukum dan HAM No.1 Tahun 2013, bukan Keputusan Menteri Kehakiman No.M.09-HT.05.10 Tahun 1998.Majelis Hakim Pengadilan Niaga
dinilai keliru dalam menerapkan hukum yang menjadi dasar pedoman besarnya imbalan para kurator.
Alasannya Permenkumham 2013 tersebut lahir lebih dulu daripada penetapan fee kurator. Menurut Ketua Menkumham, Amir Syamsudin, Peraturan
Menteri Hukum dan HAM No. 01 Tahun 2013 itu telah ada pada 11 Januari 2013 sedangkan penetapan baru dilaksanakan pada 31 Januari 2013. Tambahan lainnya
dari dalil Peninjauan Kembali Telkomsel adalah tugas kurator yang tidak serta merta berhenti terhadap Putusan Kasasi yang mencabut pailit Telkomsel telah
keluar. Berdasarkan Pasal 17 ayat 1 UU Kepailitan, kurator masih memiliki tugas untuk mengumumkan putusan kasasi tersebut paling sedikitnya dua surat
kabar harian.
Universitas Sumatera Utara
Pengumuman dimaksud baru dilaksanakan kurator pada 14 Januari 2013. Artinya, tugas kurator baru berakhir pada 14 Januari 2013, bukan pada saat
salinan Putusan Kasasi diterima Majelis Hakim pada 10 Januari 2013 sebagaimana dinyatakan dalam penetapan Majelis Hakim Pengadilan Niaga.Tim
kurator baru mengajukan permohonan fee kurator pada tanggal 22 Januari 2013 dan pembacaan penetapan pada tanggal 31 Januari 2013. Sehingga, dasar hukum
sebagai penentu besarnya imbalan jasa kurator adalah PermenkumhamNo. 01 Tahun 2013. Dalam pertimbangannya, Mahkamah Agung menyatakan Pasal 2
ayat 1 huruf c Permenkumham 2013 tersebut bertentangan dengan Pasal 17 ayat 3 UU Kepailitan. Menurut Mahkamah Agung, penentu yang berhak membayar
imbalankurator adalah Majelis Hakim. Mahkamah Agung juga menyatakan dalam menentukan imbalan jasa
pengurusan perkara Telkomsel, kurator tidak merinci pekerjaan yang telah dilakukan. Selain itu, kurator tidak merinci tarif pekerjaan dan kemampuannya
sehingga harus mendapat bayaran 1 dari aset Telkomsel. Begitu juga dengan Majelis Hakim Niaga yang tidak memberikan rincian untuk memutuskan
mengabulkan 0,5 dari aset Telkomsel. Berdasarkan hal-hal tersebut, Mahkamah Agung sepakat untuk menolakputusan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh
Prima Jaya Informatika dan membatalkan penetapan fee kurator tersebut.
202
Dengan kata lain bahwa, selain Telkomsel dinyatakan tidak pailit oleh tingkat Kasasi ataupun Peninjauan Kembali, Telkomsel juga dinyatakan bebas
dari pembayaran fee kurator yang diajukan oleh tim kurator. Sehingga yang dikenakan pembebanan biaya kurator adalah pihak Prima Jaya Informatika selaku
202
Pertimbangan PK MA atas Fee Kurator Telkomsel, www.hukumonline.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2014.
Universitas Sumatera Utara
sebagai pemohon pailit. Pertimbangan Peninjauan Kembali yang dilakukan Mahkamah Agung ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia No. 01 Tahun 2013 bukan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. M.09-HT.05.10 Tahun 1998.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN