17
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi Jogiyanto, 2003. Dalam melakukan investasi terdapat beberapa metode pengurkuran return, salah
satunya adalah return total. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Jogiyanto 2003 menjelaskan return
total dinyatakan sebagai berikut ini. : Return saham =
��− ��−1 ��−1
Keterangan : Pt
=Harga saham pada periode sekarang. Pt-1
=Harga saham pada periode sebelumnya.
2.1.3 Ukuran Perusahaan Firm Size
Ukuran perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel
didalam penelitian ini. Bentuk logaritma natural digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan
variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu. Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh
perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No.11PM1997, yang menyatakan bahwa: “Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah
kekayaan total assets tidak lebih daro 100 milyar rupiah’.
Universitas Sumatera Utara
18
Menurut Ferry dan Jines dalam Sujianto, 2002, ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yan ditunjukkan oleh total
aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi rata-rata perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Sedangkan menurut Riyanto 1995, suatu perusahaan yang besar sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hamya dilingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah, maka hal ini
dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma natural.Menurut Trisnadewi 2012 :58 ukuran perusahaan juga dapat di hitung
dengan : �������� = log �total asset
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.4 Book To Market Ratio
Book to market ratio merupakan factor resiko yang harus diperhatikan oleh para investor , Karena book to market ratio yang tinggi dapat dijadikan indicator
bahwa perusahaan tersebut masih under value. Fama dan French 1995 mendefinisikan book to market equity sebagai “book common equity for the fiscal
year ending in calendar year t-1, divide by market equity at the end December of the year t-1” . book to market ratio dihitung dengan membagi equity per share
dengan closing price bulan desember akhir tahun, untuk membagi perusahaan menjadi dua yaitu perusahaan dengan book to market ratio rendah dan tinggi
Book to Market Ratio merupakan perbandingan antara nilai buku saham suatu perusahaan dengan nilai pasarnya di pasar modal. Nilai pasar adalah nilai ekuitas
yang dipandang oleh investor.
Rumus book to market ratio adalah:
����������������� = �����������������
������������������� Atau
����������������� = ��������������������������
ℎ������ℎ����������� Fabozzi 2002 menjelaskan nilai buku terdiri dari :
1. Dana perusahaan yang diperoleh dari penerbitan semua saham dikurangi dengan saham yang diperoleh kembali oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
20
2. Jumlah pendapatan perusahaan dikurangi dividen karena ini sudah dipisahkan
Book to market ratio merupakan rasio yang sering digunakan dalam menganalisis besarnya keuntungan dari saham. Beberapa alasan investor menggunakan book to
market ratio di dalam menganalisis investasi antara lain Fitriatri, 2002: 1. Book value memberikan pengukuran yang relatif stabil, untuk dibandingkan
dengan market price. Untuk investor yang tidak mempercayai estimasi discounted cash flow, book value dapat menjadi benchmark dalam
memperbandingkan dengan market price. 2. Karena standar akuntansi yang hampir sama pada setiap perusahaan, book to
market ratio bisa dikomparasikan dengan perusahaan lain yang berada pada satu sektor, untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut masih undervalue
atau sudah overvalue. 3. Perusahaan dengan earnings negatif, sehingga tidak bisa dinilai dengan
menggunakan earning-price ratio, dapat dievaluasi dengan menggunakan book to market ratio. Perusahaan yang mempunyai book value negatif, lebih
sedikit daripada perusahaan yang mempunyai earnings negatif.
Universitas Sumatera Utara
21
2.1.5 Momentum