14
sel-sel  otot  polos  yang  mampu  meningkatkan  jumlah  serta ukurannya  selama  kebuntingan  berlangsung.  Di  antara  kedua
lapisan tersebut terdapat  lapis vascular  yang mengandung arteri besar,  vena  serta  pembuluh  limfe.  Pembuluh  darah  tersebut
memberikan  darah  pada  endometrium  Dellman  and  Brown, 1992: 515
3 Perimetrium
Perimetrium  atau  tunika  serosa  terdiri  dari  jaringan  ikat longgar  yang dibalut oleh mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot
polos  terdapat  dalam  perimetrium.  Banyak  pembuluh  darah, pembuluh  limfe  dan  saraf  pada  lapisan  ini.  Perimetrium,  lapis
memanjang  dari  miometrium,  dan  lapis  vaskular  dari miometrium,  seluruhnya  berlanjut  dengan  bangun  ligamentum
uterus Dellman and Brown, 1992: 515.
c. Fungsi Uterus
Fungsi uterus adalah, sewaktu perkawinan, kontraksi uterus mempermudah  pengangkutan  spermatozoa  ke  tuba  fallopi.
Sebelum  implantasi,  cairan  uterus  menjadi  medium  blastosit. Sesudah  implantasi,  uterus  menjadi  tempat  pembentukan  plasenta
dan  perkembangan  fetus.  Saat  partus,  kontraksi  uterus  berperan besar Suhandoyo dan Ciptono, 2008: 28.
15
d. Pengaruh Hormon pada Endometrium
Perubahan siklik pada lapisan endometrium diatur oleh aksi dari
hormon-hormon hipotalamus-hipofisis-gonad.
Aktivitas hipotalamus  dipicu  oleh  rangsangan  lingkungan  luar  dan  kadar
hormon  estrogen  di  dalam  sirkulasi  darah.  Produsen  utama  dari hormon  betina  adalah  ovarium  dan  hormon  yang  bekerja  pada
seksualitas  betina  adalah  estrogen  dan  progesteron.  Estrogen bekerja  untuk  merangsang  pertumbuhan  dari  endometrium  dan
mioetrium. Peningkatan  dalam  sintesis  reseptor  progesteron  di  dalam
endometrium  dipengaruhi  hormon  estogren  yang  mengakibtkan progesteron  dapat  merangsang  endometrium  tetapi  setelah
endometrium tersebut dirangsang oleh estrogen terlebih dahulu. Terdapat  rangsangan  dari  hormon  yang  disekresikan  oleh
hipotalamaus  dalam  proses  produksi  hormon-hormon  tersebut, antara  lain  FSH-RH  dan  LH-RF.  FSH-RH  Follicle  Stimulating
Hormone -Releasing  Hormone  bertugas  untuk  merangsang  FSH
untuk  disekresikan.  FSH  berfungsi  merangsang  pembentukan folikel sampai folikel tersebut masak tetapi tidak menyebabkan sel
telur  ovulasi.  Folikel  tersebut  mensintesis  dan  mensekresi penmbentukan estrogen, saat fase folikel ini bertepatan dengan fase
proliferasi  pada  uterus,  peningkatan  kadar  estrogen  merangsang endometrium  untuk  menebal  dan  memiliki  banyak  pembuluh
16
darah.  Sedangkan  LH-RF  Luteinizing  Hormone-  Releasing Factor
berfungsi untuk merangsang sekresi dari LH. LH berfungsi untuk  melakukan  rangsangan  pada  sel  granulosa  dan  techa  folikel
ovarium  untuk  memproduksi  hormon  estrogen,  produksi  LH  yang semakin  banyak  diikuti  oleh  produksi  estrogen  yang  semakin
banyak  pula.  Pertumbuhan  dari  folikel  ovarium  dirangsang  oleh FSH yang disekresikan oleh hipofisa Yatim, 1992: 106-108
Kerja  dari  semua  hormon  yang  terdapat  pada  ovarium merupakan  rangsangan  dari  lobus  anterior  hipofisis,  hal  ini
mengakibatkan  lapisan  uterus  yang  paling  dalam  mengalami perubahan  struktural  secara  teratur.  Hormon  estrogen  akan
mempengaruhi  endometrium  dan  miometrium  yang  merupakan lapisan penyusun dari uterus Sugiyanto, 1996: 20-30.
Estrogen  adalah  salah  satu  dari  hormon  reproduksi  betina yang  disekresikan  oleh  sel-sel  granulosa  folikel  ovarium  dengan
struktur  yang  tersusun  atas  18  atom  C,  gugus –OH  fenolik  pada
atom  C-3,  cincin  A  yang  bersifat  aromatik  dan  tidak  memiliki gugus  metil  pada  atom  C-10.  Bentuk  dari  hormon  estrogen  yang
terdapat pada tubuh hewan betina berupa estradiol 17- β, estron dan
estriol, tetapi hormon estrogen  yang lazim dijumpai dalam jumlah yang  cukup  tinggi  dan  sesuai  dalam  tubuh  adalah  estradiol  17-
β Dellman and Brown, 1992