18
3. Klasifikasi Anak Tunanetra
Anak tunanetra dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat ketunaan pada indra penglihatannya dariyang ringan sampai yang
berat. Klasifikasi tunanetra menurut Widdjajantin dan Hitipeuw 1996: 7 dikelompokan berdasarkan tingkat ketajaman penglihatan melalui
Snellen tes dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: a Tunanetra 66m –
616m atau 2020 feet – 2050 feet; b Tunanetra 620 m sampai 660
m atau 2070 feet sampai 20200 feet; c Tunanetra 660 m lebih atau 20200 feet lebih d Tunanetra visus 0. Lebih lanjut dapat dikaji
sebagai berikut: a.
66 m –616 m atau 2020 feet –2050 feet atau tunanetra ringan Mempunyai artibahwa orang awas dapat membaca baris pertama
papan Snellen pada jarak 6 sampai 16 m atau 20 sampai 50 kaki sedangkan penyandang tunanetra hanya dapat membacanya pada
jarak 6 meter atau 20 kaki. Pada tingkat ini sering dikatakan sebagai tunanetra ringan atau bahkan masih dapat dikatakan
normal ini karena hambatan penglihatan yang dimiliki orang tersebut masih dapat diatasi dengan alat bantu lihat, sehingga
mereka masih mampu mempergunakan peralatan pendidikan pada umumnya.
b. 620 m sampai660 m atau 2070 feet sampai20200 feet
Mempunyai artibahwa orang awasdapat membaca papan Snellen pada jarak 20 sampai 60 m atau 70 sampai 200 kaki sedangkan
19
penyandang tunanetra hanya dapat membacanya pada jarak 6 meter atau 20 kaki. Pada tingkat ketajaman ini sering disebut
dengan tunanetra kurang lihat atau low vision atau disebut juga partially sight ataupun tunanetra sedang. Hal ini terjadi karena
mereka masih mampu melihat dengan bantuan kacamata sehingga masih bisa mengikuti dan mempergunakan peralatan pendidikan
dengan menggunakan kacamata. c.
660 m lebih atau 20200 feet lebih Artinya orang awas dapat membaca pada jarak 60 matau lebih
200 kaki sedangkan penyandang tunanetra hanya dapat membacanya pada jarak 6 meter atau 20 kaki. Pada tingkat inidapat
dikatakan penyandang tunanetra beratkarenabesarnya hambatan yang dimiliki dalam indra penglihatan dan sudah tidak bisa dibantu
dengan alat bantu kacamata sehingga untuk mengikuti pembelajaran sudah harus menggunakan huruf Braille. Taraf ini
masih mempunyai tingkatan yaitu: masih dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, masih dapat melihat gerakan tangan, hanya
dapat membedakan terang dan gelap. d.
Mereka yang memiliki visus 0 yang artinya penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar, sering disebut buta total,
tingkat terakhir ini sudah tidak mampu melihat rangsangan cahaya.
20
Heri Purwanto 1998: 49 mengklasifikasikan tunanetra berdasarkan tingkat ketajaman penglihatannya, yaitu buta dan buta
sebagian. Di bawah ini akan dikaji mengenai buta dan buta sebagian. a
Buta Seseorang masuk kategori buta apabila sudah tidak dapat
melihat sinar atau cahaya walaupun telah menggunakan alat koreksi, mereka belajar membaca dan menulis sepenuhnya
menggunakan huruf atau tulisan Braille. b
Buta Sebagian Seseorang dikatakan buta sebagian atau sering disebut
dengan istilah low visionadalah seseorang yang memiliki sisa penglihatan namun sudah tidak mampu lagi digunakan untuk
membaca tulisan awas standar tanpa alat bantu. Mereka masih mungkin untuk membaca tulisan awas yang diperbesar dan dengan
bantuan peralatan khusus.
B. Tinjauan Pembelajaran