17
Gambar 5. Struktur Kimia Estrogen Suherman, 1995:11 Hormon estrogen berasal dari sel-sel techa interna yang
dapat memberikan efek berupa umpan balik positif maupun negatif. Apabila kadar dari hormon estrogen rendah maka terjadi
sintesis FSH merangsang dan menghambat sintesis dari LH, inilah yang disebut dengan umpan balik positif. Sedangkan umpan balik
negatif terjadi apabila kadar hormon estrogen tinggi maka akan menghambat dan menghentikan sintesis FSH dan merangsang
sintesis dari LH Partodiharjo, 1982: 135-136. Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan
endometrium. Hormon ini juga meningkatkan sintesis reseptor progesteron di endometrium sehingga progesteron mampu
mempengaruhi endometrium
hanya setelah
endometrium dirangsang oleh estrogen. Progesteron bekerja pada endometrium
yang telah dipersiapkan estrogen untuk mengubahnya menjadi lapisan yang mengandung banyak nutrisi bagi ovum yang sudah
dibuahi. Di bawah pengaruh progesteron, jaringan ikat
18
endometrium menjadi longgar dan edematosa akibat penimbunan elektrolit dan air, yang mempermudah implantasi ovum yang
dibuahi. Progesteron juga mempersiapkan endometrium untuk menampung embrio yang baru berkembang dengan cara
merangsang kelenjar-kelenjar endometrium agar mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar sehingga menyebabkan
pertumbuhan pembuluh darah endometrium. Progesteron juga menurunkan kontraktilitas uterus agar lingkungan pada uterus
tenang dan kondusif untuk implantasi serta pertumbuhan embrio Sherwood, 2001: 713-714.
Estrogen berfungsi untuk manifestasi fisiologik dari uterus, mempengaruhi pertumbuhan lapisan endometrium pada uterus,
perunahan secara histologis pada epitelium vagina selama siklus estrus, mengontrol sekresi hormon pituitary FSH dan LH dan
berpengaruh pada pertumbuhan kelenjar mamae pada mamalia Suhandoyo dan Ciptono., 2009: 34.
e. Siklus Endometrium
Endometrium mempunyai dua daerah berbeda baik bentuk maupun fungsinya. Daerah yang pertama merupakan lapis
superfisial disebut dengan zona fungsional, yang mengalami perusakan sebagian atau seluruhnya selama masa estrus, fase
reproduksi atau daur haid dapat hilang pada beberapa spesies. Daerah kedua merupakan suatu lapisan dalam tipis atau disebut
19
sebagai zona basalis, yang akan tetap bertahan sepanjang daur. Zona ini berguna untuk menggantikan zona fungsional ketika zona
fungsional hilang. Bagian superfisial yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel-sel
jaringan ikat seperti makrofag, fibroblast dan sel mast terdapat di bawah epitel zona fungsional. Sedangkan jaringan ikat ikat longgar
yang mengandung sedikit sel dibandingkan lapis superfisial terdapat pada bagian dalam zona fungsional Brown, 1992: 512-
514. Terdapat tiga fase yang terjadi pada endometrium, yaitu
fase proliferasi, fase sekresi atau fase luteal dan fase menstruasi. Fase proliferasi terjadi bersamaan dengan perkembangan folikel
dan pembentukan estrogen pada ovarium. Proliferasi sel terus berlangsung dengan ditandai adanya mitosis pada sel epitel dan sel
kelenjar. Kelenjar nampak lurus dan lumen uterus sempit pada akhir masa proliferasi. Dilanjutkan dengan fase sekresi yang
diawali setelah ovulasi, pada fase ini hormon yang berpengaruh adalah hormon progesteron yang disekesikan oleh korpus luteum.
Progesteron berfungsi untuk merangsang sel kelenjar untuk mengeluarkan sekret. Di akhir fase sekresi, terjadi kematian
endometrium akibat dari dinding arteria spiralis yang mengalami kontraksi, menutup aliran darah dan akhirnya menimbulkan
iskemia. Deskuamasi endometrium dan konstriksi arteria spiralis
20
menyebabkan munculnya perdarahan pada fase ini, keadaan ini disebut fase menstruasi, dimana lapisan endometrium berkurang
sehingga hanya menyisakan lapisan basal Sugiyanto, 1996:20-21. D.
Hemoglobin 1.
Pengertian
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa
pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb100 ml darah dapat digunakan sebagai
indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah Supariasa, et al., 2001: 145. Gambar dibawah menunjukkan satu dari empat rantai heme
yang berikatan bersama-sama membentuk molekul hemoglobin Guyton and Hall, 1997.
Gambar 6. Struktur Dasar Molekul Hemoglobin Guyton and Hall, 1997.