dapat mencegah karyawan pergi meninggalkan perusahaan untuk berada dalam posisi yang aman.
3. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap
Turnover Intention
Menurut Mobley et al 1978 keinginan pindah kerja intention turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja
dari pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri. Mowday et al 1982
dalam Meyer Allen 1991 mendefinisikan komitmen organisasi secara mendasar dibagi dalam komitmen sikap dan komitmen perilaku.
Komitmen sikap didefinisikan sebagai sebuah sikap yang ditujukan pada proses dimana orang mulai berpikir hubungan mereka dengan sebuah
organisasi. Hal ini juga dapat diartikan sebagai pola pikir dari individual yang merasakan secara dalam bagaimana mereka menilai diri dan tujuan
mereka apakah sejalan dengan kehendak dan tujuan organisasi atau tidak. Sedangkan komitmen perilaku berhubungan dengan sebuah proses dimana
seseorang terkunci dalam sebuah organisasi karena kondisi tertentu dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi
didalamnya. Dalam penelitian sebelumnya menurut Sutanto dan Gunawan 2015
menunjukkan adanya arah negatif dari variabel kepuasan kerja dan komitmen
organisasional terhadap
turnover intention.
Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maupun komitmen
organisasi akan berdampak baik terhadap perusahaan yaitu penurunan turnover intention, namun sebaliknya jika kepuasan kerja dan komitmen
organisasi rendah maka akan berdampak negatif terhadap perusahaan yaitu tingkat turnover intention yang tinggi.
Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasiakan berdampak atau menimbulkan peningkatan keinginan
karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Dengan adanya kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang tinggi, maka akan mengurangi turnover
intention. Sehingga, dengan adanya pemberian gaji yang adil dan sesuai dengan beban kerja yang diterima karyawan juga sistem promosi jabatan
dan kenaikan jabatan yang tersistem dengan jelas serta adanya hasrat atau keinginan karyawan untuk tetap bertahan di dalam perusahaan maka akan
mengurangi turnover intention karyawan di PT. Kajima Indonesia.