Tabel 18. Ringkasan Hasil Hipotesis No.
Hipotesis Keterangan
1. Kepuasan Kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
Turnover Intention
karyawan PT. Kajima Indonesia Terbukti
2. Komitmen Organisasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Turnover Intention karyawan PT. Kajima Indonesia
Terbukti
3. Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Turnover Intention karyawan PT. Kajima
Indonesia Terbukti
Sumber: Data Primer 2016
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intention karyawan PT. Kajima
Indonesia.
1. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Turnover Intention
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap
turnover intention karyawan PT. Kajima Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan koefisien beta β sebesar -0.471 p=0.000. Penilaian kepuasan
kerja terhadap turnover intention karyawan sebesar ΔR
2
0.215 atau 21,5; maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.
Robbins 2008: 211 mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya, selisih antara
banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya
yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja ditentukan oleh beberapa faktor yakni kerja yang secara mental
menantang, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, serta kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Luthans
2006 menyebutkan bahwa kepuasan kerja merupakan keadaan emosi yang senang atau emosi yang positif yang berasal dari penilaian kerja
atau pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja karyawan PT. Kajima Indonesia tergolong dalam
kategori sedang yaitu sebesar 60. Pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan dapat dijelaskan dengan beberapa faktor.
Indikator kesempatan promosi, yaitu kesempatan untuk maju dalam organisasi memiliki skor terendah yaitu 2.07. Hal ini berarti
kesempatan promosi perlu ditingkatkan guna menurunkan turnover intention karyawan.
PT. Kajima Indonesia perlu memperbaharui sistem untuk kesempatan promosi. Promosi jabatan yang jelas akan mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Penilaian kinerja tahunan juga perlu menjadi pertimbangan perusahaan untuk mempromosikan jabatan.
Senioritas bukan menjadi alasan mutlak untuk seorang karyawan mendapatkan kesempatan promosi. Tetapi semua karyawan berhak
mendapatkan kesempatan selama kemampuan dan keterampilan mereka dapat memenuhi tujuan perusahaan. Karyawan yang
mendapatkan kesempatan promosi akan merasa diberikan apresiasi
atas kerja kerasnya terhadap perusahaan. Karyawan juga akan merasa senang karena merasa dihargai oleh perusahan. Karyawan yang
merasa senang memiliki perasaan positif terhadap pekerjaannya dan terdorong untuk selalu bekerja keras.
Selain itu, perusahaan juga memberikan gaji sesuai dengan pekerjaan dan kemampuan masing-masing karyawan. Ketika gaji dan
upah yang diterima karyawan dirasa sudah sesuai dengan apa yang mereka inginkan maka dapat menurunkan keinginan karyawan untuk
keluar dari perusahaan. Kesesuaian pemberian gaji dan upah sangat penting agar karyawan merasa sesuai dan puas dengan apa yang telah
mereka lakukan untuk perusahaan. Dapat diartikan dengan karyawan menerima gaji yang tinggi maka semakin rendah tingkat karyawan
yang keluar dari perusahaan. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan
karyawan perusahaan lebih sering mengadakan pelatihan bagi karyawan dimana pelatihan itu juga akan berguna untuk pencapaian
tujuan perusahaan. Peran atasan supervisi yang mendukung akan mendorong karyawan terbentuknya kepuasan kerja. Karyawan PT.
Kajima Indonesia cenderung merasa senang bila mempunyai atasan yang memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan terhadap
pekerjaan mereka sendiri dengan begitu karyawan akan merasa lebih bertanggungjawab. Sikap positif dan dukungan motivasi dari atasan
akan memacu karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-
baiknya. Dengan adanya kepuasan kerja yang tinggi membuat karyawan menjadi terfokus pada usaha untuk mencapai hasil kerja
yang baik sesuai dengan tujuan perusahaan, sehingga menurunkan tingkat turnover intention karyawan.
Kepuasan kerja karyawan memberikan sejumlah konsekuensi ketika karyawan puas dengan pekerjaan mereka dan juga konsekuensi
ketika karyawan tidak puas dari pekerjaan mereka. Ketidakpuasan kerja yang dialami oleh karyawan dapat ditunjukkan dalam beberapa
perilaku seperti: Keluar exit adalah perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan
mengundurkan diri; Aspirasi voice adalah perilaku yang ditujukan dengan secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi,
termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja; Kesetiaan loyalty
yaitu secara pasif tetapi optimistis menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi dan manajemennya untuk melakukan
perbaikan atau hal-hal yang seharusnya dilakukan; Pengabdian neglect yaitu secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk,
termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, kurangnya usaha dan meningkatnya angka kesalahan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yaqin 2013 yang menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap
turnover intention dan hasil dari pengaruh komitmen organisasi