penilaian dan memastikan apakah mereka akan menanamkan modalnya di Indonesia atau tidak. Para investor akan selalu memperhatikan fluktuasi PMA dari tahun ke
tahun sehingga mereka dapat memperbandingkan dan menganalisis perkembangan PMA di Indonesia dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1997, PMA di Indonesia bernilai 33832,5 jutaUS namun stabilitas perekonomian dan politik di Indonesia mulai terganggu. Hal ini
mengakibatkan PMA pada tahun 1998 berkurang secara drastis di Indonesia. Pada tahun 1999, PMA di Indonesia juga berkurang dari 13563,1 juta US pada tahun
1998 menjadi 10890,6 juta US. Namun pada tahun 2000 PMA di Indonesia meningkat menjadi 15413,1 juta US. Hal itu disebbkan karena tahun 2000
perekonomian Indonesia mulai normal dan membaik. Namun pada tahun 2001 FDI di Indonesia mengalami penurunan sebesar 369.2 juta US menjadi 15043.9 juta US.
Hal itu disebabkan karena sebagian investor asing belum percaya sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia. Begitu juga antara tahun 2002 – tahun 2005 dimana FDI di
Indonesia berfluktuasi.
4.7. Stabilitas Perekonomian dan Politik di Indonesia Dummy variable
Salah satu faktor yang juga sangat mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Indonesia adalah stabilitas perekonomian dan politik di Indonesia. Hal ini dapat kita
lihat dimana antara tahun 1986-1992 PMA di Indonesia terus mengalami
Universitas Sumatera Utara
peningkatan. Pada zaman orde baru pada interval tahun tersebut pemerintahan di Indonesia masih berjalan lancar di bawah Presiden Soeharto. Pemerintah masih
mampu meyakinkan investor asing agar ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Namun pada tahun 1998 FDI di Indonesia mengalami penurunan yang sangat tajam
dimana pada saat itu Presiden Soeharto lengser dari jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia. Hal itu dilatar belakangi oleh gerakan mahasiswa yang telah
menyadari bagaimana pemerintahan Soeharto yang sebenarnya. Kenaikan harga secara umum terjadi di Indonesia dan nilai tukar rupiah menurun drastis terhadap
nilai mata uang asing. Terjadi kerusuhan di berbagai kota besar di Indonesia terutama di Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas perekonomian dan politik di
Indonesia mengalami gangguan yang sangat berarti. Melihat situasi ini, investor asing segera menarik kembali modal mereka dari Indonesia karena mereka tidak percaya
terhadap pemerintah Indonesia, dan terjadilah capital outflow yang cukup besar di Indonesia. Maka penulis membuat variabel dummy yang menggambarkan stabilitas
perekonomian dan politik di Indonesia. Perkembangan
stabilitas perekonomian dan politik di Indonesia selama 20
tahun antara 1986 – 2005 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Perkembangan Stabilitas Perekonomian dan Politik di Indonesia
Tahun Dummy 1986 1
Universitas Sumatera Utara
1987 1 1988 1
1989 1 1990 1
1991 1 1992 1
1993 1 1994 1
1995 1 1996 0
1997 0 1998 0
1999 0 2000 1
2001 1 2002 1
2003 1 2004 1
2005 1
Penulis memberikan nilai 1 dimana stabilitas perekonomian dan politik di Indonesia mendukung peningkatan PMA di Indonesia, nilai 0 dimana stabilitas
perekonomian dan politik di Indonesia tidak mendukung peningkatan PMA di Indonesia. Antara tahun 1986-1995 stabilitas perekonomian dan politik di Indonesia
masih lancar dan kondusif. Pada tahun 1996 sudah mulai muncul tanda-tanda negatif bahwa pemerintahan presiden Soeharto mengalami masalah. Tahun 1997-1999
perekonomian di Indonesia mengalami kehancuran dan tahun 1998 adalah puncaknya. Nilai tukar rupiah mengalami penurunan. Sebenarnya hal ini tidak terjadi
di Indonesia saja namun di Asia Tenggara. Sehingga Indonesia terkena dampak dari resesi di Asia Tenggara domino effect. Terjadi kenaikan harga yang tinggi dan
dampak dari hal itu adalah kerusuhan di mana-mana terutama ibukota Jakarta. Pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 2000-2005 stabilitas perekonomian dan politik di Indonesia mulai normal dan berjalan dengan kondusif.
4.8. ANALISIS DAN PEMBAHASAN